Berdua Saja

125 4 0
                                    

Aku sudah mulai merasa jika memang Ron memiliki rasa yang sama. Itu terbukti ketika Memel dan Devi mulai sering di beri pertanyaan mengenai aku ketika di belakangku.
Memel dan Devi temanku yang paling dekat, jadi wajarlah mereka menceritakan semua dan membahas mengenai Ron juga kepadaku. Tapi dia hanya diam, selama ini ketika berangkat sekolah bersama juga biasa saja. Ketika di sekolah perhatiannya juga masih sama. Tak pernah sedikitpun dia membahas mengenai kita, apa lagi pertanyaan dia yang seperti dulu mengenai pasangan.
Ketika sms pun hanya seperlunya saja.

Aku semakin tak mengerti apa yang dia mau dengan segala tingkah laku yang berbeda kepadaku.

"Cring... cring..." bunyi sms masuk

"Bagaimana hasil ujian kamu?" Isi pesan tersebut

"Bagus semua, dan tidak ada yang mengulang" balasku dengan emot tersenyum.

"Syukurlah, kamu sudah makan Dis?" Tanya pesan tersebut.

"Iya, sudah Ron. Kamu?" Tanyaku membalas.

"Sudah kok, jangan lupa minum setelah makan" balasnya lagi

"Iya" jawabku singkat

"Dis, kamu mau gak kalau kita jalan berdua?" Tanyanya ragu

"Tumben ni anak ngajakin jalan, biasanya juga cuma antar jemput dan diem-diem an di atas motor" batinku dalam hati.
Aku menaruh hp, karena terdengar suara Ibu berteriak meminta bantuan sesuatu. Aku langsung bergegas menuju Ibu yang berada di meja makan.

Pagi-pagi motor itu sudah berada di depan pagar saja, memang sudah terbiasa berangkat pagi sekali kecuali dia bangun kesiangan. Karena ibu selalu mewajibkan Ron untuk sarapan dulu sebelum berangkat sekolah.

"Emmm Dis, kemarin malam kok enggak di jawab pertanyaanku?" Tanyanya sambil mengandarai motor

"Pertanyaan yang mana?" Kataku sambil mengingat kembali semua obrolan kita semalam

"Mau tidak, kamu keluar berdua sama aku?" Jelasnya

"Oh, boleh. Tapi aku harus izin orang rumah dulu" kataku

"Oke, nanti aku mau ajak ke mall sih beli buku" jawabnya girang

Lalu Ron mengendarai motor sedikit cepat karena sudah sedikit terlambat.

"Bu, nanti aku pulang agak sedikit terlambat ya. Mau antar si Ron pergi membeli buku" pesan ku kepada Ibu.

"Iya, jangan terlalu sore pulangnya' dan hati-hati"

Tak kusangka si Memel ikut membaca isi percakapan ku di hp. Sudah biasa sih kami saling melihat isi hp, apa lagi menyangkut masalah cowok. Kata Memel biar kalau ad cowok yang di taksir gak sama. Lalu dia menggoda ku karena akan keluar berdua dengan Ron.
Suara Memel yang cukup keras menyebabkan Devi dan Rani yang berada di depanku mendengarkan percakapan ku dan Memel. Membuat bangku kami berempat menjadi rame karena menggodaku.

Cring... cring...
"Bagaimana Dis? Apakah sudah izin?" Tanya Ron

"Sudah" jawabku singkat karena ada Memel dan yang lainnya di sampingku.

"Lalu di beri izin?" Tanyanya lagi.

"Iya" jawabku singkat lagi

Aku menunggu Ron di depan gerbang lama, karena kondisi parkir yang penuh jadi harus bersabar menunggu motor lainnya keluar.
Sembari menunggu aku mengobrol dengan teman-teman yang menunggu jemputan.

"Hei, Gadis..." panggilnya dari sebrang jalan.

"Aku duluan ya" pamit ku kepada teman-teman.

"Ini helm nya" katanya sambil menyerahkan helm milikku.

Motor sudah menyala, kami lansung berangkat ke mall di dekat kota yang ada toko buku dan alat tulis.

Sampai di sebuah mall di kawasan makam pahlawan, lansung menuju toko buku membeli beberapa buku dan alat tulis yang Ron cari.

"Kamu sudah makan?" Tanya Ron sambil mengecek buku yang dia beli.

"Belum, laper nih...." pintaku manja.

"Oke kita ke foodcourt yang di lantai bawah saja, lebih sepi dan makanan di sana lebih enak" katanya sambil mengajakku ke arah lift.

Tiba-tiba Ron mengambil tanganku dan aku hanya bisa terdiam ketida dia menggandeng ku layaknya pasangan.
Sembari menunggu pesanan Ron membuka salah satu buku yang baru dia beli.

"Kamu banyak sekali beli buku" kataku heran.

"Iya ini beberapa buku yang baru rilis dan ada majalah juga" jawabnya sambil membuka buku yang masih terbungkus plastik.

"Oh begitu" jawabku singkat sambil mataku melihat sekitar.

"Ini buku buat kamu" kata Ron sambil menyerahkan sebuah buku yang terbungkus dalam cover pink tanpa judul.

Aku menerima buku tersebut, dan lansung melihat cover bukunya yang hanya tertulis nama pengarang saja dan penerbitnya.

"Buka saja Dis, itu buat kamu kok" kata dia sambil tersenyum.

Aku langsung membuka buku tersebut tanpa membalas perkataannya. Ketika ku buka barulah terlihat sebuah judul novel "Cintai Aku"
Tak sadar aku merasa tersipu malu dan senang. Karena dia tau banget dengan apa yang aku suka.

"Aku tau kamu suka bawa buku novel, jadi aku ingin membelikan mu sebuah novel untuk kamu baca. Semoga kamu suka dengan ceritanya" katanya menjelaskan
Sedikit aku membaca ceritnya hampir sama dengan kami, dimana cinta masa SMA adalah bagian terindah.

Tak lama makanan datang, aku simpan buku tadi ke dalam tas. Lalu makan pesanan kami dan pulang.

Hari ini cukup melelahkan, berjlan berjam-jam di dalam mall tanpa arah. Tapi aku senang, karena ada cowok yang mengerti apa yang aku suka. Dan dia perhatiannya sangat berbeda ketika berdua. Tapi itu belum cukup menurutku untuk menyimpulkan bahwa dia suka. Karena tak pernah sedikitpun menyinggung atau membahas mengenai kita.

Mataku sudah mulai ngantuk, padahal ini masih pukul 8 malam. Aku menutup tirai jendela dan menuju kasur terempuk yang pernah ada.
"Selamat malam hari yang indah" celotehku karena hari ini sungguh berbeda dari biasanya.
Besok sudah sekolah seperti biasanya, ujian sudah usai. Sungguh indah bukan.

GADISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang