AWAL

22 6 0
                                    

Jam yang masih Desti lihat terus berputar jam itu mengarah 06.51,sepeda yang di kayuh Desti  lumayan melajuh bahkan sulit menghentikan rem tapi ia tepat waktu.Disisi lain Desti menabrak seorang pria,pria tersebut tampak sedang omel-omel kurang jelas.Pria  tersebut  wajahnya sangat marah tapi Desti tetap santai,ia juga membantu pria tersebut.

"Sorry nggak sengaja tadi gue buru-buru gerbangnya mau ditutup soalnya"kata Desti dan mengulurkan tangannya agar pria tersebut bangkit dari tempat saat ia terjatuh.

"Nggak usah!Lo emang ya nggak punya mata"ketus pria tersebut dan mengempaskan tangan Desti dan Desti pun  terkejut.

"Gue'kan  udah minta maaf,lo kok jadi marah-marah gini"kata Desti dan mata pria itu mendongak tak peduli.

"Jangan tunjukin muka lo di depan gue,atau lo nyesal"ketus pria tersebut dan pergi meninggalkan gadis yang masih mematung bingung.

                          🌞🌞

Desti berjalan mencari tempat yang ia akan temui tapi mungkin sulit baginya,Desti terus mencari sambil melihat-lihat lingkungan sekolah barunya.Didepan koridor perpustakaan Desti menabrak seorang gadis berkucir kuda.

"Sorry.Sorry.Sorry gue nggak sengaja soalnya lagi buru-buru nyari ruang kepala sekolah"kata Desti dan tersenyum pada gadis tersebut.

"Nggak papa,Desti'kan ?"kata gadis tersebut dan menyakinkan Desti adalah teman SMPnya.

"Iya,Eka anak SMP kelas tiga satu'kan dulu ?"kata Desti dan mereka pun saling berbicara juga pergi ke ruangan kepala sekolah.

Desti di antarkan oleh kepala sekolah dan juga yang di ekori Eka,Desti adalah salah satu murid baru yang pindah karena biaya siswa pintarnya hingga masuk kesekolah faforit murid-murid lain bahkan ingin juga bersekolah disini tapi karena ekonomi jadi memungkinkan untuk tidak memilih tempat ini.Desti pun memperkenalkan diri pada teman-teman barunya,banyak juga yang memperhatikan dan beberapa juga tak peduli.

Desti duduk disamping Eka yang kebetulan sekelas dengannya,dibelakang sekali masih terlihat Satria sedang tertidur pulas walau ada guru yang sedang mengajar.Satu lagi,Satria adalah anak yang tidak berani ditegur guru bahkan kepala sekolah karena ayahnya salah satu dinator sekaligus yang memimpin sekolah ini,walau Satria memang tak pernah berbuat bolos,atau hal-hal yang melewati batas,walau tugas tidak pernah di kerja dan tidur didalam kelas.

Desti yang melihat siswa  yang tertidur pulas adalah orang yang tak asing,tapi ia tak peduli dengan siswa yang sedang tertidur.Jam pelajaran biologi pun selesai siswa yang masih tertidur beranjak pergi tepatnya sedang memainkan bola basket,tampah lelah ia terus bermain dan bola basket yang ia mainkan kini terkena  siswi yang sedang berjalan bersama siswi lainnya.

Bruuuuuk!!!!! suara bola basket mengenai kepala siswi tersebut.

Satria pun menggendong Desti ke ruang UKS,setelah diperiksa untungnya Desti tak bermasalah hanya saja pusing biasa.

"Lo kenapa sih!muncul muluh bikin sial aja tahu nggak"ketus Satria pada Desti dan tak dipeduli Desti,ia masih memegang kepalanya dan Eka memegang tubuh sahabatnya itu."Lo.Bilang teman lo kalau orang lagi omong jangan pura-pura budek deh"kata Satria dingin,dan beranjak pergi.

                           🌞🌞

Jam pulang pun tiba,Desti menelpon supirnya agar datang mengambil sepedanya karena ia harus pergi kerumah Eka untuk menanyakan sedikit  beberapa hal mengenai sekolah,yah walau bisa saling chatting tapi Desti ingin seperti itu karena ia ingin tahu secara langsung.

"Pak.Sepeda saya  tolong dimasukin ke bagasi,saya mau pergi sama teman ada kerja kelompok bilangin bunda sama ayah juga yah"kata Desti kemudian pergi menemui Eka.

                          🌞🌞

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang