Sepuluh tahun laluSeorang gadis yang beranjak remaja membawa langkah pendeknya memasuki gedung tua yang berada di belakang gedung pusat perbelanjaan. Ia datang untuk berbelanja dengan ibunya, tetapi memang sifat ingin tahunya yang berlebihan membawa nya kesini. Dia ingin membuktikan rumor tentang gedung itu yang berhantu.
"Menyeramkan sekali," gumamnya pelan ketika telah berada di dalam gedung terbengkalai itu.
Di dalam tidak semenyeramkan ketika berada di luar, mungkin karena faktor tumbuhan merambat dan lumut yang menghiasi sekeliling tembok. Gadis itu memutar badannya antusias menatap sekeliling. Ini hal baru, dan seharusnya di abadikan. Jika saja dia diijinkan meminjam kamera milik ayahnya.
'DOR'
Suara tembakan terdengar nyaring di sekeliling, telinganya sontak berdenging. Kaki tidak terlalu panjang itu membawa tubuhnya masuk semakin dalam dan berhenti ketika tubuh seseorang tergeletak bersimbah darah di depannya.
Mulut mungilnya membulat terkejut. Jantungnya berdetak cepat, dan adrenalinnya terpacu. Astaga. Dia memang penggila film action dan psikopat, tetapi melihat secara langsung tubuh tak bernyawa bermandikan darah dengan seorang lain yang mengacungkan senjata apinya ke arah tubuh tak bernyawa itu, bukanlah salah satu mimpinya.
"AAAAAA" teriaknya ketika dia menemukan suaranya.
Badannya memutar 180 derajat dan berlari tergesa keluar. Gigi kelincinya menggigit bibir bawahnya keras sehingga meninggalkan bekas luka. Lengan mungilnya tertarik keras, sontak dia berteriak. Tetapi teriakannya tidak berlangsung lama karena telapak tangan besar beraroma anyir menutup mulutnya.
"Shhh...Diamlah," bisik pria itu pelan.
Tangan kirinya menekan lengan kanannya yang mengucurkan darah sedangkan tangan kanan membekap mulut mungil gadis di pelukannya. Ketika merasakan gadis itu menganggukkan kepala, dan tidak akan berteriak dia melepaskan bekapannya.
Gadis itu mendongak dan membulatkan mata melihat tatapan tajam pria di depannya. Tidak ingin terlalu lama tenggelam di mata bening itu, sang gadis menundukkan kepala dan melihat tangan pria itu terluka.
"Kamu terluka!"
Pria itu terkejut karena gadis yang mengenakan kemeja putih itu berteriak. Kepalanya menunduk, mengamati gadis kecil yang dia perkirakan baru berusia sekitar dua belas tahun itu membelit lengannya asal-asalan dengan syal berwarna putih.
"Aku akan membunuhmu James!" teriak nyaring seorang pria di belakang tubuh gadis mungil itu.
Gadis itu refleks memutar tubuhnya dan membelalakan mata melihat pria tadi ada beberapa meter di depannya tengah mengacungkan senjata api kepadanya. Tubuhnya bergetar memikirkan bahwa dia akan mati setelah ini.
"Oh hai gadis manis, maafkan aku karena harus melenyapkanmu juga." Kata pria itu sembari terkekeh menjijikan.
"Jangan sentuh dia," desis James tajam. Matanya berkilat penuh aura membunuh.
"Aku semakin tertarik," remeh pria itu.
Pria berbadan kekar mengerikan itu bersiap menarik pelatuknya, mata birunya menikmati tiap perubahan mimik wajah gadis di depan musuhnya itu. Jika tidak bisa melenyapkan James, setidaknya dia bisa membuat ketua muda itu merasakan rasa bersalah karena melibatkan orang lain yang tidak tahu apapun.
'DOR'
"AAAAAA"
Gadis itu berteriak nyaring dengan kedua tangan yang berbau anyir menutup mata. Dengan mata kepalanya sendiri dia melihat seorang pria tumbang dengan lubang di antara dua matanya. Kesadarannya kian menghilang ketika samar-samar dia mendengar suara seseorang memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Guy With An Innocent Girl
Random[Break] Back in June P.S : konflik ringan jadi bagi yang tidak menyukai masalah yang biasa biasa saja bisa meninggalkan story ini