Komen yang banyak biar update tiap hari
**
Aderine tidak menyangka, hari minggunya yang indah telah di rusak oleh kehadiran dua laki-laki rupawan, yang sayangnya memiliki sifat yang sangat dibenci olehnya itu.
Di mana salah satu laki-laki itu mendapat gelar Raja Es Balok, sementara yang satunya lagi mendapat gelar Raja Gombal darinya.
Seharusnya Aderine sudah bisa menebak kalau hal ini akan terjadi. Beberapa hari tak keluar dari rumah, membuat Aderine melupakan fakta jika ia masih satu kompleks dengan Alden. Ya, meski selama ini mereka jarang bertemu di luar kampus. Maksudnya, intensitas pertemuan Alden dan Aderine terjadi di kampus, di luar itu mereka sangat jarang bertemu.
Saat hari minggu seperti ini, Aderine tidak akan keluar rumah. Hanya sesekali saja, jika benar-benar darurat. Gadis itu lebih memilih menonton film horor atau drakor koleksinya, atau jika koleksi filmnya sudah habis ia tonton, Aderine akan mengajak Naima untuk pergi ke mall, dan membeli koleksi film yang baru.
Aderine kembali mendengkus lirih saat mengetahui Alden masih mengikutinya. Parahnya, Sean malah menanggapi ucapan Alden yang terkesan menyebalkan bagi Aderine tersebut. Sialnya lagi, Aderine selalu gagal melepaskan diri dari zona dua laki-laki itu. Entah sadar atau tidak, sedari tadi Sean menggenggam tangan Aderine, seakan tidak mau membiarkan Aderine beranjak dari sisinya, walaupun itu hanya beberapa jengkal saja. Aderine merasa nyaman dengan genggaman Sean.
"Om, Om nggak ada niat buat nikah lagi?" Itu pertanyaan yang entah ke berapa, yang Alden lontarkan pada Sean. Aderine membatin jika laki-laki yang pernah menyatakan perasaan padanya itu tidak memiliki hati. Belum kering kuburan istri Sean, dan dengan tampang sok polosnya Alden bertanya apakah Sean akan menikah lagi atau tidak. Benar-benar tidak memiliki perasaan orang bernama Alden itu.Laki-laki yang kini berusia 21 tahun tersebut, sepertinya memang sengaja mengajak Sean berbicara agar bisa lebih lama berdekatan dengan Aderine. Kapan lagi? Pikir Alden licik.
"Ada." Hanya jawaban singkatlah yang Sean berikan.
Tidak terkesan marah meski pertanyaan yang teman kuliah istrinya itu, masuk ke ranah sensitif. Meski begitu Sean juga tidak berusaha menunjukkan keramah-tamahannya pada Alden.
"Sama siapa Om?" Tanya Alden dengan nada antusiasnya.
Dengan tidak acuh, Sean menjawab, "Jodoh saya."
"Om Sean mah, ditanya juga. Ya kan, jodoh itu dicari dan diperjuangin Om, nggak mungkinlah jodoh dateng sendiri. Maksud saya itu, Om udah ada belum kandidatnya? Kalau belum ada, saya bisa bantu nyariin," ucap Alden lagi diimbuhi dengan kekehan khasnya.
Alden semakin menjadi saja, apa pria itu tidak berpikir jika Sean baru kehilangan belahan jiwanya? Ya Tuhan, terbuat dari apa hati Alden? Apakah dia memang tidak peka atau pura-pura tidak peka?
Sean mengerutkan keningnya singkat, kemudian hanya mengangguk tak acuh. Meski ia merasa sedikit dongkol dengan pertanyaan Alden.
Bagaimana tidak dongkol? Dingin-dingin begitu Sean juga memiliki perasaan. Sean mencintai Rihanna. Sangat. Sampai detik ini pun rasa cintanya terhadap Rihanna masih ada, dan laki-laki itu masih merasa kehilangan terhadap meninggalnya sang istri. Jika bukan karena wasiat terakhir sang istri, Sean tidak mungkin menikahi Aderine. Dan bahkan, laki-laki itu tidak memiliki niatan untuk menikah lagi.
"Kok nggak dijawab pertanyaan saya? Masa pertanyaan gampang gitu, Om nggak bisa jawab? Katanya IQ Om Sean tinggi," cibir pria bernama lengkap Alden Brawijaya itu tanpa malunya. Sikap Alden memang menyebalkan bagi siapapun yang mengenal pria itu, namun biar begitu Alden juga sosok yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Daddy Be Hubby [Terbit]
Romance"A-aku ingin kalian menikah." Aderine Jiyana, tidak pernah menyangka akan berada di posisi itu. Saat di mana, Ibu angkatnya yang tengah meregang nyawa, meminta dirinya untuk menikah dengan laki-laki berperingai dingin dan selalu bersikap datar pada...