Chafter 2

1.7K 173 5
                                    

Luhan menundukan kepalanya disepanjang jalan dengan tangan yang masih digenggam Sehun, sedangkan laki-laki tinggi yang memiliki rahang yang tegas itu hanya fokus melihat ke depan dengan wajah datarnya. Untung saja siswa dan siswi lainnya sudah pulang, jadi hanya ada mereka dan beberapa siswa yang sedang berlatih basket dan paduan suara.

Luhan masih menundukan kepalanya saat mereka sampai diparkiran, namun gadis itu langsung mengangkat kepalanya saat Sehun menyodorkan sebuah Helm berwarna biru padanya.

"Pakailah" ucapnya datar. Luhan hanya menatap Helm itu tanpa ada niatan untuk mengambil atau bahkan memakainya. Gadis bermata rusa masih bergelut dengan pikirannya antara  mengikuti kata hatinya yang menyuruhnya untuk pulang bersama Sehun, atau mengikuti pikirannya untuk menolak Sehun dan pergi menemui Mingyu yang mungkin sudah menunggunya.

"Helm diciptakan untuk dipakai bukan untuk ditatap Park Luhan" ucap Sehun yang membuat Luhan tersadar dari lamunannya.

"Maaf Sehun, tapi aku sudah ada janji dengan Mingyu dan aku bukanlah tipe orang yang suka melanggar janji. Jadi sekali lagi maafkan aku, karena tidak bisa pulang bersamamu, aku pamit" Jawab Luhan akhirnya mengikuti pikirannya, karena jika ia mengikuti kata hatinya maka ia akan terus terjebak dengan perasaan Cintanya pada Sehun.

Sehun masih diam dengan tangan yang masih mengangkat sebuah Helm berwarna biru yang tadi ia sodorkan pada Luhan. Rahangnya tiba-tiba saja mengeras, dan entah mengapa emosinya terpancing tanpa alasan. Rasanya ia ingin memukul seseorang atau lebih tepatnya memukul Mingyu yang sudah berani mendekati Luhan.

'Ahh, ada apa denganku? Kenapa aku jadi emosi hanya karena laki-laki hitam itu mendekati Luhan. Kau sudah punya Irene, Sehun. Dan yang kau cintai itu Irene bukan Luhan'_Sehun.

***

"Mingyu!!" Panggil Luhan saat melihat Mingyu yang tengah duduk dimotor besar miliknya.

Merasa ada yang memanggil namanya Mingyu pun melihat kearah sumber suara, wajahnya yang tadinya kusut sekarang berubah menjadi cerah saat melihat orang yang memanggil namanya.

"Maaf membuatmu menunggu" ucap Luhan merasa bersalah, Mingyu menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku juga baru tiba disini" bohongnya.

Luhan tersenyum manis yang membuat jantung Mingyu semakin berdetak kecang.

"Kita akan kemana??" Tanya Luhan setelah ia duduk dimotor Mingyu.

Mingyu tidak menjawab, ia hanya menyuruh Luhan untuk duduk manis dibelakangnya dan  berpegangan dengan erat karena ia akan segera melajukan motornya. Setelah 20 menit perjalanan akhirnya Mingyu menghentikan motornya disebelah bukit yang terlihat sepi.

"Kenapa kita berhenti disini??" Tanya Luhan lagi, namun Mingyu tetap tidak menjawabnya  dan menyuruhnya agar turun dari motor. Tanpa banyak bicara, Luhan pun hanya menurutinya.

"Kajja" ajak Mingyu mengulurkan tangannya, dengan ragu Luhan menyambut uluran tangan itu dan tanpa diduga Mingyu malah menarik tangannya dan menyuruhnya untuk berlari ke bukit yang tidak terlalu tinggi disamping mereka.

Setelah sampai dipuncak bukit Mingyu melepas genggaman tangan mereka, dan merentangkan tangannya  saat angin menerpa tubuh keduanya. Sedangkan Luhan hanya diam dan memperhatikan Mingyu yang sepertinya sangat menikmati angin yang menghembuskan rambut serta pakaiannya itu.

"Ku tau Lu?" Ucap Mingyu tiba-tiba membuat Luhan jadi gugup karena ketahuan memperhatikan Mingyu.

"Apa?"

Love Or Hate (Hunhan GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang