8. Delapan

15 4 0
                                    

-Happy reading-
maaf jika ada kesalahan dalam menulis, seperti kurang huruf, bahasa yang sulit dimengerti, tanda baca yang salah, dsb

_oOo_

Vanya gemas setengah mati saat Andra bercerita bahwa tadi cewek itu sudah mulai menjalankan tugasnya dari kepala sekolah, yaitu mengajar Dilan.

Cewek yang sudah menggunakan piyama tidur bercorak doraemon itu memukul-mukul lengan Andra. "Ih Andra botak ih! Gue juga mau kek lu gini!"

Andra langsung menabok paha Vanya dengan kesal. "Eh tai sakit tangan gue bego!" Ucapnya sambil menjauhkan dirinya dari Vanya.

Andra langsung bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju sofa di kamarnya. Cewek itu menatap kesal kepada Vanya, "Sono lu kalau mau ngajarin itu orang sinting, gue juga ogah! Sumpah yah Van, lo gak akan pernah tau gimana kampretnya seorang Dilan." Ucap Andra sambil mengingat kembali kejadian tadi mulai dari cowok itu yang menelpon dirinya dan menjeput langsung kerumahnya.

"Ih Dilan juga pake ngejemput lo segala, nelpon lo juga!  Bah juga gue mau masa!" Vanya langsung menampar paha Gresha yang daritadi hanya mendengarkan tanpa minat sambil terus sibuk menonton televisi.

Gresha yang kaget dan kesal disaat yang bersamaan, langsung melayangkan tangannya dengan ringan untuk melempar Vanya dengan remote televisi, "Eh anjing paha gue! Lo kira paha gue slime yang bisa lo tampar-tampar gitu!" Ucapnya dengan kesal.

Vanya itu spesies manusia yang kalau sedang kesal, gugup, marah, heboh dengan suatu hal dan takut akan langsung melampiaskannya kepada orang yang berada paling dekat dengannya. Salah satu sifat yang paling dibenci oleh Andra dan Gresha, karena mereka berdua sangat sering menjadi korban dari cewek dengan rambut panjang lurus yang memiliki warna kecokelatan yang alam itui.

"Apasih Van, gue kasih makan juga nih lo sepatunya Dilan! Biar puas sekalian!" Ucap Gresha sarkas.

"Ih, paha gue pedis njir." Lanjutnya sambil mengusap-usap bekas pukulan Vanya. Belum lagi Gresha yang selalu menggunakan celana pendek saat sedang dirumah seperti ini, karena dia merasa lebih nyaman dan tidak akan kepanasan.

"Sorry kali Gres, gue bakal iklas kok lo kasih makan sepatunya Dilan, iklas adek mas.."

Gresha dan Andra langsung bergidik di tempat mereka masing-masing.

"Lama-lama lo jadi beneran sinting Van! Sumpah gue pen banget hilangin lo dari muka bumi ini!" Ungkap Gresha yang masih kesal. Baginya Vanya itu terlalu lebay, alay, labil dan segalanya, tapi kalau dikasih tau cewek itu tidak akan peduli.

Andra hanya geleng-geleng kepala. Heran juga dia, kenapa dia bisa bersahabat dengan manusia alay bin lebay macam Vanya.

HP Andra bergetar singkat. Layar benda berbentuk pipih yang cewek itu letakan di atas meja yang berada tepat disebelah sofa yang didudukinya itu menyala.

Andra meraih benda canggih itu. Keningnya mengernyit, sebuah notifikasi yang bukan dari aplikasi chat tetapi sebuah SMS biasa.

08XXXXXXXXXX

Chya, lo gak kangen gue gitu?

Andra langsung melempar HPnya. Gresha dan Vanya yang berada di atas tempat tidur langsung memandang cewek itu dengan pandangan kaget dan bertanya sekaligus.

"Kenapa Ndra?" Tanya Gresha.

Andra langsung menggelengkan kepalanya. "Gak apa-apa. HPnya gak sengaja jatoh, gue tadi gue gak megang baik-baik."

Gresha memicingkan matanya, "Serius lo gak apa-apa?" Tanya cewek itu meyakinkan.

"Ish apasih Gres, HPnya si Andra cuman gak sengaja jatoh." Vanya langsung menjawab pertanyaan Gresha.

DILANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang