10. Baikan

1.3K 201 25
                                    

Taeyong telah mempersiapkan makan malam dan bersiap untuk memanggil kedua putranya. Ia mengernyit saat melihat Haechan muncul dengan sedikit menundukkan wajahnya.

"Haechan? Kenapa Mark tidak diajak juga? Cepat panggil kakakmu!" Perintah Taeyong kepada putra bungsunya itu.

"Ibu saja yang memanggilnya, biar Haechan yang mengambilkan makanan untuk kak Mark." Jawab Haechan pelan.

Haechan mengambilkan nasi dan lauk ke piring Mark. Sebenarnya ia melakukan ini untuk menghindari Mark karena ia tahu Mark sedang marah padanya.

Haechan mendongak mendapati Taeyong yang kembali namun tidak bersama Mark.

"Kakakmu tidak ingin makan, sepetinya dia bersedih lagi. Kau tahu kenapa?" Tanya Taeyong khawatir.

Haechan berdeham, bingung dengan jawaban yang harus ia keluarkan.

"Cepat makan ya, setelah itu bujuklah Mark supaya mau makan. Ibu tahu Mark pasti akan luluh karenamu," ucap Taeyong berharap.

"T-tapi.. B-baik ibu." Jawab Haechan gugup sambil menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya. Sebenarnya ia tak yakin, mungkin yang ada Mark justru akan mengusirnya nanti.

Haechan menarik nafasnya sebelum memasuki kamar Mark, rasanya kali ini ia gugup sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haechan menarik nafasnya sebelum memasuki kamar Mark, rasanya kali ini ia gugup sekali. Padahal ia sudah terbiasa keluar masuk kamar milik kakaknya, namun kali ini berbeda.

Mata Haechan menangkap Mark yang sedang bersila di lantai dengan sebuah buku di tangannya. Bisa dipastikan Mark pasti sedang membaca.

"Kak Mark," Haechan gugup, takut ia tak akan direspon oleh Mark.

Dan benar saja, Mark tidak merespon ucapannya sama sekali, bahkan ia mengabaikan kedatangannya dan hanya terfokus pada buku di tangannya.

Dengan keberanian yang telah ia kumpulkan, Haechan memegang tangan Mark dan akhirnya Mark menolehkan pandangannya walaupun tidak tepat ke arahnya.

"Kak Mark makan ya?"

Haechan menarik buku dari tangan Mark dan menggantinya dengan piring yang sudah berisi nasi dan lauk.

Mark hanya diam sambil menatap kosong kedepan.

"Kak Mark ingin Haechan yang menyuapi kakak?"

Haechan mengambil piring itu kembali ke tanganya dan bersiap untuk menyuapi kakaknya.

"Kak Mark, buka mulutmu." Perintah Haechan, namun Mark tetap saja diam.

"Kak, ayo makan. Aku mengambilkan ini khusus untuk kak Mark. Kalau kak Mark tidak makan, nanti Haechan sedih."

Haechan menurunkan bibirnya, pertanda sedih. Kali ini ia benar-benar merasa bersalah karena telah membuat Mark marah kepadanya.

Tak disangka, Mark langsung membuka mulutnya dan menerima suapan nasi dari Haechan. Hal itu tentu saja membuat Haechan kembali menaikkan bibirnya dan tersenyum.

"Kak Mark ingat tidak? Dulu saat Haechan masih SD, kak Mark selalu menyuapiku kalau aku tidak mau makan. Kak Mark pasti memaksaku dengan berbagai cara, dan akhirnya berakhir kak Mark yang menyuapiku." Haechan tertawa mengingat masa kecilnya.

"Terakhir kali kak Mark menyuapiku saat upacara kelulusan SD. Setelah itu kak Mark bilang kalau aku sudah besar, jadi harus membiasakan untuk makan sendiri." Haechan menghapus air matanya yang tiba-tiba saja terjatuh dengan sendirinya.

"Sekarang aku sudah SMA, dan sekarang aku yang menyuapi kak Mark--"

"--aku ingin mengulang masa itu, saat kak Mark masih menyuapiku."

Mark meraba tangan Haechan, mengambil sendok untuk diisi nasi dan lauk.

"Haechan, sekarang buka mulutmu, pesawat akan lewat," ucap Mark menirukan dirinya dulu saat bersama Haechan kecil.

Awalnya Haechan hanya mematung. Ia menahan air matanya saat Mark mengucapkan kalimatnya. Ia tak menyangka bahwa Mark akan melakukannya, apalagi Mark sedang marah padanya.

Akhirnya Haechan membuka mulutnya dan menerima suapan itu dengan senang hati. Haechan tak sanggup menahan air matanya, mencoba tak mengeluarkan isakan didepan Mark, namun ia gagal.

Ia menangis sekarang.

"Kak Mark, maaf atas kejadian tadi siang. A-aku menyesal, hiks.."

"Kak Mark jangan marah padaku, maafkan Haechan. H-haechan  salah," ucap Haechan yang masih terisak.

Mark memeluk Haechan tulus. Dirinya ikut menangis karena Haechan, namun kali ini bukanlah tangisan karena kecewa.

"Kak Mark mau kan memaafkan Haechan?" Tanya Haechan ragu-ragu.

"Haechan tidak salah. Aku mengerti perasaanmu tadi." Jawab Mark sambil mengusap kepala adiknya.

"Sudah, jangan menangis lagi. Aku jadi ikut menangis karena dirimu," lanjutnya.

"Kita sekarang berbaikan kan?" Tanya Haechan memastikan.

Mark menganggukan kepalanya yang dibalas dengan Haechan yang mencium pipinya. Keduanya kini tertawa sambil menghapus air mata masing-masing.

"Kak, nanti aku boleh kan tidur besama Kak Mark?"

Mark terkekeh. "Kau ini manja sekali, ada apa dengan kamarmu?"

"Aku hanya ingin tidur bersama kak Mark. Malam ini saja." Haechan memohon, ia benar-benar ingin tidur bersama Mark untuk malam ini.

"Baiklah, aku akan mengabulkan permintaan adik kesayanganku ini," balas Mark yang seketika membuat Haechan tersenyum lebar.

Sesuai dengan permintaan, Haechan kini telah menempati tempat tidur milik sang kakak.

"Haechan, jangan lupa berdoa," ucap Mark yang telah memejamkan matanya.

"Aku berdoa supaya nanti aku memimpikan kak Mark."

"Eyy.. Kenapa aku? Mimpikan saja pacarmu. Siapa namanya? Jeno?" Mark tertawa.

"Jeno bukan pacarku," ucap Haechan sebal.

"Aku tidak ingin pacar, aku hanya ingin kakakku selalu dalam keadaan sehat, selalu tersenyum dan tertawa tanpa terbebani oleh apapun," lanjut Haechan yang membuat Mark tersenyum.

Mark memeluk Haechan supaya anak itu bisa cepat tidur, dan Haechan pun balas memeluk Mark. Akhirnya kakak dan adik tersebut pun tertidur dengan nyaman, tanpa adanya lagi pertengkaran.




















Baru nyadar kalo book ini udah lama banget nggak diupdate hngg :"

Udah jamuran kali ya :")

Ada yang masih ingat jalan ceritanya kah?

Kalo lupa, baca ulang yaw :" itupun kalo kalian nggak keberatan :")

Jangan lupa klik ikon bintang dibawah ya~ sekali klik aja udah cukup^^
Thank you~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Étranger ㅡ LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang