🎗EMPAT. Degupan?

26 6 0
                                    

Tercium aroma tanah yang habis di guyur hujan. Sepertinya hujan kemarin sore berlanjut hingga malam hari.

Saat ini seorang cowo sedang duduk di bangku meja makannya untuk menikmati sarapan bersama anggota keluarganya.
"Ky, gimana kegiatan di sekolah?" Tanya Bayu- ayahnya Grady. "Ya gitu, Yah. Kayak hari-hari biasa. Sama aja, gak ada yang beda." Jawab Grady.

Cuman satu yang beda Yah, Rizky ketemu sama seorang cewe yang beda dari yang lain. Dia yang bikin beda yah.-gumam Grady dalam hati.

Dia melirik jam tangan nya yang melingkar di tangan kanannya, dia hampir telat menjemput seseorang. Lalu ia menyudahi kegiatan sarapannya.

"Ayah-ibu, Rizky berangkat dulu ya." Sambil mengambil tas nya yang ia taruh di sofa ruang tamu
"Bukanya jam masuknya masih lama ya?" Tanya Bayu.
"Ehm-ehmm ini mau ke rumah temen dulu. Iya mau ke rumah temen." Grady gugup sambil menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal
"Oh gitu, yaudah hati-hati ya." Ucap Alya-Ibunya.
"Iya, Bu. Rizky berangkat dulu Assalamu'alaikum." Sambil mencium punggung tangan Ayah-Ibunya.
***

Tettt... tett...

Terdengar begitu nyaring bel rumahnya, cepat-cepat gadis itu membuka-kan pintu. Sangat malas saat ia membuka pintu, karena siapa pun orang nya, ia sudah merusak acara sarapan gadis itu pagi ini.

"Assalamu'alaikum." Salam orang yang ada di balik pintu itu sambil menunjukkan senyum manisnya.

Huwaaa.. moodbooster gue- pekik cewe itu seneng, hampir saja ia kelepasan ingin memeluk seseorang yang menjdi Moodbooster nya.

"Wa'alaikumssalam. Tumben pagi-pagi ke rumah, ada apa?" Tanya sang pemilik rumah.
"Mau jemput nyokap lo." Jawab tamu yang sedang mengunjungi rumah Adsila.
"Hah? A-ada hubungan apa lo sama nyokap gue?" Jawab gadis itu kaget.

"Lu liat gak sih, gue pake baju apa?"
"Seragam SMA."
"Tuh tau kan."
"Terus lu kesini mau ngap-"

"Siapa sil? Suruh masuk aj." Tanpa Kirana tau, dirinya sudah memotong pembicaraan anaknya dengan tamu nya
"Masuk dulu yuk, Grad." Mengajak Grady masuk sambil menarik jari telunjuk Grady.

"Grad? Rizky! Bukan Grady! Special buat lo." Ucap Grady sambil tersenyum. "megang nya jangan kayak gini ya. Kayak gini aja." Sambung Grady sambil membenarkan genggaman tangan Adsila dengan dirinya.

Anjayyyy.. pagi pagi gue udah kena serangan jantung

"Bun, Yah. Kenalin ini Grady, dia temen sekelas Sila." Ucap Adsila memperkenalkan Grady kepada kedua orang tuanya. Grady langsung menyalimi kedua orang tua Adsila dan melemparkan senyum ramahnya.
Kedua orang tuannya sejak tadi hanya fokus ke objek yang menjadi pusat perhatian mereka.
"Temen apa demen?" Ledek Kirana.
"Temen, Bun." Jawab Adsila, sejak tadi ia tidak menyadari bahwa saat ini ia sedang menggenggam tangan Grady.
"Ekhem. Itu apaan?" Mata Fadhil melirik ke objek yang menjadi pusat perhatiannya

"Mmm... Bukan apa-apa, Yah." Jawab gugup Adsila dengan langsung melepaskan genggaman tanganya dari Grady.
"Ohh gitu." Jawab Ayahnya tak percaya.
"Grady udah sarapan?" Tanya Kirana kepada Grady, karena ia tau anak perempuannya kini sedang menahan malu, makanya ia mengalihkan pembicaraan.
"Ohh udah tadi di rumah, tante." Tak lupa selalu menampilkan senyum ramahnya.

"Ayah-Bunda, udah siang nih, takutnya telat. Sila berangkat dulu ya, Assalamu'alaikum." Ucap Adsila sambil mencium punggung tangan Fadhil dan kirana, lalu diikuti oleh Grady.

Sumpah dengan cara Grady menggenggam tangan gue, jantung gue berdetak kencang banget. Gradyyy, masih pagi lo udah bikin jantung gue gak sehat tau gak- Mendumel di dalam hati.
***

༺⛤Ubi Amor Ibi Dolor⛤༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang