Zayn Malik menatap gadis yang sedang bersandar di bahunya dan memainkan jemarinya di rambut gadis itu. Sore ini ia sedang berada di flat Rere karena mereka berjanji menonton DVD. Hampir genap empat bulan ia bersama Rere dan Zayn pasti bohong jika Zayn berkata ia tidak bahagia.
Maksudnya siapa sih yang tidak suka bersama Rere yang super supel dan selalu lucu? Rere sendiri menurut Zayn sangat pengertian dan manis. Hubunganya dan Rere benar-benar sempurna sampai-sampai ia ragu kalau ini bukan mimpi.
"Hoam..." Rere mengangkat kepalanya lalu menguap dan menyandarkan kepalanya di dada Zayn.
Zayn mengusap pipi Rere perlahan. "Filmnya boring ya, Rere-chan?"
Rere tersenyum pasrah, "Sedikit sih."
Zayn baru saja akan membuka mulut untuk bertanya saat tiba-tiba saja ponsel pria itu berbunyi nyaring. Ia kemudian meraih ponselnya dan mengernyit melihat nama yang tertera di layar, Yuki chan.
"Siapa, Zayn?" tanya Rere sambil berusaha melirik layar ponsel Zayn. Gadis itu kemudian memutar mata tanpa sepengetahuan Zayn saat melihat tulisan di layar.
Dengan cepat Rere meraih ponsel Zayn dan menyembunyikanya di belakang punggung gadis itu. "Aku tidak suka kau menerima telfon dari gadis lain saat aku ada di depanmu." katanya sambil cemberut.
Zayn sendiri sekarang menyeringai lebar. Ia berusaha meraih ponselnya di belakang tubuh Rere namun Rere menjulurkan lidah. Dan sedetik kemudian tanpa ampun Zayn meluncurkan jurus kelitikan maut yang membuat Rere langsung tertawa lebar sambil terus berusaha menjauhkan ponsel Zayn dari pemiliknya.
"Zayn," panggil Rere di sela tawanya. "hentikan. Oh, astaga, hahaha, aku serius." Rere berusaha menjauh dari Zayn namun sayangnya sofa yang mereka duduki tidak memiliki posisi strategis agar gadis itu bisa kabur.
Dan entah bagaimana ceritanya tiba-tiba Zayn sudah menindih Rere di bawah tubuhnya dalam posisi berbaring. Rere terkikik pelan menatap Zayn yang wajahnya hanya beberapa senti diatas Rere.
"Sayang, Yuki-chan itu sahabatku." kata Zayn lembut.
Rere kembali memberengut kesal dan sukses mengingatkan Zayn akan Yuki saat sedang kesal. Gadis itu juga pasti akan cemberut seperti Rere. "Aku tau, Zayn." Rere kemudian melingkarkan lenganya di leher Zayn dan tersenyum jahil. "Tapi apa harus ya dia selalu menelfonmu? Maksudku kau kan-"
Kata-kata Rere terpotong begitu saja saat Zayn tiba-tiba mengecup Rere singkat. Membuat wajah Rere berubah menjadi tomat rebus. "Rere-chan, apa susahnya bilang kalau kamu cemburu?" Zayn menyeringai nakal.
Rere memutar mata, "Aku tidak cemburu."
"Aw, really?" goda Zayn membuat Rere mau tak mau tersenyum lebar.
"Yah, mungkin sedikit." Rere nyengir kuda sementara Zayn tersenyum penuh pengertian padanya.
"Rere-chan," ucap Zayn dengan nada manis dan menatap langsung ke mata Rere. "Yuki memang sahabatku. Tapi hanya sebatas itu. You know that i'm glad i have you and i will never trade you for the world. 'Cause the world mean nothing to me but you, Rere chan, always mean something more to me."
Rere mengerjapkan matanya tak percaya. Pria di pelukanya ini benar-benar manis. Tapi Rere bersumpah ia tidak boleh terlalu terhanyut. Ia harus bisa mengontrol perasaanya. Dengan senyum lebar Rere kemudian memeluk Zayn erat-erat. "I do too, Zayn." gumamnya di telinga pria itu.
Dan tanpa sepengetahuan Zayn, senyum miring tercetak di wajah gadis itu.
*
Yuki menatap layar ponselnya gemas. Damn you, Zayn Malik, batinya. Hampir empat bulan Zayn berhubungan dengan Rere dan bahkan sejak hari pertama mereka pacaran Zayn langsung meninggalkan Yuki begitu saja.
Awalnya Zayn sulit untuk diajak keluar bersama namun lama-lama Zayn bahkan tak menegurnya lagi di sekolah. Yuki benar-benar kesal setengah mati. Ia bingung harus kesal pada siapa. Pada Rere yang dari dulu memang punya hobi merusak hidupnya atau pada Zayn yang ia kira sahabat terbaiknya namun tiba-tiba meninggalkanya begitu saja.
Dengan kesal Yuki melemparkan ponselnya ke kasur dan berjalan kearah meja belajarnya. Ia kemudian menarik salah satu laci dan mengeluarkan kotak berwarna merah marun dengan pita silver dari dalam dan mendengus kesal.
Perlahan ia membuka kotaknya dan mendapati tumpukan foto serta beberapa barang lainya. Ia meraih selembar foto yang berisi dua orang anak berusia sekitar dua belas tahun memegang kincir angin mini di bawah pohon sakura yang sedang gugur.
Yuki dapat melihat dirinya sendiri dengan rambut beterbangan dan gigi ompong, berbanding terbalik dengan sosok di sebelahnya yang meskipun masih kecil terlihat anggun dan cantik. Ia bergeming sesaat. Kenapa masa-masa menyenangkan itu harus berakhir begitu cepat?
Yuki menghela nafas berat dan bergumam tanpa ia sadari. "Rere-chan, kenapa jadi begini? Harusnya kau tidak pernah menganggap apa yang ku punya ini kelebihan yang pantas kau inginkan. Kalau aku bisa memilih, aku memilih terlahir normal saja. Aku capek, Rere-chan."
a/n
haaaaa the boys udah empat tahun aja ya:') rasanya baru kemarin mereka pake poni unyu:'3 semoga bisa terus bareng di fandom terus sukses ya:'3
oiya sejauh ini menurut kalian gimana...elsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
the oracle ★彡 z.m
Short Storythough yukiko evans saw it coming, it still hurts. © 2014 by elcessa All Rights Reserved