-Happy reading-
maaf jika ada kesalahan dalam menulis, seperti kurang huruf, bahasa yang sulit dimengerti, tanda baca yang salah, dsb
_oOo_Mood Andra benar-benar rusak total hari ini. Dan itu semua berkat seorang cowok paling sinting sedunia menurut Andra, yaitu Ardilan Galang.
Setelah Dilan memutuskan telepon keduanya secara sepihak, Andra langsung pulang kerumahnya setelah berpamitan dengan Aldino.
Sebenarnya Andra merasa tidak enak dengan Aldino karena belum selesai mengobrol Andra sudah ngebet pulang. Bukannya Andra tidak sopan, tapi moodnya benar-benar sudah hancur berantakan karena Dilan.
Sebenarnya Aldino sempat menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, tapi dengan halus Andra menolak, "Gak apa-apa, gue udah biasa pulang sendiri. Sekalian olahraga lagi."
Cewek dengan rambut yang dikucir kuda itu langsung masuk kedalam rumahnya setelah menaruh sepatu olahraganya di rak sepatu.
"Udah pulang An, sarapan dulu sini." Itu suara mamanya yang sedang sarapan bersama dengan papanya di meja makan.
Andra menggelengkan kepalanya. "Gausah ma, Andra capek, mau mandi dulu."
Setelah berkata demikian cewek itu langsung berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang terletak di lantai dua rumahnya.
Saat cewek itu sudah mengunci pintu kamarnya, dia langsung berjalan menuju lemarinya. Mengeluarkan baju rumahnya yang akan dipakai setelah mandi.
Cewek itu tidak akan mengindahkan ucapan Dilan yang menyuruhnya untuk pergi menemui cowok itu. Parsetan dengan les ataupun bimbel cowok itu, dia akan mengundurkan diri secara langsung dihadapan kepala sekolah nanti.
Lebih baik dia menghabiskan waktunya di rumah dengan membaca novel dan memperbaiki moodnya yang telah dihancurkan cowok itu.
Setelah cewek itu meletakan pakaian yang akan dipakai di atas tempat tidurnya, dia berjalan menuju balkon kamarnya untuk mengambil handuknya yang dijemur di sana.
Andra langsung masuk kedalam kamar mandi dengan handuk yang menggantung di bahunya sembari mencepol asal rambutnya agar tidak ikut basah saat dia mandi nanti.
***
Dilan mengetuk-ngetuk ujung jarinya di atas meja kafe sembari matanya memandang ke arah luar jendela. Matanya beralih melirik jam tangannya yang sudah menujukan pukul sepuluh.
Cowok itu membuang nafasnya kasar.
Dia meraih ponsel berwarna hitam yang dia taruh di hadapannya dan mencoba mendial nomor cewek yang sedang di tunggunya.
Calling Tutor...
Begitulah nama yang Dilan berikan pada kontak Andra. Ini sudah hampir satu setengah jam Dilan menunggu, terhitung semenjak cowok itu mengirimkan chat kepada Andra.
Cowok itu sendiri tidak tahu kenapa dia mau menunggu sampai selama ini. Nyatanya dia tidak pernah mau menunggu seorang cewek seperti ini, malah sebaliknya.
Dan seperti dewi keberuntungan yang tidak berpihak kepadanya, panggilan Dilan justru dijawab oleh suara operator yang mengatakan bahwa nomor Andra sedang berada di luar jangkauan.
"Shit.." Dilan mengumpat pelan. Sepertinya Andra benar-benar tidak akan datang. Mengingat bagaimana jengkelnya perempuan itu saat Dilan menelponnya tadi.
Mengingat bagaimana Dilan kemarin benar-benar mengabaikan chat dan panggilan dari Andra dengan sengaja. Cowok itu sangat malas bangun dari tempat tidurnya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILANDRA
Teen Fiction"Kalau lo cuman menilai seseorang dari luarnya aja, berarti lo sama aja dengan orang-orang bodoh di luar sana. Lo boleh menilai orang lain dengan segampang itu tapi lo gak pernah tau bagaimana mereka yang sebetulnya."