PART 9. AWAL YANG BAIK

2.5K 109 3
                                    

Fathiah lebih banyak melakukan pembicaraan bersama Khayra saat dipesta. Ya, hanya wanita itu yang sepertinya mengerti dirinya saat ini. Membicarakan apa saja, tentang pernikahan mereka, tentang putri cantik Khayra yang Fathiah tahu bernama Maryam. Nama yang cantik. Tapi dalam pembicaraan bersama Khayra, Fathiah lebih banyak mendengarkan dari pada menyampaikan. Tentu saja ia bingung, menceritakan tentang bagaimananya Faruq. Ia saja masih harus mengenal Faruq lebih dekat.

Saat pembicaraan sedang asyiknya, Faruq dan suami Khayra datang menghampiri. Sudah saatnya pulang. Sebelum berpisah, Fathiah dan Khayra sempat untuk bertukar nomor. Mungkin bila kosong jadwal mereka bisa bertemu. Faruq menghampiri Fathiah dan membantunya berdiri. Ia tau Fathiah sedikit kesulitan dengan gaunnya yang cukup panjang dan sepertinya berat.

Mereka berjalan berdampingan menuju parkiran. Faruq masih setia menuntun Fathiah. Lima menit yang lalu, mereka sudah berpisah dengan Khayra dan suaminya.

"Faruq!" Suara seorang wanita berteriak dari kejauhan.

Faruq menoleh kesumber suara. Fathiah pun ikut menoleh. Seorang wanita dengan gaun yang membentuk lekuk tubuh dan tanpa lengan, belahan bawah yang cukup tinggi menampakkan paha dan kakinya yang jenjang, ia berjalan dengan sepatu highheels yang berdentum mendekati arah Faruq.

"Aku baru tau ternyata kamu juga datang, kenapa enggak ngabarin aku?" Tanya wanita itu saat sudah berada tepat di depan Faruq, suaranya terdengar dibuat-buat manja. Ia sepertinya mengabaikan keberadaan Fathiah di sebelah Faruq.

"Maaf" ucap Faruq datar.

"Besok aku mau kita ketemuan. Sebentar aja" lagi-lagi wanita itu berucap. Ia menunjukkan barisan giginya yang rapi.

"Kenalkan dia istriku" bukannya menjawab, Faruq justru mengalihkan dan memperkenalkan Fathiah.

Fathiah tersentak ketika Faruq mendekapnya dekat, apalagi tangan Faruq yang tiba-tiba melingkar di pinggangnya membuatnya sedikit gugup.

Wanita itu mengalihkan pandangannya, ia menatap Fathiah dengan pandangan tak suka. "Liana" ucapnya, sambil menjulurkan tangannya.

Fathiah segera menyambut tangan itu dan memperkenalkan dirinya.

Tidak sampai satu detik, Liana langsung menurunkan tangannya.

"Besok aku tunggu di tempat biasa ya, masih ingat kan? Kalau gitu aku duluan" tutur Liana memandang Faruq sembari tersenyum manis, lalu setelah itu ia melangkah pergi.

"Aku nggak bisa" jawab Faruq cepat. Ekspresinya masih seperti semula. Datar dan sulit dibaca.

Liana yang baru beberapa langkah menghentikan langkahnya dan ia menoleh menatap Faruq tidak percaya. Jawaban Faruq barusan adalah pernyataan bahwa ia sudah ditolak. Ekspresinya itu terlihat jelas bahwa ia terkejut dengan ucapan Faruq . "Kenapa?"

"Besok ayahku pulang dari rumah sakit"

"Kalau begitu aku ikut dengan kamu" Liana tidak mau kalah. Sekali lagi ia melupakan keberadaan Fathiah di sebelah Faruq dan juga status Fathiah sebagai istri Faruq.

"Aku bersama istriku" jawaban telak.

Liana terdiam. Lagi-lagi ia dibuat kecewa untuk kesekian kali.

Fathiah juga terdiam dan melirik Faruq sekilas lalu kembali menunduk. Fathiah mengerti ia sedang berada diposisi yang membingungkan. Tau bahwa dirinya sedang tidak diharapkan oleh perempuan itu, ia mencoba untuk pergi dan meminta izin duluan ke mobil.

"Fathiah duluan ke mobil, Fathiah tunggu di mobil saja ya bang" ucap Fathiah dengan suara kecil. Namun ketika hendak melangkah, jemari Faruq menahannya. Sedikit lebih kuat.

ADA PELANGI DI UJUNG WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang