-Happy reading-
maaf jika ada kesalahan dalam menulis, seperti kurang huruf, bahasa yang sulit dimengerti, tanda baca yang salah, dsb_oOo_
Dilan sama sekali tidak berbicara apa-apa saat Andra mengutarakan kekesalannya sepanjang perjalanan hingga sampai kerumah cewek itu.
Bukan tanpa sengaja Dilan memberhentikan jadwal lesnya dengan Andra. Cowok itu tiba-tiba saja mendapat chat dari Stefy pacarnya itu dengan kata-kata yang mengancam cowok itu.
Stefy
Aku tunggu kamu di kafe dekat rumahku. Kalau gak aku bakal bunuh diri!
Sebenarnya Dilan tidak takut dengan ancaman cewek itu. Mana mungkin orang seperti Stefy akan melakukan hal bodoh seperti itu? Stefy itu contoh manusia yang sangat mencintai dirinya, dia tidak akan berani melakukan hal bodoh yang akan merenggut nyawanya.
Sebodoh-bodohnya cewek itu, dia tidak akan melakukan hal gila seperti itu. Itu hanya kata-kata ancaman. Dilan sangat yakin seratus persen.
"Gue balik." Ucap Dilan kepada Andra yang hendak menutup pintu mobilnya.
Andra tidak menyahut dan langsung menutup pintu mobil cowok itu. Setelah itu Andra hanya melihat mobil Dilan yang sudah memutar arah untuk pergi dari depan gerbang rumahnya.
Cewek itu membuang nafasnya. "Kenapa sih gak bisa hargai usaha orang dikit aja?" Tanyanya sambil memandang tempat berlalunya mobil Dilan yang sudah hilang dipertigaan jalan sana.
Cewek itu langsung berbalik dan masuk kedalam rumahnya. Dia butuh tidur. Andra sangat lelah karena emosinya sudah terkuras habis untuk seorang Dilan hari ini. Dan lagi, kesabaran cewek itu yang juga sudah habis total.
"Huft," Cewek itu membanting dirinya di atas tempat tidurnya setelah mengganti pakaiannya. "Banyak-banyak sabar Ndra, orang macam Dilan hobinya nambah dosa orang dan buat darah tinggi." Ucap cewek itu.
Perlahan matanya mulai terpejam. Hingga beberapa menit selanjutnya Andra sudah hanyut di bawah alam sadarnya.
🌸🌸🌸
Dilan memasuki sebuah kafe dengan bernuansa coklat itu. Hampir semua hiasan dan pernak-pernik kafe tersebut bertema kayu. Cowok itu mengedarkan pandangannya untuk menemukan orang yang memintanya untuk datang ke tempat ini.
Hingga akhirnya Dilan menemukan Stefy yang duduk membelakangi pintu masuk, tepat di sebelah jendela besar yang menampilkan pemandangan taman mini milik kafe itu sendiri.
Dilan berjalan menghampiri Stefy dan cowok itu langsung duduk pada kursi yang tersedia berhadapan dengan cewek itu.
"Apa?" Tanya Dilan tanpa basa-basi.
Stefy langsung mengembangkan senyumannya. Cewek itu tampak senang sekali melihat kehadiran Dilan didepannya. "Kamu datang sayang?" Cewek itu meraih tangan Dilan yang berada di atas meja untuk digenggamnya.
Melihat itu Dilan langsung menghempaskan tangan Stefy dengan kasar. Cowok itu memandang tidak suka kepada Stefy yang menatapnya dengan heran, "Kenapa?" Tanya Stefy.
"Gue gak suka." Ucap Dilan dingin.
Stefy mengerutkan keningnya, "Kenapa gak suka? Aku kan pacar kamu, Dilan?" Stefy hendak meraih tangan Dilan kembali tetapi cowok itu langsung menjauhkan tangannya.
"Kalau gitu gue mau putus." Ucap Dilan dengan ringan yang masih memasang tampang datarnya. "Gue gak mau berhubungan apa-apa lagi sama lo." Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILANDRA
Teen Fiction"Kalau lo cuman menilai seseorang dari luarnya aja, berarti lo sama aja dengan orang-orang bodoh di luar sana. Lo boleh menilai orang lain dengan segampang itu tapi lo gak pernah tau bagaimana mereka yang sebetulnya."