• san

2K 307 30
                                    


Zayn mengambil langkah lebar-lebar kearah Yuki yang sedang berdiri di depan lokernya dengan bibir dimajukan setengah senti. Sebenarnya Zayn ingin tertawa geli namun ia memutuskan untuk memasang ekspresi datar. "Yuki chaaaaaan." panggil Zayn dengan nada jahil.

Yuki melirik Zayn sesaat dengan tampang sedatar tembok kemudian kembali fokus membereskan lokernya. Zayn berdecak pelan, "Yuki, iya aku tau aku salah."

Gadis itu masih bergeming, bahkan tidak melirik ke Zayn sedikit pun. "Lain kali aku janji nurut deh. Aku kapok pergi kemarin sore. Mama dan papa ternyata pergi ke rumah nenek, terpaksa aku tidur di teras semalaman." ucap Zayn lagi dengan nada sememelas mungkin, berharap mendapat simpati Yuki--meskipun ia tau sulit kalau gadis itu sedang ngambek.

Yuki menutup pintu lokernya dengan suara keras. Seakan ia sengaja membantingnya kemudian menatap Zayn kesal. "Astaga Yuki-chan," Zayn mengerjap kaget. "maaf dong. Janji aku gak akan seperti itu lagi?" sambung Zayn sambil menyodorkan kelingkingnya ke depan wajah Yuki dan tersenyum manis.

Pada akhirnya gadis itu menyerah. Yuki memutar matanya dan mengaitkan kelingkingnya dengan Zayn. "Thanks God." gumam Zayn kemudian nyegir kuda kearah Yuki.

"Zayn Malik, kau itu orang paling keras kepala yang pernah ku kenal. Tau tidak?" Yuki berkata ketus sambil berjalan menjauhi Zayn.

Dengan terburu-buru Zayn mengerjar Yuki sambil terkekeh pelan. "Jangan marah lagi dong, Yuki-chan. Memangnya kau tidak kasian padaku?"

Yuki mencubit Zayn gemas saat pria itu berhasi menyusul langkahnya. "Apasih susahnya percaya padaku? Kau ini menyebalkan sekali."

"Aduh, aduh, sakit Yuki-chan." Zayn mengaduh pelan sambil melepaskan tangan Yuki yang dengan ganas mencubit bahunya. "Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau ku traktir makan siang?" tawa Zayn sambil mengerling.

Zayn tau kalau makan gratis, mana mungkin Yuki menolak. "Sialan kau Zayn Malik!" ucapnya ketus namun tidak bisa menyembunyikan seringai lebar di wajahnya. "Kalau makan gratis mana mungkin aku bisa menolakmu. Aku mau sushi." sambungnya lagi kemudian menarik Zayn keluar dari sekolah, menuju salah satu bistro kecil di dekat sekolah yang khusus menjual makanan Jepang.

*

"Kamu sudah dengar tentang study tour ke pantai itu?" tanya Zayn sebelum menyumpit ramen yang masih panas dan menyuapkan kemulutnya.

Yuki mengangguk. "Aku sepertinya tidak bisa ikut." tambahnya cepat.

Zayn menatap Yuki yang sedang menyuapkan sushi ke mulutnya dengan heran. "Kenapa?"

"Kata Okaasan tidak boleh." Yuki mengangkat bahu kemudian kembali asik melahap sushi dihadapanya. Zayn sendiri tidak terlalu menyukai sushi. Ia lebih memilih makan ramen atau udon. Sejujurnya lidah Zayn sendiri masih belum terbiasa dengan makanan Jepang, namun 2 tahun lalu--demi Yuki--perlahan ia mencoba untuk menyukainya.

"Oiya, Zayn?" panggil Yuki ragu-ragu. Gadis itu sendiri kini sudah menghabiskan makananya. Ia kemudian mendorong piringnya menjauh dan menatap Zayn serius.

Zayn menatap Yuki dengan senyum kecil di bibirnya. "Ada apa, Yuki-chan?"

Yuki menggigit bibir sebelum menarik nafas berat. "Aku tau ini akan terdengar sangat egois, tapi bagaimana kalau kamu juga tidak usah ikut study tour itu?" Boom, lagi-lagi kau terlihat aneh, batin Yuki.

Zayn mengernyit heran, "Loh, kenapa?" tanya pria itu langsung.

Bukan rahasia kalau Zayn merasa Yuki sering melarangnya melakukan sesuatu. Dan bukan rahasia juga kalau Zayn selalu melakukan apa yang Yuki larang. Zayn sendiri bingung kenapa ia melakukanya, namun ia tidak mau ambil pusing.

"Um," Yuki tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak merasa gugup. "aku punya firasat buruk, Zayn."

Dan hal itu memang benar. Yuki tau pasti ada satu hal yang akan terjadi di acara study tour itu nantinya. Hal yang terlihat wajar namun merupakan permulaan dari serangkaian hal buruk lainya.

"Tolonglah, Zayn, aku melarangmu kan ada alasanya." Aku belum siap kehilangan kamu, batin Yuki. Ditatapnya Zayn dengan harap-harap cemas, jantung gadis itu serasa berdetak berkali-kali lebih cepat. Ia bahkan bisa merasakan tanganya mendadak dingin.

Zayn terlihat menimbang sesaat kemudian pria itu mengangguk kecil. "Akan ku pertimbangkan." ucap Zayn dengan senyum maklum.

Yuki menghela nafas lega, mengira kalau semuanya sudah aman. Paling tidak ia bisa tidur dengan tenang malam ini.

Namun satu hal yang Yuki tidak ketahui, Zayn tak mengiraukan perkataan Yuki karena keesokan harinya, ia mendaftarkan namanya untuk mengikuti acara tersebut.

the oracle ★彡 z.mTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang