PART 7. SABARNYA SEORANG ISTRI

2.6K 94 3
                                    

لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًۭا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ

Laa yukallifu allaahu nafsan illaa wusahaa lahaa maa kasabat waalayhaa maa iktasabat rabbanaa laa tu-aakhidznaa in nasiinaa aw akhtha/naa rabbanaa walaa tahmil alaynaa ishran kamaa hamaltahu alaa alladziina min qablinaa rabbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bihi waufu annaa waighfir lanaa wairhamnaa anta mawlaanaa faunshurnaa alaa alqawmi alkaafiriina.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir. (QS. Al-Baqarah: 286)

Fathiah mengakhiri bacaan Al-qurannya. Ia segera menutup mushafnya dan meletakannya kembali pada tempat semula.

Sekilas ia melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Sudah lama Faruq meninggalkan rumah ketika menerima panggilan telfon yang Fathiah yakini berasal dari orang yang sama.

Fathiah segera bangkit dari posisinya dan berjalan keluar kamar. Memulai aktivitas paginya di dapur. Ia akan membuat menu sarapan pagi sederhananya. Tak banyak yang ia lakukan karena bahan yang terbatas di dalam lemari es.

Usai berkutat di dapur, Fathiah memilih untuk duduk di ruang keluarga sembari menunggu kepulangan Faruq. Walaupun posisi matahari diufuk timur sudah setinggi tombak, namun belum ada tanda-tanda Faruq akan pulang, atau sekedar memberi kabar karna kesibukannya. Saat hendak pergi tadi malam, Faruq hanya memberitahu untuk mengunci pintu. Berulang kali Fathiah memeriksa ponselnya, namun hasilnya tetap nihil. Hingga akhirnya Fathiah memutuskan untuk yang menghubungi lebih dulu, ia ingin mengajak Faruq untuk pergi kerumah sakit.

Berulang kali Fathiah hubungi, namun jawaban dari operator tetap sama, bahwa nomor yang dihubungi sedang tidak aktif. Pikiran Fathiah seakan melanglang buana, memikirkan apa yang sedang dilakukan suaminya saat ini tanpa memberi kabar padanya.

ADA PELANGI DI UJUNG WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang