2

5.3K 438 8
                                    











Mingyu pov

Aku sengaja mengajaknya pergi kekantin bersama agar warga sekolah tahu bahwa kami ini mempunyai suatu hubungan dan pernah dekat. Ya hubungan antar keluarga.
Aku dan Song (y/n)
Anak yang pendiam dan ia juga lumayan pintar.
(Y/n) mempunyai adik laki laki bernama Song Hae Jun yang masih berumur 4 tahun.
Keluargaku dan (y/n) sangat akrab.
Ayahku adalah kakak kandung dari ibu (y/n).
Apa (y/n) menceritakan kisahku kepada kalian? Kuharap ia tidak membongkar aib burukku kepada kalian 😂

Sekarang aku dan sepupuku ini sedang duduk di meja makan.
Sambil menunggu makanan datang, kami menceritakan masa liburan kami.
"Hei Kim. Bagaimana liburanmu di Jepang?"
Aku melipat kedua tanganku di depan dada lalu menjawab,
"Begitulah."
"Begitulah bagaimana maksud mu Kim?"
"Tentu saja menyenangkan. Ah~ andai saja kau waktu itu ikut kau pasti akan merasa senang juga."

(y/n) menggelengkan kepalanya sambil terkekeh,

"Hahah tidak Kim. Kau tahu kan aku ini tidak suka jalan jalan keluar negeri seperti dirimu?"
"Yah aku tahu itu. Tapi apa kau tidak bosan berada dirumah terus?"

Song (y/n) anak rumahan sekali.
Selama hidupnya, ia tidak pernah datang ke yang namanya pesta. Entah pesta ulang tahun atau semacamnya seperti yang remaja lakukan biasanya.
Ia bilang berada dirumah saja sudah membuatnya nyaman dan tenang. Dan (y/n) itu tidak suka yang namanya keramainan.
Ia juga memiliki sifat yang sedikit err- tomboy?

Yah style-nya terkadang seperti anak laki laki seumuranku atau hanya memakai pakaian sederhana saja saat keluar rumah. Tidak mementingkan yang namanya fashion.

"Akan lebih bosan jika selalu berjalan kesana kemari Kim.
Dan itu akan membuat kaki serta badanku menjadi pegal semua."
cetusnya sambil bertepuk tangan kecil.

"Ayolah. Kita ini sudah dewasa, sudah seharusnya remaja seumuranmu ini tahu dunia luar."
"Dan melewati batas?!"

Aku hanya tersenyum kecil, bagaimana bisa nanti ia menggapai cita-citanya kalau tidak pernah melihat dunia luar sedikit pun?

"Dengar ya Tuan Kim. Aku tidak suka dunia diluar sana.
Membahayakan diriku saja, jika nanti aku kelepasan bagaimana?"
"Itu kau saja yang tidak bisa menjaga dirimu sendiri."
"Hei bukan itu maksudku--

Pembicaraan kami terputus ketika pesanan kami datang.
Kami berdua membungkuk tanda terima kasih kepada pelayan kantin yang sudah mengantarkan makanan kami sampai ke meja.

"Terima kasih." ucap kami bersamaan.
Sambil mengunyah makanan aku pun lanjut bertanya (y/n).

"Jadi?"
"Hmm apanya yang jadi?"

Ei~ kalau sudah begitu jawabannya tanda bahwa (y/n) sudah tidak perduli lagi bercerita. Ia asik memakan makanannya tanpa menoleh sedikit pun ke arahku.

10 menit.
Kami sudah menyelesaikan sarapan di kantin ini.
Selepas ini aku ingin ke rooftop.
Kalian tahu kan bahwa hari pertama masuk sekolah setelah liburan kenaikan kelas itu selalu kosong tidak ada jam pelajaran sama sekali dan digantikan dengan jadwal baru?

Aku berniat tidak masuk kelas dan memilih jalan lurus menuju rooftop sekolah.

"Hei Kim, kau masuk kelas mana?"
"Tentu saja sekelas denganmu."
"HAH?"

Aku spontan menutup kedua telingaku ketika mendengar (y/n) berteriak.

"Kau bilang apa? Sekelas denganku?"
tunjuknya pada dirinya sendiri.
"Tentu saja, kenapa memangnya tidak boleh?
Lagipula itu bukan keputusanku, itu keputusan para guru."

"Bukan itu maksudku Kim hanya saja--" aku tahu dia ingin bicara apa selanjutnya.
"Sudahlah tenang saja. Aku berjanji akan menjagamu dari fansku itu. Tak perlu khawatir."

Yah..ia takut kejadian saat SMP lalu terjadi lagi padanya.
Dimana ia di bully oleh para fansku ketika aku sedang dispensasi untuk mengikuti tanding bola basket.
Saat itu aku sekelas dengannya.

Ia mengangguk paham.

Sesampaiku di rooftop aku melihat seseorang berdiri di pembatas.
Dari belakang aku seperti mengenalnya, tapi siapa?

"Oh Kwon Soonyoung?" pekikku dan itu membuatnya berbalik menghadapku lalu tersenyum.
"Yo Kim Mingyu." sapanya ketika aku mulai mendekatinya.
Kwon Soonyoung atau yang lebih dikenal Hoshi ini adalah temanku.
Ia adalah Wakil Ketua Osis disekolah ini.
Dulu ia sempat menyukai sepupuku.. (y/n).
Akan tetapi ia urungkan niatnya untuk menyatakan cintanya kepada sepupuku itu ketika tahu bahwa (y/n) sedang tidak ingin menjalin kasih dengan siapa pun.
Entah sampai saat ini ia menyukai sepupu introvert-ku itu atau tidak.

Kemarin saat aku liburan ke Jepang, aku mengajaknya juga.
Ia pandai berbahasa Jepang dan jadilah ia sebagai translatorku,haha.

"Bagaimana liburanmu?"
"Hey kau ini. Bukankah kemarin kita liburan bersama?" jawabnya sambil merangkul pundakku.
"Haha aku hanya bercanda."

Hoshi.
Ia aku tak tahu bagaimana mendefinisikan dirinya kepada kalian.
Yang kutahu ia termasuk dalam jajaran pria idaman semua wanita disekolah.
Yah walau ia tidak pandai memasak sepertiku,hahaha.
Ia pria berbakat disekolah kami..ia pernah mengikuti lomba dance cover bersama rekan-rekannya dan memenangkan juara pertama lalu mendapatkan hadiah keliling agency Pledis Entertainment.

Ia memiliki bentuk mata yang kecil dan jika sedikit saja tersenyum maka matanya itu akan tenggelam. Julukannya didalam keluarga adalah Marmut.
Dulu waktu pertama kali aku bertemu dengannya aku selalu memanggilnya marmut.
Karena pada saat aku berkunjung kerumahnya, noona Hoshi memperkenalkan diri adiknya itu dengan sebutan marmut.

"Panggil saja dia marmut Hoshi terlalu keren untuk bocah seperti dia ini."
Dan kalian tahu apa tanggapan Hoshi pada kala itu?
"AKU INI MANUSIA NOONA BUKAN MARMUT."
"Lho seharusnya kau senang,bukankah marmut itu hewan yang imut dan lucu?"
"Cih lucu dari mananya? Aku kan tidak memiliki bulu lebat sepertinya_-" ketus Hoshi saat itu.

Aku menahan tawa saat melihat Kwon bersaudara itu bertengkar kecil.

"Sudah,panggil saja aku Hoshi jangan marmut. Jangan ikuti ajarannya yang sesat itu."
Hoshi lalu menarik lenganku menuntun menuju kamar pribadinya.
"YAK JANGAN LUPA NANTI TURUN SAAT MAKAN SIANG. JANGAN ASIK BERMAIN,EOH!"

Seru noona Hoshi saat itu.
Mengingatnya membuatku jadi terkikik kecil

"Hei kau kenapa Ming,ada yang lucu?"
"Ah tidak ada apa-apa."
Jika aku menceritakannya pasti ia tak segan akan menggepak kepalaku keras-keras sambil mengumpat.
Yah dia juga suka berbicara kasar jika sedang kesal ataupun marah kepada orang.



Part 2 udah kelar.
Gimana ceritanya bagus tidak? Mohon krisar dong biar gue ads semangat gitu buat ceritanya.
Gue butuh penyemangat buat cerita ini.

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang