6. Enam

21 3 0
                                    

-Happy reading-
maaf jika ada kesalahan dalam menulis, seperti kurang huruf, bahasa yang sulit dimengerti, tanda baca yang salah, dsb

_oOo_

Andra terus menatap ke luar jendela mobil milik Dilan. Jarinya terus sibuk memainkan rasleting tasnya yang berada dipangkuannya.

Dilan juga tidak berbicara kepadanya sama sekali. Cowok itu hanya fokus menyetir dan juga seperti tidak peduli dengan kehadiran Andra disebelahnya.

Andra membuang nafasnya pelan. "Dilan, ini udah yang kelima kalinya gue tanya kita mau kemana?" Andra mengalihkan pandangannya kepada cowok yang berada di sebelahnya.

Semenjak Andra diculik dari rumahnya, cewek itu sudah bertanya kepada Dilan bahwa dia akan dibawa kemana. Karna Andra tau betul jalan yang mereka lalui bukanlah jalan menuju ke kafe Creamel.

"Ck." Andra berdecak sebal.

Cewek dengan sweater berwarna putih itu kembali mengalihkan pandangannya ke luar jendela karna Dilan yang tidak menjawab pertanyaan lagi. Dan sekarang Andra benar-benar ingin mencakar wajah sok cool milik Dilan.

Hingga tiba-tiba mobil yang ditumpanginya berhenti didepan sebuah gerbang yang menjulang tinggi. Cewek itu mengernyit bingung, dimana sekarang Dilan membawanya.

Dapat Andra lihat seorang laki-laki dengan seragam satpam menggeser pagar tersebut dengan susah payah. Cewek itu menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa satpam tersebut membuka pagar besar ini seorang diri?

Mobil tersebut masuk kedalam halaman rumah yang super besar. Andra sangat takjub dengan taman bunga yang berada disamping kiri dan kanan yang menyambut kedatangan mereka.

Belum lagi rumah bak istana dihadapannya yang berdiri kokoh seolah-olah mempersilahkan Andra untuk masuk. Hingga Andra tersadar dan langsung memandang Dilan yang sudah mematikan mesin mobilnya.

"Lo bawa gue kemana ini?" Lepas dari kekagumannya, Andra masih sangat dongkol dengan Dilan. Cowok itu selalu diam saat ditanya.

Dilan hendak turun dari dalam mobil dan dengan cepat Andra langsung menahan tangan cowok itu. "Heh! Lo bisu yah? Gue dimana sekarang?!" Cewek itu tidak bisa menahan untuk memasang wajah jengkelnya.

Cowok itu langsung melepas cekalan tangan Andra dengan kasar. "Rumah gue." Ucapnya datar. Sejurus kemudia Dilan langsung meninggalkan Andra yang tengah memasang tampang cengo, kaget, dongkol dan sebagainya didalam mobil.

Andra sangat kaget dan dongkol karena Dilan yang membuang tangannya dengan kasar. Dan cewek itu benar-benar cengo dan kaget saat cowok itu mengatakan bahwa rumah bak istana dihadapannya ini adalah rumahnya.

"Apa ini yang dimaksud Vanya kalo Dilan itu kaya?" Andra menggelengkan kepalanya. Entah untuk apa, yang pastinya dia luar biasa kagum. "Ini mah bukan kaya, tapi kaya banget!"

Hingga pintu mobil yang berada disebelahnya terbuka dari luar. Jantung Andra hampir keluar karena keterkejutan yang luar biasa menghampiri dirinya, sedang asyik-asyik kagum, dan malah dikagetkan seperti ini.

Andra langsung memukul-mukul dadanya saking kagetnya. "Lo mau buat gue mati jantungan yah?!" Wajah cewek itu merah saat melihat Dilan yang justru dengan datarnya tengah memandangnya.

DILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang