setelah kejadian jeno menyatakan perasaannya ke siyeon, untuk kedua kalinya, siyeon berusaha untuk tidak bertemu jeno di sekolah, namun sebaliknya, jeno berusaha untuk bertemu siyeon dimana saja.
"yeon kantin yuk." ajak somi.
"mager, gue nitip roti coklat aja ya." siyeon memperlihatkan wajah memelasnya.
"ryujin kemana sih?" tanya somi, tanpa melihat ke arah siyeon, siyeon mendengus.
"gak tau." jawab siyeon tanpa menoleh ke somi.
"Lo kenapa sih, dari kemarin aneh banget." mata somi menyipit memperhatikan siyeon.
"atau jangan-jangan-"
siyeon menahan napas, dia belum sanggup memberi tahu teman-temannya tentang masalah Jeno.
"felix gangguin lo lagi kannn!"
siyeon menghembus nafas, dia baru saja bebas dari masalah mulut ember somi.
"eng-"
"LEE YONG BOKKKKKKKK!!"
siyeon meringis, bisa-bisa nanti felix datang kepadanya dengan baju dan rambut acak-acakan, meminta pertanggung jawabannya.
"enggak som, gue mager aja." siyeon yang tadinya duduk, sekarang berdiri sambil terkekeh.
"ganggu lo," felix yang dari tadi tidur di pinggir kelas, terbangun karena teriakan somi.
"jangan pernah panggil gue lee yong bok, panggil gue LEE FELIX." Felix melotot.
"jadi nama lo Lee felix?" tanya somi dengan wajah suram.
"iya, kenapa sayang?" felix mengusap-usap matanya.
"ikut gue ke kantin yuk, ketemu haechan."
"HAH GAUSAH DEH."
"lee yong bok ayookk." somi menggerakkan jari telunjuknya kearah felix, dan menggerakkannya ke atas-bawah.
"nggak usah deh." felix cengengesan.
"kalau gitu, siap-siap aja bucin-bucin lo tau nama asli lo." somi berlari keluar kelas, sambil berteriak.
"SEMUANYA! MULAI SEKARANG PANGGIL FELIX ITU LEE YONG BOK YA, JANGAN LUPA."
"SOMI SIALAN."
∆∆∆
"SIYEON." ryujin menghampiri siyeon yang sedang duduk bersama doyeon.
"kenapa jin?"
"ikut gue bentar." ryujin menarik siyeon ke luar kelas.
"kenapa sih?" tanya siyeon saat ryujin berhenti di taman sekolah.
"yeon, waktu itu jeno nembak lo kan di lapangan basket."
siyeon terdiam.
"anak basket pada nanyain gue, lo udah nerima Jeno apa belum," ryujin yang tadi menatap siyeon serius sekarang terkekeh, "kok nggak cerita?"
siyeon diam tidak menjawab, dia tidak tahu harus jawab apa, karena memang salahnya yang belum cerita ke teman-temannya.
"gue tau lo nggak mau cerita ke somi atau gue karena lo takut kita bocor kan, hahahaha." ryujin tertawa hingga wajahnya memerah.
"bukan, gue belum siap aja."siyeon merasa bersalah karena belum menceritakan tentang jeno kepada ryujin dan somi.
"iya, waktu hyunjin ngedeketin gue, gue ceritanya juga telat," ryujin penepuk-nepuk pundak siyeon.
"sekarang gue bakal cerita, lo panggil somi deh."
∆∆∆
"jadi jeno bilang suka ke lo, sebelum dia ngedeketin lo?" somi menatap siyeon antusias
"iya, gue minta tolong kalian jangan cerita ke siapa-siapa dulu ya." pinta siyeon.
"iya tenang aja yeon, kita janji." jawab somi dan ryujin.
"eh bentar, gila! pdkt gaya apaan tu, bilang suka baru pendekatan." kini ryujin menatap siyeon antusias.
"halah lo juga gitu, lo yang ngedeketin hyunjin, hyunjin nya ogah, giliran lo dideketin lo-nya jual mahal." somi menyeruput es jeruk siyeon tanpa pamit.
siyeon tertawa melihat somi yang menatap geli kearah ryujin.
"lo apa bedanya, katanya gak mau nerima cowok tanpa masa depan kayak haechan, maunya sama bule kayak samuel, eh jadiannya sama haechan, dasar bucin alay." kata ryujin tak mau kalah.
siyeon tertawa lebih kencang sat melihat haechan dan hyunjin yang berdiri di belakang ryujin.
haechan melotot ke arah somi yang cengengesan, sedangkan hyunjin cuman geleng-geleng kepala liatin ryujin yang lagi ngebacot.
______
syg echan hehehehhehe
KAMU SEDANG MEMBACA
expensive | jeno, siyeon
Povídky"every single things we do are expensive" #305 shortstory (27/6/18) #318 shortstory (25/6/18) ✓non baku