Chafter 4

1.4K 156 4
                                    

"Park Luhan!! Bangunlah kau harus sekolah hari ini!!" Teriak seorang namja tinggi yang memiliki telinga seperti peri. Berulang kali namja tinggi itu mengetuk pintu berwarna pink didepannya, berharap si pemilik kamar mau keluar dan menjawab perkataannya.

Namun hingga ketukan yang kesekian kalinya pun si pemilik kamar masih tidak menunjukan batang hidungnya, yang membuat namja tinggi yang berstatus sebagai kakak dari seorang Park Luhan itu menggerutu kesal.

"Hyung! kenapa masih ada disini? bukankah seharusnya Hyung ada dikantor saat ini" tanya seorang namja manis yang baru keluar dari kamarnya yang berhadapan dengan kamar Luhan.

"Ya, seharusnya memang begitu jika saja noona-mu yang keras kepala itu mau keluar dari kamarnya" Jawab Chanyeol, namja tinggi yang memiliki telinga peri itu kesal. Sedangkan yang lebih muda, hanya menganggukan kepalanya seraya berlalu begitu saja yang mengundang teriakkan dari Hyung-nya.

"Ya!! Tidakkah kau mau membantu Hyung tampan mu yang tengah kesulitan ini Park Jisung!!"

"Itu bukan urusanku, Hyung yang diberi tugas oleh mama untuk membangunkan Luhan noona bukan aku" Jawab namja manis yang dipanggil Park Jisung, mengangkat bahunya tidak perduli.

"Tapi Hyung ada rapat pagi ini, Sungie. Jadi bisakah kau membangunkan noona-mu, Hyung harus berangkat sekarang" Ucap Chanyeol memasang wajah memohonnya agar adik laki-lakinya itu mau membantunya.

Namun bukannya tergoda untuk menolong Hyung-nya yang kelebihan kalsium itu, Jisung malah tertawa saat melihat wajah memohon Chanyeol yang terlihat sangat menggelikan.

"YA!! Bukannya membantu kau malah menertawakanku?! Kemari kau anak nakal!!" Teriak Chanyeol yang kini tengah mengejar Jisung yang berlari ke lantai bawah. Meninggalkan Luhan yang sudah keluar dari kamarnya dengan wajah tertekuk.

"YA! Park Jisung berhenti kau disana!!" Teriak Chanyeol lagi berulang kali tanpa berhenti mengejar adik bungsunya itu, yang membuat Haechul yang tengah menyiapkan sarapan tertawa.

"Lulu kenapa dengan wajahmu??" Tanya Haechul saat melihat anak perempuan satu-satunya itu menekuk wajahnya. Luhan tidak menjawab apapun, tapi gadis itu langsung menghampiri ibunya itu dan memeluknya erat.

"Mama bisakah Lulu tidak sekolah hari ini? Lulu merasa badan Lulu sedikit demam" Ucap Luhan dengan nada manja, berharap wanita yang telah melahirkannya itu mengijinkannya untuk tidak sekolah.

Tapi bukannya usapan sayang dan nada perhatian yang ia dapatkan, melainkan jeweran telinga yang membiatnya menjerit kesakitan. Mendengar teriakkan Luhan, kedua kakak beradik itu menghentikan kegiatan saling kejar mengejar mereka dan tertawa bersama saat melihat wajah kesakitan Luhan.

"Mama!! Neomu Appa, Lepaskan!!"

"Tidak, sebelum kau berhenti berpura-pura sakit lagi agar Mama mengijinkanmu untuk tidak sekolah" Jawab Haechul yang hapal dengan kebiasaan putrinya yang selalu berpura-pura sakit saat tidak ingin sekolah.

"Tapi Lulu benar-benar sedang sakit, jika Mama tidak percaya Mama bisa mengeceknya sendiri" ucap Luhan yang masih mengaduh kesakitan karena Haechul tak kunjung melepas jeweran ditelinganya.

Haechul mengecek suhu tubuh Luhan dengan menempelkan tangnnya didahi dan leher Luhan, dan ternyata suhu tubuh putrinya itu memeang sedikit panas. Sedangkan Luhan memasang wajah lemasnya untuk menyempurnakan rencananya agar ia tidak bisa ikut berkemah hari ini.

Baru saja ia akan berbicara lagi betapa lemasnya ia hari ini, agar rencananya benar-benar berhasil. Tapi ia kalah cepat dengan Adik bungsunya yang mengadukan kebohongannya.

Love Or Hate (Hunhan GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang