Waktu Itu

179 4 0
                                    

Tiba-tiba teringat saat pertama menjadi siswa baru. Banyak sekali yang berkenalan denganku baik lelaki atau perempuan, tapi memang memel dan yang lainnya lah yang sering mengajak ku barengan dari awal. Mereka selalu menjadi tempat untuk bercerita, bahkan kadang mereka sudah berasa seperti saudara seumuran yang tak bisa di gambarkan dengan kata-kata.
Ah, aku jadi teringat akan Ron juga. Kalau gak salah waktu itu dia yang menghampiri ku, dan dia cowok yang pertama mengenalkan diri kepadaku tanpa canggung karena aku anak baru.

"Dis, besok kan hari libur. Bagaimana kalau aku menginap di rumah mu" tanya Memel

"Emmm boleh gak ya" jawabku menggoda.

"Hiii boleh lah" sambil memohon

"Haha, iya boleh kok" jawabku sambil tertawa

"Oke nanti malam ya, aku berangkat jam 7 ke rumah mu" timpalnya lagi

"Oke, sampai ketemu di rumah. Hati-hati di jalan ya" sambil ku lambaikan tangan

Hari ini di rumah tidak ada yang bisa ku lakukan, lalu aku menuju ke ruang depan untuk bermain keyboard saja. Untuk menghilangkan rasa suntuk di kamar.
Aku bersihkan sedikit debu yang ada di keyboard, dan merapikan rak yang ada di dekat sana.
Di dalam rak aku seperti mendapatkan harta karun, ternyata ada beberapa buku lagu yang tersimpan.
Aku lihat dalam list covernya ada lagu melly goeslow dan Dewa19. Cukup mengenal lagu-lagu musisi ini, dan ada lagu Dewa yang berjudul Kangen.

Kring... kring...
Telepon rumah berbunyi, aku bergegas beranjak dan mengambil.

"Hallo" sambil ku dekatkan telepon ke kuping

"Hallo" balas nya di ujung telepon

"Halo mama" jawabku bahagia

"Bagaimana nak kabarnya di sana?" Tanya mama

"Baik ma, alhamdulillah Gadis suka berada disini, mama papa sehat?" Tanyaku ke mama yang jauh disana

"Alhamdulillah kalau begitu, sehat juga nak. Mama papa berencana akan berkunjung saat Gadis liburan nanti" balas mama

"Beneran ma, tapi janji ya ma bakal ke sini buat Gadis, Gadis kangen mama papa" jawabku manja

"Iya sayang, Mama janji, Gadis di sana yang pintar ya nak, jaga kesehatan, bantu-bantu ibu dan nenek juga. Jangan terlalu ngerepotin ya" pesan mama padaku

"Siap Mama" sahutku bahagia, karena mendengar mereka akan berkunjung

Setelah lama berbincang dengan Mama tentang berbagai hal, mulai dari pelajaran, lalu teman-teman yang seru, aku perkenalkan juga Memel dan Ron yang sedang dekat denganku.
Lalu suara bel berbunyi, dan aku akhiri juga telepon dengan mama.

Ting... tong...
"Iyaaaaa sebentar"

"Halo malam" kata Memel sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

"Ayo masuk masuk" ajakku sambil ku gandeng tangannya

"Eh, ada Memel. Kata Gadis mau menginap disini ya" kata ibu menyapa

"Iya tante, ijin menginap disini ya" sahut Memel

"Iya nak silahkan, soalnya Gadis sendirian sekarang, karena kakaknya sedang praktek kuliah di kota surabaya jadi gak ada temannya dia sekarang" jawab ibu menjelaskan.

Lalu kami berlalu menuju kamar meninggalkan ibu.

"Kamu mau minum apa Mel?" Tanyaku sambil merapikan buku novel

"Emm air putih aja deh, uda malam juga" jawabnya sambil merebahkan diri di kasur

"Sebentar ya aku ambil kue sama minuman di bawah" sambil ku tutup pintu kamar.

Aku menuju ke dapur meninggalkan Memel di kamar sendiri. Dia sibuk dengan hp nya sambil tengkurap.

Aku lihat ada ibu yang sedang menjahit sesuatu, sepertinya menyelesaikan pesanan orang yang tempo hari kemari menjahitkan kebaya dan beberapa baju.
Sepertinya nenek sudah beristirahat di dalam kamar, karena tak nampak di depan televisi. Biasanya jam segini masih menonton sinetron sambil merajut sesuatu atau sedang membaca sesuatu di kursi goyang tua di sudut ruang ini.

Aku membuka kulkas mencari kue yang aku beli kemarin, dan ku ambil teko kaca berisi air putih.

"Mel ini, minuman dan kuenya" kataku sambil menaruh nampan di atas meja

"Makasih Gadis" jawabnya cuek

"Kamu lagi apa sih mell, serius banget main hp nya" tanya ku penasaran.

"Eh sori, iya nih lagi bales chat teman-teman. Uda selesai kok, hehe" sambil dia meletakan hp di kasur dan menuju meja untuk mengambil air putih.

Kami lalu berbincang mengenai banyak hal, mulai dari sekolah yang akan memasuki akhir tahun di bulan depan, dan akan di laksanakan ujian kenaikan minggu depan.
Sedikit aku ketahui dari perbincangan kami kalau Memel adalah seorang anak tunggal, orang tua dia sangat sibuk sehingga jarang sekali bertemu dengannya walau itu di rumah sekalipun.
Baru aku ketahui kalau Memel memiliki pacar selain teman satu sekolah kami, dari ceritanya dia menjalin hubungan dengan pacar yang berbeda sejak SMP, tapi ketika SMA mereka berbeda sekolah.
Awalnya dia berpacaran karena asal menerima saja, karena dia gak bisa nolak kalau ada orang yang menembak nya secara lansung. Lebih tepatnya bingung mau jawab apa, dan kasihan juga kalau di tolak.

"Ngomong-ngomong kamu dengan Ron bagaimana Dis?" Tanya dia frontal

"Haaa" aku diam dan bingung mau jawab apa

"Ya aku tau sepertinya kalian dekat dan saling perhatian, apa lagi kalia sering terlihat bersama" timpalnya lagi membuka cerita

"Enggak sih, kita cuma dekat sebagai teman saja. Gak mungkin juga Ron suka sama aku" jawabku malu

"Sepertinya sih, dia sudah mulai deketin kamu. Karena pernah minta nomer mu ke aku tapi gak aku kasih. Aku bilang minta saja sendiri ke orangnya" cerita Memel ketika Ron menghampirinya saat sendiri dan meminta nomer hp

Benar saja, kenapa aku merasa aneh pada perilaku Ron yang selalu perhatian dan semakin dekat dengan ku sejak awal bertemu.
Aneh juga, ketika Ron meminta nomer hp hanya untuk menanyakan tugas. Tapi setelah meminta nomer hp dia malah tidak pernah menghubungi ku ata sekedar menanyakan kabar.
Bahkan di kelaspun dia terlihat biasa, malah seperti berubah tidak seperti biasanya.
Apa mungkin karena dia malu, atau hanya aku saja yang terlalu menganggap kalau dia memang suka kepadaku.
"Ahhh, sudah lah" batinku membuyarkan pikiran mengenai Ron yang aneh.

Tak terasa percakapan kami sampai pukul 10 malam, sehingga ibu mengingatkan kalau sekarang sudah larut malam dan jangan tidur terlalu malam.
Memel tertidur duluan, aku duduk di jendela sambil melihat malam yang indah. Sepintas terlihat sunyi namun suara berisik anjing melolong menemani sepi.
Kadang aku bingung, ketika perasaan menghampiri tapi tak pernah ada maksud dia sekedar bertanya atau menyampaikan maksud dalam hati.
Aku pun kembali ke atas kasur sembari mematikan lampu dan mencoba memejamkan mata yang sudah lelah.

GADISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang