7. Ingin Bertemu

1.1K 247 55
                                    

Taeyong turun dari bus yang mengangkutnya menuju tempat kerjanya. Berkutat dengan mesin jahit dari pagi hingga petang bukanlah pekerjaan yang mudah. Butuh konsentrasi dan ketelitian untuk bisa menjadikan sepotong kain hingga menjadi sebuah pakaian.

Seringkali punggung dan bahunya terasa sakit, matanya pun terasa pedih, namun hal itu takkan menjadikan Taeyong menyerah. Baginya, jika ia tak seperti ini, bagaimana keluarganya bisa makan sesuap nasi.

 Baginya, jika ia tak seperti ini, bagaimana keluarganya bisa makan sesuap nasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu?"

Taeyong mendongak, mendapati putra sulungnya berjalan pelan ke arahnya.

"Ibu disini, Mark."

Mark mengikuti arah suara Taeyong lalu duduk di sampingnya.

"Ada apa?" tanya Taeyong sambil mengelus surai hitam milik Mark.

Tanpa menjawab, Mark sedikit menggeser posisinya ke belakang. Tangannya meraba bahu Taeyong lalu memijatnya pelan.

"Ibu pasti lelah ya?" tanya Mark pelan.

"Lelah itu pasti. Tapi lelahku seketika hilang saat aku pulang kerumah melihatmu dan- dimana Haechan?"

"Dia sedang belajar di kamarnya."

"Minggu depan dia ujian dan SPP harus lunas sampai bulan ini. Tapi Haechan belum membayar selama 3 bulan." jelas Mark.

Sebenarnya ia tidak tega untuk memberitahu Taeyong akan hal itu, tapi harus bagaimana lagi.

"Iya, ibu mengerti. Akan ibu usahakan supaya Haechan bisa melunasi SPP-nya dan mengikuti ujian dengan tenang." Taeyong menunduk.

"Andaikan ayah masih ada." gumam Mark.

"Aku rindu ayah." lanjutnya.

Taeyong membalikkan badannya menghadap Mark lalu menggenggam tangannya.

"Ibu juga. Tapi ayah sudah bahagia disana."

"Kira-kira ayah sedang apa ya? Apakah benar ayah baik-baik saj-"

Tok.. tokk...

Ucapan Mark terpotong oleh suara ketukan pintu dari luar.

"Sebentar ya," Taeyong segera berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Selamat malam, tante." sapa Lucas. Tak lupa ia menampilkan senyumnya.

Taeyong tersenyum dan mempersilahkan Lucas untuk masuk.

Lucas berdeham untuk menghilangkan kegugupannya.

"Sebenarnya, saya kesini ingin bertemu dengan Mark." ucap Lucas to the point.

"Tidak.. Aku tidak mau.." ucap Mark sambil mengepalkan tangannya saat Taeyong memberitahunya bahwa Lucas ingin bertemu dengannya.

"Suruh dia pergi, bu. Usir dia!"

Étranger ㅡ LumarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang