🎗ENAM. Salting

24 4 0
                                    

"Siap-siap sekarang buruan! Jam setengah delapan gue ke rumah lu!."

"Mau ngapain emang?"

"Lo mau ke rumah Adsila gak?"

"Ngapain emang?"

"Tadi gue denger, Adsila sama temen-temennya mau main ke rumah Adsila."

"Terus?"

"Ya.. lo gak mau ikut gitu?"

"Itu urusan mereka! Biarin! Lu jangan ganggu kesenangan mereka! Kalo Quality time lu sama sahabat-sahabat lu di ganggu dengan kehadiran sesosok orang lain yang gak di undang ikut gabung sama lo, lo kesel gak?"

"Hmmm.. kesel sih"

"Yaudah. Jangan ganggu Quality time orang lain."

"Waduhh.. big bos marah. Yaudah gue gak jadi ke rumah lu. Lu sekarang gak usah siap-siap deh, terserah mau ngapain."

"Ya emang gak siap-siap. Orang gue lagi main gitar di balkon."

"Sorry banget ganggu lo. Sorry ya."

"Selow aja..gue tutup ya."

"Iya."

Tut...

Akhirnya Grady mengakhiri panggilan dari Ryan, sahabatnya.
Sejenak ia berfikir, Adsila lagi sama temen-temennya? VidCall bisa kali ya?!

Lalu ia bergegas menata rambutnya supaya tidak berantakkan.
                             ***

Kini 4 orang gadis itu sudah berada di dalam kamar Adsila. Tampak beda keadaan kamar Adsila saat ada temen-temennya dan saat tidak ada temen-temennya. Tampak berantakan saat mereka hadir di kamarnya. Tapi, Adsila tak ambil pusing akan hal itu, ini lah yang dia inginkan. Kekonyolan teman-temannya, ke akraban teman-temannya dengan keluarganya. Adsila senang akan hal itu.

"Sil, kalo di pikir pikir lucu juga ya, Arya pernah nembak lo." Ucap Kei membuka pembicaraan yang lebih serius.

"Berisik lu!" Kesal Adsila sambil melempar kacang yang sedang ia pegang saat ini.
"Kenapa lu tolak, Sil?" Ledek Lara sambil tersenyum jahil ke arahnya.
"Lo ga tau apa? Waktu dia nembak gue, posisinya itu, gue abis putus sama laki-laki brengsek itu. Dan masa pas dia nembak gue, langsung gue terima sih? Kan seakan-akan gue kayak yang murahan banget. Kayak lo gak tau Arda siapa." Adsila masih emosi mengingat peristiwa itu. Tetapi teman-temannya menganggap itu hal lucu.

"Tapi setiap kalian ketemu, kok kayak mantan gitu ya?" Ledek Lara lagi. "Kan mantan calon pacar, La." Kini Neysha pun ikut meledek Adsila.
"Kalian!!!" Kini Adsila tak bisa membendung rasa kesalnya.

I'm sorry if I say, "I need you"
But I don't care, I'm not scared of love
'Cause when I'm not with you I'm weaker
Is that so wrong? Is it so wrong
That you make me strong?

Terdengar nada telepon Handphone  milik Adsila berbunyi, ia cepat-cepat mencari handphone nya yang berada di antara tumpukan makanan yang berserakkan di atas kasur, dan karpetnya itu.

Ketemu. Adsila cepat-cepat mengecek siapa yang menelponnya. Shit! Grady VidCall. Gue harus rapih. Dengan cepat ia menjauh dari teman-temannya, dan sesegera mungkin ia membuka jendela balkonnya.

Dengan tangan yang gemetar dan detak jantung yang tidak stabil, Adsila menggeser tombol hijau di layar Handphone nya untuk menjawab panggilan tersebut.

"Hai." Sapa Grady hangat dari arah sana.

"Hai."

"Lama banget ngangkatnya?"

༺⛤Ubi Amor Ibi Dolor⛤༻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang