12 | past

14.9K 3.9K 434
                                    

jeno cuma bisa mengerucutkan bibirnya pasrah saat didorong-dorong oleh hina dan renjun untuk menghampiri saeron. jeno pengen nolak, tapi nggak enak. lagian, satu-satunya cara supaya saeron nggak ngerasa ada yang aneh di masa depan hanya ini, alias ngorbanin jeno.

"iya nying gak usah dorong-dorong juga." bentak jeno yang kesel sendiri.

"yaudah sana cepetan, kita nunggu disini ya." jawab renjun.

jeno pun mengangguk malas. cowok itu memasuki area sma inkigayo, sementara hina dan renjun mengintip dari balik gerbang sekolah.

bodo amat deh diliatin satpam juga, renjun nggak peduli.

sejujurnya renjun rada was-was kalau jeno yang nyamperin saeron. perasaannya gak enak. bukan karena apa-apa sih, tapi renjun takut saeron demen sama jeno pas ngeliat tuh anak. semua orang juga tahu kalau ketampanan jeno tuh di atas rata-rata, apalagi kalo udah senyum, renjun aja kadang suka lupa diri.

"lo napa sih? kok cemberut?" tanya hina heran, gadis itu mendekatkan dirinya ke renjun.

renjun menggeleng. "gapapa."

hina pun berdecak. "ck, gue tuh tau jun kalo lo ada apa-apa. ekspresi lo gak bisa bohong."

renjun yang tadinya gak peduli langsung natap hina serius. "emang iya yah?" tanyanya polos.

hina ngangguk yakin. "napa sih?"

"gapapa. gue cuma takut ketahuan si boss kalo bawa lo sama jeno ke masa lalu." jawab renjun bohong. padahal mah, si boss malah seneng kalo renjun bawa temen. katanya siapa tahu temen renjun ada yang mau jadi time traveller juga, gitu.

"terus gimana kalo ketahuan?? lo dipecat?! yaudah balikin gue ke masa depan jun!" pekik hina heboh. "kalo bisa pas gue udah gede, gue penasaran gue nikah sama siapa. terus habis itu kembaliin gue lagi ke masa yang seharusnya."

"yeee mupeng." ceplos renjun sembari menjulurkan lidahnya.

"eee kurang ajar."

baru aja renjun mau bales hina dengan sengit, jeno udah terlanjur datang dan misahin mereka berdua.

"ribut terusss." seru jeno. ia mengambil tempat diantara hina dan renjun.

"gimana? apa kata saeron?"

"disuruh nunggu di aula." jawab jeno seadanya.

"lama nggak?"

jeno mengangkat bahu. "wijennya lagi di kelas."

renjun mengangguk paham.

sementara hina menautkan alisnya bingung. "sampe sekarang, gue masih nggak ngerti kenapa namanya park wijen. emaknya ngidam minyak wijen apa gimana?"

:::


"jinyoung kan indigo, jaemin vampire, elo doraemon—"

ucapan hina dipotong oleh renjun.

"gUE BUKAN DORAEMON JIR YANG ELIT DIKIT NAPA SIH?!"

hina mendesis malas. "iyaiya, lo time traveller. sanha makhluk astral. kalo lo, apaan no?"

jeno menoleh, tapi bukannya menjawab, ia malah menimpali. "asal banget sanha dibilang makhluk astral."

hina nyengir. "hehehehe. sanha nggak jelas sih apaan, jadi sebut saja dia makhluk astral."

"lo sendiri apa, na?" cetus renjun yang tadi memperhatikan kata-kata gadis itu.

jeno menjentikkan jarinya. "nAh iya, lo apaan?"

"manusia lah. gue bukan siluman kayak lo lo semua ya."

"eanjir gue manusia yaa!!" seru renjun yang nggak terima dibilang siluman.

"gue juga manusia kaliii!!" lanjut jeno.

"iya iya manusia." hina ngangguk pasrah bertepatan dengan pintu aula yang dibuka oleh seseorang.

refleks, mereka bertiga yang tadinya duduk di bangku pun berdiri. tersenyum menyambut seorang gadis yang mereka yakini adalah park wijen.

"mau ikut mendaki ya?" tanyanya.

renjun langsung ngangguk. "iya."

"kalo boleh tahu siapa nama kalian? dari sekolah mana?"

"uhm anu, saya renjun. dia hina. yang ini jeno. kita dari sma showchampion."

wijen pun mengangguk. "kegiatannya dimulai besok, sebelum ke gunung kita kumpul dulu di rumah gue. oiya, ada biaya pendaftarannya ya. tapi itu ganpang, di bayar pas kegiatannya aja."

"oke oke." ucap hina. "alamat rumah lo dimana?"

"di perumahan brand new home blok A2 nomor 21." wijen memberi tahu. "kumpul jam 5 pagi, ya. ini barang yang harus dibawa." wijen menyerahkan sebuah kertas kepada jeno.

jeno pun menerimanya. "makasih, wijen."

"sama-sama."

"kalau gitu gue duluan ya, ditunggu guru." pamit wijen.

"iya iya gapapa."

setelah wijen pergi, mereka pun saling tatap.

"gimana cara bawa barangnya?" tanya jeno.

"udah disiapin sama bos. langsung ke hari h aja ya?"

jeno dan hina mengangguk.

renjun pun menekan remot kipas anginnya.

perché : [3] time traveller✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang