10

12 3 2
                                    

Pukul  01.00 Satria,Romeo,dan Robi tengah berada dirumah Robi yang tak jauh dari sekolah.Satria dan Romeo memilih menunggu diteras depan rumah Robi,dan Robi yang sudah memakai swetear berwarna hitam dan celana trening hitam siap melakukan aksinya untuk masuk kedalam sekolah.Robi memilih meloncat pagar yang begitu sangat tinggi,tapi ia berhasil meloncat pagar.Ia berjalan dan berhasil masuk diruangan bu Rena,ia mulai mencari tetapi belum mendapatkan kertas berisi nama perserta.Satpam sekolah mulai menyenter ruangan guru,satpam mulai curiga,beliau mulai masuk.Untungnya Robi cepat sembunyi,setelah satpam pergi Robi pun keluar dari ruangan bu Rena,ketika Robi berjalan melewati perpustakaan wali kelasnya pak Andi dan bu Rena melihatnya tapi tidak mengenal wajah yang ditutup Robi.Robi mulai berlari,bu Rena dan pak Andi mengejar tapi tak mendapat Robi.Disatu sisi seorang pria sedang mengenakan swetear berwarna hitam dan celana jeans hitam tengah berlari,pasalnya ia sedang dikejar bu Rena dan pak Andi.

                             🌞🌞

"Gila coy,gue dikejar pak Andi sama bu Rena,anehnya mereka juga sedang kejar seorang cowok,gue juga nggak tahu siapa"ucap Robi ongos-ongosan.

"Siapa ya?"tanya Romeo yang sedang memikir.

"Kayanya gue tahu,pasti Sanril"ucap Satria sambil menatap kedua sahabatnya.

"Mungkin,tapi herannya kok Sanril tumben"ucap Romeo sambil menatap Robi yang terlihat masih ngos-ngosan.

"Pokoknya terus selidikin dia,gue nggak mau tuh anak nyakitin Desti"ucap Satria.

"Terus lo nggak nembak Desti?gimana keburu orang?yaelah lama benar"ejek Robi.

"Diam lo,lo emang cocok jadi emak-emak rempong"ejek Satria tak mau kalah.

                              🌞🌞

Disekolah,kepala sekolah berserta rekan-rekan guru mulai mengumpulkan seluruh siswa-siswi ditengah lapangan sepagi ini,membuat mereka makin takut dan panik apa yang sudah terjadi disekolah.

Kepala sekolah mulai memanggil Desti agar berdiri didepan dan berhadapan dengan 2.537 siswa-siswi,Satria yang tak terima pun ikut berdiri.Aksi Satria membuat rekan-rekan guru berserta siswa-siswi melihat kearah pria dan gadis yang tengah berada didepan.

"Apa namamu Desti?"tanya pak Beni sebagai kepala sekolah.

"Bukan pak,tapi pelakunya belum ketangkep kok bapak main nuduh"ucap Satria.

Desti hanya diam,malu apalagi Satria yang kini masih membelanya.Desti masih menunduk wajahnya kearah dasar lapangan.

"Ayo Des,kita pergi,ini bukan salah lo"ucap Satria dan menggenggam tangan Desti,berniat melangkah tapi Desti tak melangkah membuat Satria membalik badannya.

"Ini bukan salah lo,lagian mereka belum tahu siapa yang ngambil Des"ucap Satria tapi Desti hanya diam.

"Satria,sebaiknya kamu jangan ikut campur"tegas pak Beni.

"Maaf pak,tapi saya membela kebenaran"ucap Satria.

"Jangan sok jadi hero disini"tegas pak Beni lagi.

Terpaksa Desti harus mengikuti pak Beni diruang kepala sekolah,Desti hanya diam saat sedang dinasehat,Pak Beni terus-menerus menasehat.Satria yang hanya menunggu diluar,akhirnya benar-benar tak tahan.Satria pun masuk kedalam ruang kepala sekolah,Desti melihat aksi Satria yang sangat nekat,hanya merasa dirinya malu.

Sepulang sekolah,Desti berdiri didepan halte,ia tak sedang mengkayuh sepeda karena ban sepedanya ternyata bocor dan belum diperbaiki,ketika menunggu Desti melihat sosok yang tak asing mulai mengarah kearah dimana ia berdiri.

"Des,lagi nunggu angkot?nggak mau pulang bareng?atau gue nyari angkot nih?"tanya Satria kemudian turun dari motor sportnya.

"Des,yaudah gue nyari yah,soalnya gue tahu lo nggak mau dianter,gue nggak maksa"ucap Satria lagi.

Desti hanya diam,Satria pun memberhentikan angkot kemudian Desti menaiki angkot tersebut,Desti melihat Satria yang sedang mengikuti angkot yang ia sedang naik saat ini.

Senyum itu sangat jelas dimata Desti,Desti yang mulai merasa aneh langsung mengambil novel dan memandang novel tersebut tampah perduli Satria,Satria masih tersenyum melihat Desti yang masih asyik membaca.

Sesampai didepan pagar rumah Desti,Satria pun turun dari motornya,Desti hanya diam sejenak kemudian berbalik menemui Satria.

"Kenapa lo ngikut?rumah lo bukan disini?"ucap Desti.

"Gue tahu,gue cuman lihat lo aman,lagian nggak bisa?"ucap Satria dan tersenyum miring.

"Nggak usah,gue nggak butuh bantuan,lagian lo bukan siapa-siapa gue,pacar juga bukan"ucap Desti.

"Emang,tapi bakal kok jadi pacar,nggak lama"goda Satria dan Desti pun berjalan memasuki perkarangan rumahnya,ketika Satria melihat Desti yang sudah menjauh Satria pun mulai mengatakan.

"Gue bakal jadi pacar lo Des,gue janji bakal jagain lo,gue bakal pastiin itu"teriak Satria dan pria berparuh baya yang melihat Satria sedang berteriak langsung menegurnya.

"Mas-mas jangan teriak disini,pasar noh,ribut aja"ucap pria berparuh baya dan Satria menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menggangguk serta menundukkan kepala pada saat bapak tersebut menegurnya'maaf pak'.

Satria pun pergi meninggalkan perkarangan rumah Desti,Satria pun sampai dirumah.Satria melemparkan tasnya begitu saja disofa,dan merebahkan tubuhnya ditempat tidurnya.Mela pun memasuki kamar Satria,Satria pun bangun terkejut melihat sosok gadis yang masuk kedalam kamarnya.

"Butuh air putih,biar lebih fokus"ucap Mela sambil memberi senyum.

"Nggak,lagian siapa yang nyuruh lo masuk,keluar sana!"ketus Satria,Mela membuang nafas lalu berjalan keluar.

"Gue nunggu lo,lo ingat kita punya job hari ini"ucap Mela dan Satria pun menepuk jidatnya lupa.

"Bokap lo lagi keluar,besok baru balik kata asisten rumah tuh"ucap Mela lagi.

                           🌞🌞

Maya sedang memberi putrinya dengan sepiring nasi dan lauk-pauk,Desti pun menyatap makan tersebut.Maya yang melihat aksi putrinya yang sedari tadi hanya diam,Maya pun langsung membuka pembicaraan.

"Desti punya masalah?"tanya Maya sembari memberi segelas air minum.

"Nggak mah"jawab Desti singkat.

"Sekolah gimana?baik?"tanya Maya dan Desti pun berbatuk hampir keselak.

"Makannya pelan-pelan aja,lagian kamu pasti punya masalah'kan?"ucap Maya memastikan.

"Iya,tentang biaya siswa,kunci jawaban hilang Desti harus bertanggung jawab"ucap Desti.

"Tuh'kan mama bilang apa,lagian nggak usah ikut,mama bisa kok nyekolah kamu sampai ujung dunia bila perlu,terus gimana?"ucap Maya.

"Buruk"ucap Desti singkat dan Maya hanya menggelengkan kepalanya.

                        🌞🌞
           
             Happy reading💕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang