*4*

47 9 3
                                    

Sekolah sudah sepi, murid-murid yang biasa nya ekskul pun sudah tidak terlihat lagi.

Nay mengambil hp nya, membuka layar dan melihat jam. Jam menunjukkan pukul 03.35.

Karena terpergok oleh Bu Riska tadi, Nay akhir nya mendapatkan hadiah. Hukuman adalah hadiah nya.

Hadiah yang sangat ia tidak mau terima, ia di suruh untuk membersihkan buku-buku yang berdebu di perpustakaan.

Memeriksa ke setiap kelas dari lantai 1 sampai lantai 3. Hanya untuk mengecek ada sampah di kolong atau tidak, hukuman yang hanya membuang waktu.

Kalo kayak gini, mendingan jadi OB aja. Semua pekerjaan nya di kerjain murid. Melelahkan sekali.

Langkah kaki Nay di hadang. Oleh seseorang tidak bertanggung jawab sekaligus kurang ajar. Yang dengan sengaja membawa nama nya untuk di hukum. Siapa lagi kalau bukan Johan Harzaykal.

"Pulang sama gw" ucap Johan. Sengaja tidak menghiraukan nya, Nay melewati Johan begitu saja.

Di belakang sana Johan sudah berteriak-teriak. Biar saja, nanti juga tangan Nay akan di tahan oleh Johan, dan dia akan memaksa Nay untuk pulang bersama nya.

"Nay! Woi!" Langkah Johan sudah setara dengan langkah Nay. Ia menahan langkah Nay, benar kan apa yang Nay pikirka.

"Napa sih lo? Pms? Masa gitu doank marah" tanya Johan mengacak pelan rambut perempuan yang di samping nya ini.

"Jauh-jauh dari gw. Lo cuma benalu, bikin hidup gw susah doank." Nay langsung berlari ke arah gerbang sekolah.

Sebenarnya Nicardo hari ini tidak bisa menjemputnya, lagi pula batrai hp nya sudah hampir habis. Taksi pun tidak lewat sama sekali.

Tapi tidak masalah bagi Nay, asal ia tidak dekat-dekat dengan si Johan itu. Seharusnya tadi ia tidak usah menghampiri Johan, biarkan saja dia bertingkah.

Penyesalan memang selalu ada di akhir.

Kaki nya sudah mulai lelah, tidak kuat lagi untuk jalan ke arah jalan raya.

"Masuk! Gw tau gw salah. Anggap aja permintaan maaf"

Tatapan Nay sudah mulai kabur, mata nya pun ikut lelah. Ia menuruti ajakan Johan.

"Hukuman kayak gitu biasa kali, lo alay" lagi-lagi Johan meremehkan nya.

"Lo sampah banget! Berisik! Gatau diri! Udah salah juga, padahal gw gada hubungan nya sama jaket lo yang kotor. Sialan lo!" Umpat Nay yang sedang memejamkan mata nya.

Johan terdiam. Baru kali ini ia di marahi oleh seorang perempuan. Biasa nya, anak-anak perempuan seangkatan nya justru ingin di hukum bareng oleh nya. Tapi Nay beda, ia benar-benar keliatan marah.

Mobil Johan terhenti, di depan rumah perempuan yang sedang duduk di samping nya.

Nay langsung turun, tidak ada basa-basi dari nya. Dia lelah. Lelah dengan semua nya.

Hari ini dia benar-benar sial. Bangun kesiangan, tidak sarapan, di hukum karena lupa buat pr. Lalu yang lebih parah, di hukum hanya untuk mengecek sampah. Hukuman macam apa itu.

"Masuk nak, makasih udah anterin anak tante" suara mama Nay.

Nay menoleh ke belakang, bagaimana bisa mama nya bertemu dengan Johan. Dari mana mama nya itu.

"Hehehe, iya tante. Sama-sama."

"Kamu pacar nya Nay?"

Nay mengangkat alis nya, "Ijih! Cowo nyusahin gitu, mana mau Nay jadi pacar nya!" Selera makan nya hilang. Nay naik ke lantai atas, memasuki kamar nya.

BerusahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang