"Hoseok?" [Name] menutup pintu rumah. Kesunyian menyapanya, hingga ia mendengar sepupunya berteriak, "Aku di dapur!"
Gadis tersebut melepaskan sepatunya, menaruhnya di rak, lalu berjalan menuju dapur.
"Maaf, aku lapar, dan kulkasmu adalah satu-satunya penyelamatku saat ini," kata Hoseok saat [Name] melihatnya sedang merogoh kulkas. [Name] tertawa, lalu membiarkan pria berambut jingga itu melanjutkan kegiatannya.
"Hoseok," panggil [Name] dengan nada pelan, seakan-akan ia sedang berbisik kepada diri sendiri. Pria tersebut, yang— entah bagaimana— telah menemukan sekotak biskuit pun segera menghampiri sepupunya yang duduk termenung di meja makan.
"Tadi aku bertemu lagi dengan Jimin," mulainya, sesekali melirik ke arah Hoseok— yang menyipitkan matanya kebingungan, namun mengisyaratkannya untuk lanjut.
"Dia mengatakan sesuatu yang membingungkanku," kalimat tersebut berhasil mengalihkan perhatian Hoseok, dari kotak berisi biskuit menjadi wajah sepupunya.
"Seperti?"
"Ia berkata bahwa aku terlalu mudah untuk percaya dengan seseorang dan hal itu harus kurubah sebelum terlambat. Ia mengatakan sesuatu mengenai labirin, tapi begitulah intinya."
Hoseok membeku, serasa mengerti betul akan maksud kalimat yang dilontarkan [Name], yang terdiam sambil menatapnya kebingungan.
"Apa maksudnya, Hoseok? Apa yang ingin Jimin sampaikan?"
Hoseok membuka mulutnya, namun tak sepatah kata pun dilontarkannya. Di sisi lain, [Name] terus menatapnya, menunggu jawaban darinya, membuat pria tersebut merasa tersedak.
"Aku..." mulainya pelan, lalu menunduk.
"Aku tidak tau, [Name]," jawabnya sembari menggelengkan kepala.
"Aku tidak tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Subway Encounter ↬ Min Yoongi
Fanfiction"Apa kau tak tau apa-apa soal tren saat ini?!" "Jadi, menurutmu celana jeans kurang bahan dan sobek-sobek seperti ini adalah tren anak muda sekarang?" © mintshooky, 2018