Duduk di taman ini memang tenang, jauh dari keramaian kota dan bersih.
Daun-daun berjatuhan dari pohon yang sudah terlihat tua. Tak lupa aku membawa sebuah novel dan buku catatan ketika ingin ku menulis sesuatu lengkap dengan alat tulisnya.
Taman ini dekat sekali dengan rumah, bisa di bilang masih area perumahan, namun memang sepi dan jarang orang kemari."Disini enak juga ya Dis" kata Memel sembari menemani ku duduk di bangku panjang.
"Iya, di sini seperti tempat yang nyaman banget ketika kamu ingin sendiri, kadang ketika hari cerah, duduk dan membaca disini berasa milik sendiri" ujarku kepada Memel sambil tersenyum dan menatap wajahnya.
"Enak juga ya kalau lagi galau disini, aku jadi ingin selalu menginap dirumah mu" kata memel sambil menatap ku.
"Ya begitulah, tapi kamu pasti akan galau ketika hujan tiba" jawabku
"Kok bisa? Kalau hujan kan jadi gak bisa ke taman ini" katanya penasaran.
"Aku masih ada tempat yang lebih indah ketika hujan dan malam tiba" kataku sambil berdiri dari bangku taman.
"Wah dimana itu? aku mau dong kesana" tanya dia sambil mengayunkan tanganku manja.
Tanpa berkata aku melihat ke arah rumahku, lalu aku tunjukan dengan jari, dimana tempat biasa aku menyapa hujan dan malam.
Memel masih penasaran dengan diam ku tanpa kata, lalu aku mencoba melangkahkan kaki ke arah rumah. Memel mengikuti ku dari belakang dengan langkah cepat tanpa kata.Kami telah sampai di rumah setelah puas menghirup suasana pagi yang indah di taman sebelah rumah.
Aku melihat selembar kertas berisi tulisan di atas meja ruang tamu.
Ternyata itu dari Ibu, sedari tadi sudah pergi mengantar Nenek ke rumah sakit untuk memeriksakan dan kontrol bulanan.Memel lansung menuju dapur dan mengambil segelas air putih, aku ajak dia ke lantai dua. Ku tunjukan tempat yang aku maksud ketika di taman tadi.
"Ini ruangan siapa Dis? Enak banget tempatnya" katanya kagum
"Ya, ini lah tempat yang aku maksud tadi. Itu jendela tempat ku biasa duduk sambil membaca sesuatu atau sekedar melihat hujan dari balik jendela" sambil ku duduk di dekat jendela.
Memel lansung menghampiri ku, menemaniku duduk di dekat jendela atap. Kami bercerita banyak hal hingga siang hari, lalu Memel beranjak pergi untuk pulang karena sudah sore hari.
"Aku balik dulu ya Dis, sampai bertemu besok di sekolah. Jangan lupa besok ujian" kata Memel sambil menyalakan sepeda motor matic miliknya.
"Oke, hati-hati di jalan" balasku sambil melambaikan tangan
"Salam ke ibu kamu dan nenek juga" katanya mengakhiri
Memel hanya tersenyum ke arah ku sambil pergi.
Tuing... tuing....
Hp ku berbunyi dari dalam rumah, aku segera masuk dan menutup pintu lalu menuju ruang tamu."Sore Gadis" begitulah isi pesan tersebut.
"Sore juga" balasku singkat
"Lagi apa Dis?" Tanyanya
"Ini lagi balas pesan kamu" jawabku sambil meminum air
"Oh begitu, sudah makan?" Tanya pesan tersebut
"Sudah tadi sama Memel" jawabku singkat
"Oke, jangan lupa belajar ya Dis. Besok ujian" balasnya lagi
"Iya, kamu juga ya Ron" balas ku sambil ku taruh hp di atas meja dan ku ambil remot tv di sebelah rak.
Hari ini acara televisi tak begitu bagus, isinya hanya berita dan sinetron saja. Padahal biasanya di hari minggu ada acara live musik di chanel ini.
Ku matikan televisi dan aku menuju keyboard yang kemarin tak jadi ku mainkan. Mencoba tes setiap nada, apakah masih ingat cara memainkannya dan masih berfungsi dengan baik keyboardnya.
Aku coba membuka satu lagu lama dari dewa, ku mainkan dengan ritme yang sangat pelan sehingga bisa merasakan alur lagu tersebut.Rasanya batin tak bisa di gambarkan, bagaimana bahagianya ketika musik itu bisa menjadi teman dan obat yang membuat tenang.
Dulu aku sering menyanyikan beberapa lagu dengan Papa atau Mama. Karena mereka sangat suka bernyanyi, sedangkan hanya aku yang bisa memainkan alat musik semacam piano di rumah sana.Jika di ingat mereka bagai nostalgia di masa muda, bernyanyi lagu lama ketika pacaran jaman dahulu kala.
Lucu sekali menurut ku melihat mereka mesra, lagu favoritnya love hurt lalu galih dan ratna, dan sepanjang jalan kenangan yang di tutup dengan lagu Kemesraan ini.Tak terasa waktu sudah petang, aku harus belajar untuk ujian di hari esok.
Ting.... tong....
"Iya sebentar" teriak ku dari dalam
"Ini nak tolong bawakan tas Ibu dan tolong ambilkan barang-barang di mobil taxi" katanya menyuruhku
" iya bu" kataku singkat sambil ku menuju taxi dan ambil beberapa barang yang lumayan banyak.
"Ini dari mana saja bu kok banyak yang di bawa?" Tanya ku heran.
"Oh, tadi sekalian mampir kerumah bude mu di daerah asrama skodam sana, lalu di bawakan beberapa makanan" jawab ibu sambil membopong nenek ke dalam kamar.
"Gimana kabar bude? Sehat?" Tanya ku lagi.
"Iya sehat semua disana, Budemu juga baru tahu kalau kamu lagi di sini. Kalau ada waktu katanya mau mampir kesini" jawabnya lagi.
"Syukurlah kalau begitu, ini semua di taruh mana?" Kataku sambil menunjukan barang-barang yang ku bawa
"Astaga iya, sini bantu bawa ke dapur saja. Biar nanti Ibu rapikan sendiri" katanya sambil mengambil beberapa barang di tanganku.
Setelah aku membantu ibu di dapur, aku pergi ke kamar untuk belajar.
Tak sabar untuk melalui ujian kenaikan kelas besok, kadang ada rasa deg-degan juga, karena yang d ujikan adalah matematika, fisika dan kimia. Pelajaran yang aku suka dari mulai masuk SMA.
Aku, Memel, Devi, Vira, Rani, dan Nia berencana masuk ke kelas IPA. Kenaikan kelas di sekolah juga menjadikan pemilihan minat, apakah masuk kelas IPA, IPS atau Bahasa.
Nanti setiap siswa bakal di beri pilihan dan di lihat dari hasil ujian yang telah di laluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS
RomanceGadis sangat menyukai musik. Ketika cinta masa SMA yang tidak tahu mau kemana. Dia memilih yang terakhir karena pilihan terbaik.