Your attention please internasional passangers of Swiss Internasional Air Lines on Fligt Number 805 to Zurich please boarding from door A10, thank you. Suara pemberitahuan untuk keberangkatan terdengar dari segala penjuru.
Riuh. Kondisi bandara sedang penuh sesak, para penumpang dan pendatang baik domestik maupun internasioanl hilir mudik sambil menarik koper.
Seorang pria berjalan dengan mantap seakan membela perlataran parkir bandara. Ia adalah Faruq, CEO muda di perusahaan industri. Ia baru saja keluar dari taxi dan mendorong kopernya menuju pintu masuk.
Sebuah getaran bersama deringan ringan mengusik indranya yang lantas membuatnya merogoh saku celananya untuk mengambil benda berukuran pipih itu.
"Assalamualaikum" Faruq memulai saat benda pipih itu berhasil mendarat di daun telinga bagian kanannya.
"....."
"Beritahu pada beliau malam ini saya akan datang"
"...."
"Dari Kairo saya langsung ke Jerman"
"..."
"Waalaikumussalam" Faruq langsung menutup panggilan setelah salamnya. Ia kembali menaruh benda pipih itu pada posisi semula sebelum ada panggilan lain lagi yang akan mengusiknya.
♥♥♥♥♥
Fathiah mengantar kepulangan Ummi, Ridwan dan Farah ke Indonesia sampai bandara. Ia tak dapat menyembunyilan kesedihannya ketika harus berpisah kembali dengan Ummi. Keberadaan Ummi selama tiga hari di Kairo belum melepaskan semua rindunya. Ia memeluk Ummi lekat, seakan-akan tidak ingin berpisah dengan Ummi nya lagi. Walaupun sebentar lagi ia juga akan pulang ke tanah air.
"Kamu cepat balek ke Indonesia ya nak" tutur Ummi sambil mengelus punggung Fathiah. Lalu mengecup puncak kepala Fathiah.
Setelah berpisah dengan Ummi, Ridwan dan Farah, tinggalah Fathiah, Yusuf dan Sekar serta Umar yang tertidur dalam gendongan Yusuf.
"Dek, kita mau ke rumah sakit dulu, kamu mau ikut atau langsung pulang?" suara Yusuf mengalihkan fokus Fathiah pada sosok Ummi yang semakin menjauhi posisi mereka. Mereka pun mulai beranjak meninggalkan posisi mereka menuju pintu keluar.
"Fathiah langsung pulang aja ya mas, nggak apa-apa kan kalau Fathiah nggak ikut?"
Yusuf mengangguk. "Kalau gitu kita duluan, soalnya udah janji sama dokternya"
"Hati-hati ya sayang" Sekar bersuara yang dibalas Fathiah anggukan dan senyuman dari balik cadarnya. Sekar tau bahwa Fathiah tersenyum, terlihat dari pergerakan matanya yang menyipit.
Mereka sudah berpisah melalui pintu keluar. Fathiah berjalan seorang diri menyusuri parkir mencari taxi yang akan menghantarkannya ke rumah. Suasana hatinya entah kenapa berubah menjadi murung. Masih sedih terasa.
Seketika ia terperanjat ketika sebuah tarikan paksa berasal dari tasnya. Seorang pria asing memiliki tatto di lehernya menarik tasnya secara paksa. Ah, lebih tepatnya pencuri yang berusaha merampas paksa. Fathiah merontah berusaha mempertahankan tasnya, namun apalah daya pencuri itu lebih kuat sehingga tasnya lenyap bersama pencuri itu. Fathiah yang kalang kabut hanya berteriak meminta tolong, dan tak lupa mengucap nama Allah.
♥♥♥♥♥
Faruq sedang fokus berjalan dibuat kembali terusik ketika suara seorang perempuan berteriak meminta tolong dalam bahasa Arab. Walaupun Faruq tidak tinggal disini, bersekolahpun juga bukan disini, Faruq masih mengerti sedikit bahasa disini, seperti kata meminta tolong misalnya.
Pandangan Faruq jatuh pada perempuan bercadar yang sedang berteriak meminta tolong dengan paniknya. Ia memang tidak melihat wajah perempuan itu, tapi ia melihat perempuan itu sempat mengejar seseorang. Ia juga berbicara pada seseorang di dekatnya dan menunjuk seseorang yang berlari menjauhinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA PELANGI DI UJUNG WAKTU
SpiritualAku bukanlah Khadijah binti Khuwailid , tapi aku belajar setia darinya Aku bukanlah Aisyah binti Abu Bakr Shiddiq , tapi aku belajar ikhlas darinya Aku bukanlah Fatimah binti Muhammad Shalallahu'alaihi wa sallam, tapi aku belajar tabah darinya Aku b...