Part 3: Berjumpa Kawan Lama

8.5K 436 4
                                    

Mas Rama sedang bersiap diri untuk berangkat dari menemui wanita itu. Perasaanku sungguh tak karuan, aku tidak paham mengapa Mas Rama masih saja berbohong.

"Mas Rama, akan pergi kemana pastinya?"

"Belum tahu yang, aku ngikut saja..nanti aku kabarin pastinya ya...kami janjian di kantor dulu"

"Akan pulang larut malam?"

"Mungkin, Mas belum tahu"

"Aku mau keluar rumah juga mas, boleh?"

"Mau kemana? Ada perlu apa, yang?"

"Aku mau ke toko buku, aku perlu agenda kerja yang baru"

"Oh iya, minggu depan kamu sudah mulai ke Sekolah ya? Kalau gitu, Aku akan antar kamu dulu ya, ayo kamu siap-siap aku tunggu di garasi ya" sambil senyum dia pun berjalan menuju garasi.
Dia selalu saja bersikap manis, aku sungguh tak bisa memahaminya, jika dia butuh wanita itu mengapa aku selalu diperlakukan dengan baik?.
______

"Sayang nanti pulangnya pesan grab saja ya"

" Baik Mas, aku sekalian mau belanja kebutuhan dapur"

"Iya, jadi aku harus mengantarmu kemana sekarang?"

"Ke Mall dekat kantor Mas Rama saja biar searah"

"Ok sayang"

"Mas, sekarang kamu sering banget ya bikin acara dengan rekan-rekan di luar kantor"

"Iya, maaf ya sayang. Aku jadi sering tinggal kamu sendirian di rumah. Aku dan rekan-rakan sedang merintis usaha untuk sampingan, biar ada tambahan penghasilan, jadi kita perlu koordinasi mematangkan rencana".

"Kok baru cerita sekarang, mau usaha apaan?"

"Reza punya tempat usaha yang cocok untuk kedai kopi, lokasinya di pusat kota. Kalau pake modal sendiri dia gak sanggup makanya kita berencana mengelolanya bersama-sama. Yuda, dia itu penggemar kopi jadi dia yang akan mengatur teknisnya usaha, aku kan ngertinya bidang akunting jadi bagianku ya disitu" jelasnya dengan semangat.

"Akan semakin sibuk saja kamu mas" jawabku
ketus.

"Demi masa depan kita sayang"

Tentu saja kamu akan perlu tambahan penghasilan Mas, kamu punya dua dapur untuk dicukupi kebutuhannya. Mas Rama terus bercerita tapi pikiranku sibuk sendiri mempertanyakan apa omongannya ini benar atau sekedar karangan. Entah dia akan menemui wanita itu atau benar bertemu Reza dan Yuda.
________

Aku masih malas untuk pulang ke rumah. Semua barang yang aku butuhkan sudah aku dapatkan. Akhirnya aku memasuki kafe sekedar ingin duduk santai menikmati segelas greentea late dan alunan musik.
Baru saja aku akan memasukin kafe, seseorang memanggilku.

"Putri..!" Aku menoleh ke belakang dan kudapati
Devi, Lia, Firman dan 2 orang lainnya yang tidak aku kenal.

"Hai, kalian ternyata, lama tak jumpa ya" aku menyambutnya dengan jabatan dan pelukan pada Devi dan Lia teman sekolahku saat SMA.

"Hai Putri" sapa Firman.

"Hai, kalian kok bisa bareng-bareng mau kemana?" tanyaku penuh heran.

"Kami akan makan malam di kafe ini, ikut gabung ya!" ajak Lia sambil mengajakku masuk ke dalam kafe.

Mereka melanjutkan kuliah di tempat yang sama sehingga persahabatan mereka terjalin baik hingga sekarang. Devi dan Lia tidak pernah satu kelas denganku, aku mengenal mereka karena kami sama-sama pengurus osis, sedang Firman adalah teman sekelasku sejak kelas satu hingga kelas tiga, tapi aku tak begitu dekat dengannya.

Sementara yang lain asyik mengobrol sambil menyantap makanannya, aku hanya menikmati greentea lateku sambil memperhatikan penyanyi yang sedang mendendangkan lagu-lagu melankolis. Sesekali aku mengecek handpone menunggu kabar Mas Rama. Devi dan Lia berkomentar kata mereka aku seperti menghilang ditelan bumi. Selepas SMA aku memang sibuk kuliah dan tidak pernah mengikuti acara-acara yang diundang teman-teman SMA.

"Putri, boleh aku minta nomor mu?" Firman menyapa sambil matanya tertuju pada tanganku yang sedang menggenggam handpone. Aku tersenyum dan menyebutkan nomorku. Tak lama dia men-dial nomorku dan memintaku menyimpan nomornya.

"Kita pulang yuk!" ajak Devi.

"Kamu ada yang jemput, Put?" tanya Lia.

"Tidak, aku akan pesan grab" jawabku.

"Jangan, biar kami antar saja" sambut Firman.

"Ide bagus, yuk ah kita cabut" ujar Lia kembali.

Akhirnya aku putuskan menghubungi Mas Rama,

"Hallo, Mas Rama?"

"Iya, ada apa yang?"

"aku sudah selesai disini dan Aku bertemu teman-teman SMA, mereka menawarkan tumpangan, boleh aku pulang diantar mereka?"

"Iya, iya, boleh yang, sudah dulu ya, Mas pulang larut tak perlu ditunggu kamu istirahat saja duluan", Mas Rama langsung menutup telpon tanpa sempat aku menanggapinya.

Saat jalan menuju pelataran parkir, aku berpapasan dengan Yuda.

"Mas Yuda?"

"Hai, selesai belanja Put?"

"Iya Mas, bagaimana rencana usaha barunya?"

"Usaha baru apa, Put? Mana Rama?"

"Aku bareng teman-teman, Mas Rama katanya ada pertemuan bisnis, aku duluan ya Mas".

Ya Tuhan, Mas Rama semakin pandai mengarang cerita. Jelas sudah dia memang benar-benar pergi untuk wanita itu, bukan untuk membicarakan tentang usaha barunya. Sesaat dadaku sesak semakin sakit rasanya.
__________

Aku berusaha untuk tidur, tapi sulit sekali mata untuk terlelap. Kepala dan hati ini terus saja berdialog. Ada keinginan untuk menanyakan hal yang sebenarnya pada Mas Rama, tapi ada juga rasa takut dengan segala dampak yang harus aku terima. Sampai kapan harus begini terus? Aku harus melakukan sesuatu, setidaknya Mas Rama harus berhenti berbohong. Lalu jika Mas Rama mengakuinya, apa aku akan tetap hidup dengan Mas Rama? Bisakah aku rela berbagi dengan wanita itu? Bagaimana dengan anak Mas Rama kelak?
_________

"Sarapan, Mas"

"Maaf semalam Mas Pulang larut sekali"

"Tak apa-apa, Sudah mulai terbiasa"

"Kamu marah, yang? Sejak bangun tidur kamu gak kasih aku senyuman"

"Kemarin aku bertemu Yuda di Mall"
Mas Rama berhenti mengunyah makanannya, aku yakin dia kaget mendengarnya.

"Mas, semalam pergi kemana? katanya akan memberi kabar tapi tidak, aku yang telpone kamu yang menutup pembicaraan, tidak sopan!" Keluhku padanya.

"Aku ketemuan Reza, Yuda memang batal datang, kemarin aku sedang serius membicarakan usaha dengan Reza"

"Bertemu Reza dimana Mas? Usaha baru yang mana lagi? aku semalam tanya Yuda tentang usaha barumu saja, dia malah terlihat bingung, kamu menyembunyikan sesuatu dariku, Mas?"

"Kamu bicara apa sih yang? Pagi-pagi udah menginvestigasi aku kaya penjahat"

Mas Rama menyelesaikan sarapannya dengan cepat dan pamit pergi ke kantor tanpa memberikan kecupan, sepertinya dia kesal dengan pertanyaan-pertanyaanku. Aku menyesal sudah membuatnya kesal, aku merasa bodoh karena sudah banyak bertanya padanya.

Nada dering handponeku menyala, Firman menelpone, aku memandanginya cukup lama.

"Assalamualaikum"

"Wa alaikum salam Putri, aku Firman, bisa kita bicara?"

"Bicaralah..."

"Tidak disini, apa kita bisa bertemu...?"

Aku terdiam berpikir apa perlu aku menemuinya?
_______

AKU TAHU: Tapi Pura Pura Tidak TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang