"Itu tidak lucu, Yuki-chan." Zayn berdecak cukup keras dan Yuki tau itu berarti Zayn kesal.
Namun Yuki tetap memasang senyum polos yang membuat Zayn kehilangan kata-katanya. Mata Yuki yang bulat dan kecil memang benar-benar menunjukkan gadis ini berasal dari Asia. Lebih tepatnya Jepang, tempat asal ibunya. Sementara rambutnya brunette dan di potong sebahu merupakan satu-satunya yang menunjukan gadis itu keturunan papanya.
Zayn terkadang sering tanpa sadar mengamati setiap jengkal wajah unik Yuki. Alis mata yang tidak terlalu tebal, bulu mata panjang yang lentik, serta bibir merah muda tipis yang dimiliki gadis itu. Dan saat Zayn tersadar nantinya, ia akan menunduk dan perlahan tesenyum kecil. Seperti yang dilakukanya sekarang.
"Kenapa melihatku begitu?" Yuki menaikkan sebelah alis.
"Tidak apa," Zayn menggeleng pelan, kali ini senyuman di wajahnya lebih lebar. "kau cantik, Yuki-chan." sambungnya.
Yuki menunduk malu, membiarkan rambutnya menutupi pipinya yang mulai memanas. "Kau juga, Zayn." ucap Yuki pada akhirnya.
Zayn melemparkan tatapan sebal kearah Yuki, "Hei, aku ini tampan. Bukanya cantik." Yuki tertawa renyah kemudian meralat perkataanya. "baiklah pria tampan." balas Yuki sambil menjulurkan lidah, membuat Zayn mengacak rambut gadis itu sambil tersenyum lebar.
"Aku sebaiknya pulang. Ini sudah larut." Zayn melihat jam tanganya kemudian berdiri dengan cepat. "Ibu pasti akan memarahiku nanti." gerutunya.
Yuki terlihat merasa bersalah, "Maaf aku jadi merepotkanmu. Harusnya aku tidak menyuruhmu datang kesini tadi." kata gadis itu dengan nada menyesal.
"Tak apa, Yuki. Bukan masalah besar, aku bisa menangani hal itu." Zayn tersenyum manis. "Oh, temani aku ambil tas di dalam, mau tidak?" pinta Zayn. Yuki menangguk kemudian mereka berjalan bersama-sama memasuki rumah Yuki.
"Ini ambil payung." ucap Yuki tiba-tiba saat Zayn sudah mengambil tasnya dan kini mereka berdua berada di depan pintu.
Zayn tertawa kecil, "Langit cerah bertabur bintang begini untuk apa payung?" Ia mengernyit heran.
"Akan hujan, Zayn." balas Yuki cepat. Zayn bisa melihat sorot mata penuh keyakinan gadis itu.
"Kau bukan peramal cuaca, Yuki-chan." kata Zayn sabar. Zayn sudah tau sejak lama kalau Yuki sangat defensif terhadap pendapatnya dan Zayn sudah memaklumi hal itu.
Yuki menggeleng pelan. Ekspresi wajahnya terlihat seperti anak kecil yang minta di percayai kalau ia melihat sesuatu di lemari pakainya. "Memang bukan, tapi aku tau. Jadi pakai payung ini atau kau akan terkena demam tinggi besok." ucap Yuki dengan nada yang mulai terdengar sebal.
Akhirnya Zayn Malik mengalah dan melemparkan seulas senyum pada Yuki sambil meraih payung tersebut. "Baiklah, Yuki-chan. Sudah masuk sana, tidur ya. Take care selama aku tak disisimu." Zayn kemudian mengusap kepala Yuki dan menunggu gadis itu masuk ke dalam rumah dengan seulas senyum manis di wajahnya.
Zayn menatap payung di genggamanya dan berfikir sejenak tentang perkataan Yuki. Ia kemudian melihat langit yang cerah penuh bintang dan menggeleng pelan. Mungkin Zayn bilang ia akan membawa payung pada Yuki tadi,
Tapi Zayn memilih untuk meninggalkan payung itu di depan pintu dan melangkah pergi.
A/N
sebenernya ini sangat tidak penting auk ah gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
the oracle ★彡 z.m
Short Storythough yukiko evans saw it coming, it still hurts. © 2014 by elcessa All Rights Reserved