4.1

77 14 8
                                    

Malam itu bukanlah pertemuan terakhir mereka. Karena dua hari setelah pertemuan mereka di taman, mereka kembali bercakap di tempat yang sama.

Mereka bercakap tentang apapun; mulai dari hal-hal kecil hingga sesuatu yang besar. Keluarga, misalnya. [Name] jarang berbicara tentang keluarganya ke Taehyung- pria tersebut terlihat sangat bosan mendengarnya, seakan-akan dia tau segalanya. Jadi, ketika Jimin mempertanyakan keluarganya dan terlihat sangat penasaran akan hal tersebut, [Name] merasakan sesuatu yang aneh. Kehangatan? Ia tidak begitu yakin.

"Keluarga? Kedua orangtuaku bekerja di tempat yang sama, namun tidak pernah memberitahuku apa pekerjaan mereka. Mereka sangat sibuk, sehingga saat dimana kita berkumpul adalah ketika sarapan, dan itupun hanya sesekali," [Name] berhenti.

"Kalau aku boleh jujur, aku tidak menganggapnya keluarga."

Jimin bersenandung. "Kenapa?"

"Karena aku tidak pernah merasakan kasih sayang yang dirasakan tokoh-tokoh pada buku dan film," jawabnya. "Jika harus ada yang kuanggap sebagai keluarga, maka orang itu adalah Hoseok, saudaraku. Dan mungkin... dirimu?"

"Diriku?" Jimin terdiam. Genggaman pada ponselnya mempererat. "Kau baru mengenalku selama dua hari, [Name]. Bukankah itu terlalu cepat?"

"Bukankah sebuah pertemanan lebih mementingkan kenyamanan dibanding lama berkenalan?"

Jimin terkekeh. "Begitukah? Kurasa kau terlalu mudah untuk merasa nyaman, [Name]. Sebaiknya kau mulai merubah itu, sebelum kau menyadari bahwa kau berada ditengah labirin tanpa apapun untuk menuntunmu keluar."

Kali ini, [Name]-lah yang terdiam. Ia tidak mengerti maksud perkataan Jimin. Ia hanya bisa melihat ke arah ponsel Jimin yang masih menyala.

21:54.

Sial, batinnya. Aku harus kembali.

"Sudah mau pergi?" tanya Jimin, matanya melekat pada [Name] yang beranjak berdiri.

"Hoseok ingin aku kembali sebelum jam sepuluh. Aku duluan ya," sahutnya, seakan-akan perkataan Jimin tadi bukanlah hal yang besar.

Jimin mengangguk. "Ingat perkataanku baik-baik, [Name]," katanya ketika gadis tersebut mulai melangkah pergi.

"Karena tanpa sepengetahuanmu, kau sudah berada di dalam labirin itu."

Subway Encounter ↬ Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang