*6*

49 8 1
                                    

"Mau kemana?" Shella sudah merapikan buku-buku yang terletak di atas meja dengan semangat '45.

"Biasa Nay, ga usah pura-pura lupa gutu deh" senyum penuh warna terbentuk dari bibir Shella.

Nay memutar bola mata nya malas. Sejak Shella mulai berhubungan dekat dengan Putra sahabat nya ini lebih perhatian kepada pacar nya itu.

Perhatian seorang Shella terhadap pacar nya itu memang masih dalam batas wajar. Tidak seperti kebanyakan orang yang melupakan sahabat nya ketika sudah mendapatkan pacar.

Tapi tetap saja, karena Shella berpacaran dengan Putra yang notabene adalah kakak kelas. Membuat Nay semakin risih, terlebih lagi karena harus bertemu dengan Johan, sudahlah jangan sebut nama itu. Nama itu membuat Nay seperti orang yang sedang di kejar-kejar utang.

"Ikut ga Nay? Hitung-hitung pdkt sama Kak Samuel." Shella menoel bahu Nay. Tapi Nay hanya menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaannya itu.

"Gw ga laper, lo aja sana. Gw ga mau jadi mosquito."

"Oh ok, jangan nyesel ya lo. Atau lo mau nitip makanan ga? Biar gw suruh siapa gitu nanti anterin kesini?" Shella memang anak baru mungkin di SMA Kudijaya ini, tapi dia cukup terkenal.

"Haduh, lo bawel. Pergi aja deh mending." Nay mendorong punggung Shella pelan.

Shella baru saja ingin keluar kelas, tapi pangeran sudah datang menjemput nya. Memang cocok mereka berdua. Pasangan terdrama sepanjang masa.

Punggung Shella mulai menjauh bersama pangeran Putra. Cih, Nay bergidik geli. Membayangkan bagaimana alay nya Putra saat menyatakan perasaan nya ke Shella.

🤸🤸🤸

Putra dan Shella memasuki area kantin, semua mata menengok ke arah mereka. Benar-benar seperti sepasang raja dan ratu. Putra dengan alay nya itu melambaikan tangan nya bak seorang raja, tidak ketinggalan dengan Shella, ia juga menampilkan senyum namun dengan di tutupi oleh tangan kiri nya. Pasangan macam apa ini.

"Temen lo tuh." Samuel menepuk bahu Johan yang tengah sibuk dengan bakso nya.

Merasa bahu nya di tepuk, Johan menghentikan acara makan nya itu. Kini ia melihat sepasang, ah sudahlah. Bentuk mereka sudah melewati batas, tidak perlu lagi di jelaskan.

Setelah beberapa menit melambaikan tangan dan bersenyum ria. Putra dan Shella menghampiri meja teman-teman nya.

Samuel yang menyadari kedatangan mereka mulai sibuk mengaduk-aduk mie goreng nya yang baru saja di pesan nya. Begitu pun dengan Johan, ia menikmati bakso nya itu dengan amat sangat serius.

Merasa diri nya di abaikan, Putra mengebrakkan meja dimana kedua sahabat nya itu sedang makan. Shella mencubit pelan lengan Putra, namun Putra tak menggubris nya.

"Eh Sam, lo ngerasa kayak ada yang gebrak meja ga sih?" Johan bertanya kepada Samuel, pura-pura tidak menyadari keberadaan Putra.

"Gw ngerasa sih, tapi cuman ada Shella. Sini duduk Shel." Ujar Samuel sambil menepuk-nepuk bagian bangku yang masih kosong lalu ia berpindah ke sebelah Johan.

"Dasar teman lupa diri" Putra mulai mengambil tempat di sebelah Shella.

Kini mereka berdua mulai bercakap-cakap ria, dari pertanyaan A sampai Z. Mulai absurd mereka berdua ini. Seperti dunia hanya milik mereka berdua.

Johan dan Samuel hanya saling menatap aneh ke arah pasangan di depan mereka berdua lalu akhirnya mereka memukul meja kantin menggunakan tangan mereka.

BerusahaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang