Berbeda

15 1 0
                                    

"Huhh." Lea menempelkan punggungnya di dinding koridor yang sepi. Sepi? Ah Lea tidak ingat ini sudah jam masuk kelas.

Berada di dekat Raffa seolah membuat Lea kehilangan akal sehatnya seketika. Gadis yang selama ini tidak pernah mengabaikan pelajaran di kelas sekarang malah senang tidak dapat belajar.

Dirabanya bagian dadanya yang seolah berdegub kencang. Mengingat mata hazel Raffa yang menatapnya hangat, lalu senyuman manis Raffa yang bisa membuat dunia Lea berhenti seketika.

Lea menggigit bibir dalamnya agar senyumannya tidak semakin melebar. Entah kenapa Lea merasa sangat ingin bertemu lagi dengan Raffa. Ah iya, Lea lupa menanyakan kelas cowok itu.

"Lea?" Sebuah suara berhasil membuat Lea kaget. Lea kira hantu ganteng yang ada di webtoon itu.

"Eh, Kak Joan?" tanya Lea ketika melihat Joan berjalan mendekatinya.

Lea segera menegakkan posisi berdirinya. Kesan anggun kembali ada di diri Lea. Jauh berbeda dengan kaku seperti saat bersama Raffa.

"Ngapain di sini? Nungguin gue ya?" Joan bertanya khas dengan candaan garingnya.

Lea hanya tersenyum simpul yang membuat Joan kembali terpaku. Senyuman selembut dan semanis gula kapas itu membuat detak jantung Joan tidak karuan.

"Enggak kok, tadi habis nganterin anak baru," jawab Lea jujur.

Joan beroh ria. Matanya sejak tadi tidak pernah lepas dari gadis yang selalu tersenyum sopan kepadanya itu.

"Nggak ke  kelas?" Lagi-lagi Joan bertanya, membuat Lea menggeram kesal dalam hati.

Rasanya jauh berbeda ketika dia berada di dekat Raffa. Murid yang bisa dibilang murid baru berhasil merebut perhatian seorang Azalea Eidelweisa. Sedangkan Joan yang sudah beberapa bulan lebih mendekati Lea, tidak pernah mendapat respon positif dari gadis itu.

"Gue balik dulu, Kak Jo," ucap Lea sembari berjalan menjauh dari Joan.

"Eh?" Joan menatap langkah kaki Lea dengan perasaan campur aduk.

Harusnya Joan biarkan saja Lea berada di sini. Kan untung baginya, bisa menemukan bidadari di tengah penatnya hari.

Koridor kelas yang sepi kala itu menjadi saksi kegalauan Joan yang semakin dalam. Hanya sebuah senyum sopan yang Lea berikan. Entah sampai kapan Joan tahan seperti ini. Mendekati Lea tanpa mau bersuara.

"Jo!" Suara cempreng seorang cewek mengalihkan fokus Joan.

Dirinya kini menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memanggilnya. Joan terkejut ketika gadis berambut coklat itu tiba-tiba berdiri tidak jauh darinya dengan senyuman menawan.

"Dera?" Joan bertanya kebingungan.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang