04

10 2 0
                                    

"Satria!siapa gadis yang membuat semua nilaimu jeblok?"ketus Bimo dan Satria hanya diam.

"Anaknya nilainya udah jeblok gampang juga,ngapain nyalahin anak orang"kata Karin sambil menatap Bimo kesal.

"Papa lagian gadis itu nggak salah,papa semuanya yang kuasai hidup aku bahkan kacau gara-gara papa"ketus Satria dan satu tampar pun melesat di pipi kanan Satria sontak membuat Karin terkejut.Karin pun menarik Satria agar masuk kedalam kamarnya.Satria terkejut ternyata papanya akan setegah itu,bahkan tamparan itu datang kembali.

Desti  memilih merebahkan tubuhnya ditempat tidur,ia tak percaya akan ada caci makian padanya,Pertama kalinya ia dimaki seperti ini.Wanita berparuh baya memasuki sebuah kamar,ia memilih duduk disamping putrinya sambil membelai rambut anaknya.

"Des,kamu kenapa?mama udah masakin makanan kesukaan kamu,ayo kita makan"kata Maya sembari membelai rambut Desti,putrinya.

"Iya,mama duluan aja sama papa akunya mau istirahat dulu"kata Desti sambil menarik napas.

                          🌞🌞

Desti memilih merebahkan kepalanya di kedua lipatan tangannya,terlihat lebih lesu.Eka yang melihat sahabatnya begitu bingung dengan tingkah sahabatnya.Eka mulai membangunkan Desti tapi Desti tak bergerak walau Desti kesal.

"Desti kita ke kantin,yuk?"kata Eka sembari membangunkan Desti."Atau mau nitip apa,gituh?"tawar Eka tapi tak berhasil membuat sahabatnya berkata.

Satria pun menghampiri Desti,membuat Eka beranjak meninggalkan keduanya.Satria masih menatap Desti yang terlihat lesu,Satria pun menaruh cilok dan segelas teh hangat,dan memegang bahu Desti ala-ala membangunkan.

"Gue udah bilang nggak mau,Ka"kata Desti dan terkejut melihat Satria yang tengah membangunkannya.

"Ngapain lo disini?"tanya Desti sambil mengusap wajah dan rambutnya.

"Gue lihat lo lesu,lagian gue udah bawa cilok lo makan ya?"kata Satria sambil mengacak rambut Desti.

"Nggak perlu,lagian gue nggak laper,lo bisa kok,pergi"kata Desti dingin.

"Lagian lo masih marah sama gue?"tanya Satria dan Desti hanya diam.

Desti masih diam,Satria pun pergi meninggalkan Desti agar memastikan Desti tenang.Pulang sekolah,Desti harus menunggu di halte agar mendapatkan angkot untuk pulang,Satria pun menghampiri Desti.Rupanya Desti sudah menaiki angkot,Satria pun ikut menaiki angkot dan duduk disebelah Desti,sedangkan motor Satria dibawa kedua sahabatnya,ya Romeo dan  Robi.

"Masih marah nih ceritanya?"tanya Satria dan Desti masih asyik membaca novel.

"Cantik banget marahnya"goda Satria tapi Desti masih tetap memilih diam.

Satria pun mengambil novel yang dibaca Desti,Satria penasaran kenapa ia selalu saja asyik membaca buku.

"Serius amat bacanya,nanti matanya sakit gimana?"kata Satria sambil melihat isi novel tersebut."Lagian lo bukan cewek nerd tapi kutu buku,nggak cupuh dan jelek kok"kata Satria dan Desti pun menatap Satria kesal.

"Apaan sih.Sini novelnya,lagian bisa nggak jangan ganggu gue baca"ketus Desti.

"Oke"kata Satria singkat.

Angkotnya sampai dihalte depan rumah Desti.

"Desti,gue nggak suka lo tatap gue kayak gituh"kata Satria dan Desti menarik napas sejenak kemudian mengembuskan,agar ia tenang.

"Satria.Gue bilang jangan ganggu gue.jangan urusin gue,dan jauhin gue"ketus Desti.

"Semuanya salah paham,dan lo harus tahu itu"kata Satria dan Desti pun meninggalkan Satria yang masih berdiri penuh kekesalan.

                              🌞🌞

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang