-Happy reading-
maaf jika ada kesalahan dalam menulis, seperti kurang huruf, bahasa yang sulit dimengerti, tanda baca yang salah, dsb_oOo_
Kegiatan belajar mengajar telah berlangsung semenjak lima belas menit yang lalu.Sekolah yang bergedung tingkat empat itu kelihatannya sangat sepi. Semua murid-murid dan juga guru-guru sedang sibuk dengan kegiatan KBM mereka masing-masing.
Cewek berambut lurus sebahu itu sedang berlari menyusuri koridor lantai satu. Langkahnya bergema nyaring seiring kakinya melangkah. Namun dia tidak peduli.
Tujuannya satu saat ini, ruangan kepala sekolah SMA Bhakti Mulia.
🍁🍁🍁
Andra menarik nafasnya panjang dan setelah itu dia menghembuskan. Begitu terus semenjak dia tiba didepan pintu yang bercat putih susu sejak dua menit yang lalu.
"Serius, gue gak tau gue udah buat pelanggaran macam apa sampai nama gue di calling dan di dengar sama semua orang di sekolah ini." Ucap cewek itu dengan tangannya yang memegang dadanya sendiri. Jantungnya sedang berjoget ria didalam sana.
"Demi apapun itu, gue gak pernah rasa udah buat pelanggaran." Andra berucap lagi. Mungkin kalau ada orang yang melihat tingkah lakunya saat ini pasti sudah menganggap cewek itu gila. Omong sendiri, di depan pintu lagi.
"Huft," Andra menghembuskan nafasnya "Andra, lo bakal baik-baik aja."
Setelah meyakinkan dirinya sendiri, cewek itu langsung mengetuk tiga kali pintu dihadapannya sebelum kakinya melangkah masuk.
***
Andra duduk dihadapan wanita yang usianya hampir kepala lima itu dengan sopan.
Jujur, rasanya Andra seperti memiliki penyakit jantung.
Ini kali pertama Andra masuk keruangan kepala sekolah ini selama hampir dua tahun dia bersekolah di SMA Bhakti Mulia ini.
"Sebentar yah, saya sedang menghubungi seseorang." Ujar kepala sekolah dengan suara yang berwibawa.
Andra mengangguk, "Iya bu."
Cewek itu hanya duduk diam sambil matanya menjelajahi ruangan kepala sekolah yang besarnya tiga kali lipat ruangan kelasnya.
Matanya memandang satu per satu foto-foto kepala sekolah yang pernah menjabat di SMA Bhakti Mulia.
Andra mengalihkan pandangannya menuju lemari kaca besar yang berisi piala-piala dan berbagai macam penghargaan dari lomba-lomba maupun olimpiade-olimpiade yang pernah diikuti sekolah ini.
Dia berdecak kagum. Ini benar-benar kali pertama baginya masuk kedalam ruangan kepala sekolah.
Andra yang tadinya masih sibuk memperhatikan sana-sini, sedikit kaget saat pintu ruangan diketuk dari luar.
"Masuk." Itu suara kepala sekolah.
Cewek itu ingin sekali memutar kepalanya untuk melihat siapa yang datang. Tetapi rasanya tidak sopan dia memutar kepalanya didepan kepala sekolah.
Kursi disebelahnya ditarik kebelakangan dan akhirnya seseorang duduk disebelahnya.
Andra melirik orang disebelahnya itu, dan alangkah terkejutnya cewek itu karena tahu siapa orang yang duduk disebelahnya.
"Andra,"
Andra mengalihkan perhatiannya kepada kepala sekolah yang sedang menatapnya, "I-iya bu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DILANDRA
Teen Fiction"Kalau lo cuman menilai seseorang dari luarnya aja, berarti lo sama aja dengan orang-orang bodoh di luar sana. Lo boleh menilai orang lain dengan segampang itu tapi lo gak pernah tau bagaimana mereka yang sebetulnya."