state of danger

186 14 4
                                    

Setelah berabad-abad Ve menghilang sekarang muncul lagi sorry ya, jangan kecewa lo okey

Happy Reading
-
-
-
-

Kricik.. kricik..

Bila berdiri dibelakang seorang Shewolf yang tak lain adalah Ve. Mereka berada di tepian danau Chave

"Dasar brengsek ...!"

Ve melemparkan batu kedalam danau itu sehingga memecahkan danau chave yang setengah membeku.

Ve menggunakan kekuatannya sendiri untuk melukai tangannya, Bila yang melihat itu langsung melemahkan tubuh Ve. Seketika tubuh Ve ambruk begitu saja.

"Cukup Ve! Kau bertindak seperti orang bodoh! setetes dari darah mu yang terbuang sia-sia akan melemahkan Sordse yang lain!"

"Aku benci dengannya, Bila! Aku benci!!" Ujar Ve memukul tanah dihadapannya.

"Lalu? Kau bisa apa? Semuanya sudah terjadi, kau tidak akan bisa menghidupkan kakak mu kembali."

Ve terisak, ia memeluk tubuh sahabat didepannya. Tak sanggup menahan beban yang harus ia tanggung.

Wush..

"Ve..."

"KAU LAGI!! PERGI KAU!"

Halilintar datang bersama Blaze, Ice, dan juga Claria. Sedangkan Ve yang tadinya memeluk Bila sidah berdiri dengan angkuhnya didepan Halilintar.

"Ve tunggu, aku bisa jelaskan semua ini"

"Tidak!! Cukup!! Kau boleh pergi sekarang!!"

Langit mulai menggelap, dan hawa disekitar mereka menjadi tidak enak.

"Ve kumohon..."
"Aku muak denganmu, cepat pergi sebelum...."

"Wow... tenanglah Ve, kurasa kalian perlu membicarakan tentang hal ini baik-baik" ujar Blaze.

"DIAM KAU, BLAZE!" Bentak Ve dan secara perlahan tubuhnya terangkat keatas

"Bahaya..." ujar Ice menatap kejadian didepannya dengan tetap stay cool

Pasir disekitar mereka mulai berterbangan, Bila paham akan keadaan itu segera mendekat kepada Blaze.

Menggantungkan tangannya kepada leher Blaze.

"Ajak Alpha Halilintar pergi! Sebelum dia akan celaka, dan juga kalian semua" ujar Bila

"Lalu kau? Bagaimana denganmu?" Tanya Blaze.

"Aku akan tetap disini, menenangkan Ve. Jika dia sudah lepas kendali, maka satu-satunya jalan keluar adalah menyerap energi dalam tubuhnya menggunakan kekuatan dalam Sordse yang lainnya." Ujar Bila.

"Tapi itu juga beresiko untukmu! Tidak aku tidak akan membiarkanmu disini sendirian dengannya" ujar Blaze.

Bila memegang dada Blaze seketika pancaran api keluar dari sana.

"Percayalah padaku, jika api ini padam maka aku baik-baik saja. Dan jika api ini bertambah besar, maka datanglah kesini dan carilah pertolongan" ujar Bila memberikan sebuah bola api pada Blaze.

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik" ucap Blaze mencium kening Bila.

"Yang benar saja! Disaat seperti ini kalian masih bisa bermesraan?! Tidak kuduga" ujar Claria.

Bila menatap tajam Claria dan berjalan mendekatinya.

"Bilang saja jika kau iri, karena Taufan tidak disini"

"Dalam mimpimu.." tukas Claria

Blaze menepuk pundak Halilintar dari belakang sebagai tanda isyarat.

"Hali, sebaiknya kita pergi. Biarkan Ve terlebih dahulu"

Halilintar menengok kebelakang dan menghembuskan nafasnya.

"Baiklah"

"Claria, tetaplah disini" ujar Blaze.

"Kami pergi"

Blaze, Ice, dan Halilintar pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Ve tenanglah! Turun!" Teriak Claria.

"Tidak sebelum aku bisa membalaskan dendam kakak-kakak ku!!"

"Dia benar-benar lepas kendali, ayo lakukan cara itu lagi"

"Yah.. meskipun ini membutuhkan banyak tenaga... tapi ayo kita lakukan"

-------

Whitemoon Pack House

Tuk tuk tuk

Halilintar terus saja berjalan kesana kemari dan mengacak rambutnya frustasi.

"Sungguh, ini membuatku gilaa!" Teriaknya.

"Sabarlah, Hali. Ve pasti juga akan luluh denganmu." Ujar Thorn.

"Ya, Thorn benar. Tenang saja, bukan begitu Kes?" Tanya Solar.

"Diam kau Solar, kau tidak merasa gelisah? Bila dan Claria masih berada disana bersama Ve yang lepas kendali! Kau tak tau apa akibatnya jika Bila dan Claria menggunakan cara itu untuk menenangkan dia" ujar Kesya.

"Ayolah, kenapa kalian sangat gelisah buat bersantai saja." Ujar Solar.
"Hei Zalfa, bilang pada Mate mu ini jangan terlalu gila, sadar Solar. Kau seorang Alpha" ujar Kesya.

"Thorn, sungguh aku takut." Ucap Kesya memeluk mate nya itu.
"Jika kau takut, tutup matamu dan bayangkan jika kau sedang memakan es krim yang membuat hatimu tenang" ujar Thorn.

Mendengar itu Kesya memukul geram pundak Thorn.

"Kau pikir aku anak kecil, apa? Dasar tolol.."

Thorn hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"KALIAN SEMUA DIAMLAH! Keadaan sedang kritis kalian masih saja bisa bercanda !? Yang benar saja" ujar Blaze.

Blaze duduk memperhatikan bola api yang diberikan Bila tadi. Api di sana tetap sama tidak mengecil dan tidak juga semakin membesar, dan itu sebagai penentu kondisi Bila, Claria, dan Ve.

"Blaze.."

"Ada apa Halilintar"

"Maafkan aku, karena aku mate mu dalam bahaya" ujar Halilintar frustasi.

"Ck.. diamlah"

BRAAKKK...

Pintu pack house milik Whitemoon Pack terbanting. Semuanya berdiri, penasaran dengan siapa yang melakukan itu.

"Ada apa ini?" Tanya Lucas, ayah Halilintar.

"Tidak tau Alpha, tiba-tiba pintu itu terbuka sendiri" ujar Thorn.

"HALILINTAR....!!"

Taufan masuk dan langsung mencengkeram kedua kerah kemeja Halilintar.

"Brengsek kau...! Beraninya kau melibatkan Claria dalam masalah mu..!"

Taufan mendorong tubuh Halilintar dengan kekuatan maximal nya. Halilintar terbentur dinding dan menimbulkan retakan di dinding itu.

Taufan meloncat tepat didepan Halilintar dan menarik kerah bajunya lagi.

"Taufan cukup..!" Teriak Solar berusaha memisahkan Taufan dan Halilintar.

"Tidak sebelum si brengsek ini mendapatkan balasannya"

"Aku tau, Taufan. Kau sangat membenciku, bunuh saja aku! Biar kau tenang..!"

"KALIAN SEMUA BERHENTI...!!"

Blaze segera berteriak setelah bola api didepannya sudah semakin membesar.

"Ada apa, Kak?" Tanya Kesya.

"Bila, Claria, dan Ve membutuhkan pertolongan segera"

-.-.-.-.-

Gmn guys... jangan lupa vote and comment nya... kalau bisa sekalian promote ya.. please...

Ve still Love you all...

#pdbanget #enjoyaja #goodluck

My Possessive AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang