Hii..
Happy reading*Crish duduk di tepi jembatan yang sepi di kota Roma, Italia tempat ia tinggal sekarang. Ia meneguk whiskey yang ia bawa, sembari menikmati rokoknya. Entah mengapa fikirannya saat ini di penuhi oleh Arabelle.
'Kenapa aku selalu memikirkan gadis cerewet itu: ' batin Crish.
Lalu ia mengehembuskan dengan kasar. Entah mengapa hatinya menghangat saat mengingat wajah Arabelle. Tanpa disadari Crish tersenyum mengingat wajah kesal Arabelle.
Hingga lamunan Crish buyar saat terdengar suara seorang gadis berteriak.
"Tolong...tolong" suara itu adalah suara Arabelle. Crish menggelengkan kepalanya.
"Mungkin hanya halusinasi ku saja" kata Crish lalu menghisap rokoknya lagi.
Namun lagi-lagi suara itu terdengar. Kali ini lebih kencang.
"Aaaa tolong.. tolong... jangan sentuh aku aaaa tolong" teriak seorang gadis
"Shit! itu bukan halusinasi ku" kata Crish lalu ia membuang rokoknya dan dan berlari kearah sumber suara.
"Shit! itu benar dia" gerutu Crish karena yang berteriak benar-benar Arabelle.
Arabelle di kelilingi oleh tiga orang pria berbadan tegap yang mendekat kearah Arabelle dengan seringaian.
"Berhenti kalian!!" Teriak Crish yang membuat ketiga pria itu menoleh, begitu juga Arabelle.
"Crish" lirih Arabelle
"Berani sekali kau anak muda" kata salah satu pria tersebut.
Crish pun menyerang, ia memukul menendang dengan brutal ketiga pria tersebut. Hingga tak butuh waktu lama ketiga pria tersebut terkapar.
"Siapa kau?" tanya salah satu pria tersebut
"Crishtopher Laurens" bisik Crish yang membuat ketiga pria tersebut membeku.
Ya Crish siapa yang tak mengenal betapa kejamnya dia bukan..
"Pergi lah sebelum aku berubah pikiran" kata Crish santai.
Ketiga pria tersebut segera pergi, meninggalkan Crish dan Arabelle.
Crish mendekat ke arah Arabelle."hei, apa kau baik-baik saja" tanya Crish kepada Arabelle yang menangis tersedu sedu.
"Aku takut" lirih Arabelle, Crish reflek memeluk Arabelle.
"Tenanglah, mereka sudah pergi" kata Crish penuh perhatian.
~
Arabelle pun sudah tenang, "kenapa kau jalan sendiri? " kata Crish."Em aku.. aku ingin pulang" kata Arabelle gugup
Crish mengernyitkan dahinya.
"Kemana kakak mu? Apa dia tidak menjemput mu?" Tanya Crish"Aku ada urusan di resto jadi, aku menyuruhnya agar tidak menjemputku, karena aku akan pulang naik taxi. Tapi saat hendak pulang aku tak menemukan satu pun taxi, mau menelpon ponsel ku mati" kata Arabelle menjelaskan.
"Em,pantas saja. Untung aku ada disini kalau tidak aku tidak tau lagi apa yang akan terjadi selanjutnya" kata Crish
"Em.. thank you very much Crish" kata arabelle lalu mencium pipi Crish
"Aish..kau mencium ku em" kata Crish
"Ibu ku bilang jika berterimakasih kita harus mencium pipi orang tersebut" kata Ara polos
"Wah, kau masih polos ternyata" kata Crish terkekeh.
"Bukan kah kau ingin pulang, ayo ku antar " ajak Crish yang di jawab anggukan oleh Arabelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Breath (Crishtopher Laurens)
RomanceSeries #2 in Romance Kekerasan yang sering kali ia dapatkan membuatnya terlahir menjadi sosok yang jauh dari kata 'baik'. Kasar,dingin,berbahaya, kesan itu yang menempel pada dirinya. Minuman keras, obat-obatan terlarang, sex bebas adalah rutinitas...