Chapter 6 - Searching for the Discarded Glass

2.5K 302 64
                                    

Kise menutup telepon itu.

Saat itu juga, hp Kagami jatuh dari tangannya. Tubuh besarnya ikut terjatuh di lututnya.

Ternyata hari itu..kuroko..kuroko..hanya ingin membuatkannya kue favoritnya. Disaat ia memutuskan untuk berselingkuh dibaliknya, Kuroko hanya ingin mengembalikan hubungan mereka. Disaat ia berpesta, menikmati kencan buta itu, Kuroko, di rumah, mencari resep untuk dirinya, satu persatu ia buka, ia cari kira-kira yang mana yang bisa dibuatnya, dan yang mana yang akan menjadi kesukaan Kagami.

Hari itu, hari disaat Kagami berkata hal-hal kejam itu, hari dimana ia telah memutuskan Kuroko, Kagami tak tahu, bahwa hari itu ia telah memupuskan harapan Kuroko, ia telah menrenggut harapan Kuroko untuk dapat kembali bersamanya.

Kagami telah berkata Kuroko egois, dan kini ia sadar, bahwa selama ini, yang bosan hanyalah dirinya. Kuroko, tidak pernah bosan bersama dengannya. Meski ia tidak menganggap Kuroko ada, meski ia sudah menjahatinya, tapi Kuroko, masih selalu perhatian padanya.

Kagami berdiri, mengambil jaketnya, lalu berlari keluar dari apartemennya.

Ia berpikir.

Selama ia bosan akhir-akhir ini dengan Kuroko, tak pernah sekalipun anak itu tidak mempedulikannya. Ia yang sangat brengsek dan mengabaikannya itu, masih terus menerima kasih sayang dari Kuroko.

"Kuroko.."

Ia mengingat.

Bahwa ssetiap hari, Kuroko masih membuatkannya makanan, Kuroko masih membuatkannya bekal. Kuroko masih membuatkannya kopi disaat pagi hari dan mengerjakan semua yang dijanjikannya.

"Kuroko"

Kuroko adalah orang yang pendiam, dan seharusnya Kagami tahu betul soal itu. Bila ia tak ditanggapi, Kuroko juga tak akan bicara. Bila diingat-ingat lagi, Kuroko yang pendiam itu sudah berusaha untuk mengajaknya berbicara.

Akhir-akhir ini, selalu Kuroko duluan yang mengajaknya berkomunikasi. Bertanya hal-hal sepele pada Kagami, atau bertanya soal kualitas makanan yang ia buat. Semuanya Kurokolah yang bertanya. Namun begitu Kagami hanya menjawab sekedarnya, hanya ya dan tidak, Kuroko yang pendiam itu, tidak meneruskan omongannya.

Kagami merasa Kuroko tak lagi banyak berbicara karena bosan dengannya. Tapi nyatanya, Kuroko tak banyak berbicara, karena Kagami tidak menanggapi apa yang dibicarakannya, Kagami asik dengan hal lain, asik dngan dirinya sendiri, sampai tidak memperhatikan Kuroko. Begitu-begitu, Kuroko tetap memakluminya, dan masih mengajaknya berbicara di kesempatan lain.

"Kuroko..Kuroko!"

Kagami berkata, Kuroko egois, selalu semaunya sendiri dan bertindak menyebalkan, selalu menjadi penghalang hidupnya. Namun ia benar-benar salah. Ialah yang egois, justru dialah manusia paling egois diantara keduanya. Disaat ia bosan dan memutuskan untuk berselingkuh, ia sama sekali tak memikirkan Kuroko, tak memikirkan bagaimana perasaannya bila mengetahui itu. Ia tak sadar bahwa dirinyalah yang menjauhi Kuroko, dirinyalah yang berbuat terlalu jahat pada Kuroko.

"KUROKO!!"

Kuroko sama sekali tidak pernah menghalanginya, bahkan Kuroko adalah salah satu orang paling penting dalam karirnya sebagai pemain basket. Karena Kuroko ia dikenal, karena Kuroko ia berhasil.

"KUROKOOO!!!"

Saat ini, tidak ada yang ingin dikatakan Kagami selain maaf. Tak ada yang ingin dilakukan Kagami, selain menemukan Kuroko, dan mengakui semua perasaannya. Urusan apakah Kuroko akan menerimanya kembali, adalah urusan terakhir, yang penting sekarang, ia ingin bertemu dan memeluk Kuroko.

.

Ia telah sampai di rumah Kuroko dengan ngos-ngos an. Kagami menekan bel pintunya.

Semenit, dua menit, tidak ada jawaban.

Come Back Home ( KAGAKURO fanfic ) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang