6

2.9K 306 13
                                    


Author pov

(Y/n) tersentak kaget kala tahu siapa pemilik dari suara yang memanggilnya barusan.
Ia mengernyit heran dan menunjukkan wajah blank.

"Kau tidak mendengar panggilanku?"
"Ah i-iya ada apa?"
(y/n) menanggapinya dengan tergagap. Mingyu yang berada di tengah-tengah mereka hanya bisa memandang.

"Ikut aku keruang OSIS sebentar!" Pinta Wonwoo secara terang-terangan. Setelah itu (y/n) segera keluar mengikuti Wonwoo dengan Mingyu dibelakang mereka membuntuti.
(Y/n) tampak bingung. Untuk apa ia keruang OSIS?


"Aku membawanya." seru Wonwoo dan menunjukkan kepada teman-teman OSIS serta guru pembimbing.
"Ah (y/n)-ssi, bisa kau bantu kami sebentar?"
"Ya, ada apa guru Han?"
Ia tidak pernah sama sekali menghadap guru, tidak pernah berurusan juga.

"Tenang saja (y/n)-ssi. Kami hanya ingin minta tolong kepadamu. Kau ikut ekstrakulikurer piano, kan?
Kebetulan Ketua di club itu sedang sakit hari ini, jadi kami minta kepadamu untuk menampilkan sesuatu di bidang itu--"
"Lusa adalah perkenalan aktivitas club piano, jadi bersediakah kau menggantikan posisi Ketua club piano untuk tampil diacara lusa? Dan memperkenalkan kepada murid baru tentang apa saja kegiatan di club tersebut?"

Glek!

(Y/n) menelan salivanya susah payah. Bagaimana ini?
Masalahnya ia tidak pernah berbicara didepan orang banyak.
Apalagi ia juga jarang sekali bisa bicara panjang lebar.

"Eum~ begini guru Han. Aku tidak biasa berbicara didepan orang banyak. Memperkenalkan club piano? Kurasa aku tidak bisa guru."

Tiba-tiba saja Wonwoo angkat bicara.

"Bagaimana jika ada yang menemaninya untuk memperkenalkan club piano? Seperti menjadi 2 orang sebagai penjelas kegiatan club tersebut?"
"Usulmu bagus juga..Won.
Tapi siapa yang akan menemaninya?"

Seketika ruangan mendadak sepi. Masalahnya murid di club piano itu tidak banyak dan semuanya sama saja seperti (y/n),anak-anak yang jarang bicara panjang lebar dan cenderung introvert.

Namun sebuah suara lantang mengejutkan seluruh isi ruangan.
(Y/n) sampai berhenti bernafas beberapa detik lalu melirik pemilik suara tersebut dengan gerakan slowmotion.

"Saya saja guru Han." jawab suara tersebut sambil mengacungkan tangannya ke udara.











"JEON WONWOO?!!"




Mingyu yang sedang berdiri di pojokan ruangan tersentak kaget dan langsung menghampiri temannya tersebut.

"Kau yakin Won dengan keputusanmu?"
"Memangnya siapa lagi yang mau, dari tadi kulihat tidak ada juga yang mau mengajukan diri.
Jadi ya apa boleh buat aku sendiri yang harus bertindak."
"Ini seperti bukan dirimu, teman." ujar Mingyu lalu melirik sekilas ke arah (y/n).

Ia mendapati sepupunya itu diam mematung melihat lantai sesekali menghela nafas berat.

"Baiklah Won saya serahkan semuanya kepadamu," seru guru Han lalu berlalu keluar.
Wonwoo lalu mengangguk dan membungkukkan badannya 90°.

Tanpa pamit (y/n) juga pergi dari ruangan tersebut.
Teman-teman OSIS Wonwoo pun pergi dari sana.
Menyisakan dirinya dan Mingyu.

"Apa ini waktunya, Won?"
"Belum. Waktunya belum tepat, Min."
Seru Wonwoo sambil menepuk pundak Mingyu teman dekatnya itu, tak berapa lama mereka berdua pun berlalu pergi.
Mingyu hanya bisa mengkerutkan dahinya lalu menggedikkan bahunya naik turun.



(Y/n) pov

Apa-apaan si muka datar itu?
Kenapa malah dia yang mengajukan diri, kenapa ia tidak menyuruh teman-temannya saja?
Kenapa juga harus dirinya?
Aku tak habis pikir akan keputusannya.
Dan aku juga tak bisa membayangkan bagaimana nantinya keadaan ruang aula disaat fans Wonwoo itu tahu bahwa aku akan berdiri disatu panggung dengan pujaan mereka?

Mereka pasti akan mengejek dan menghinaku habis-habisan nantinya.
Mingyu datang dengan nafas yang terengah-engah. Ah, sepertinya ia berlari saat menuju kemari.

"Kau kenapa Kim? Seperti habis dikejar polisi saja?"
"Tentu saja aku dikejar. Tapi bukan polisi melainkan--"


"MINGYU OPPA TOLONG TANDA TANGANNYA!"
"OPPA KAU SANGAT TAMPAN, BOLEHKAH AKU MEMINTA FOTO BERSAMAMU?"
"MINGYU AKU MEMBAWAKAN BEKAL UNTUKMU."
"YAK KIM MINGYU MENIKAHLAH DENGANKU, EOH?"

Oke perkataan fans Mingyu yang terakhir membuatku terkikik geli.
Mingyu lalu bersembunyi dibelakangku dan meminta untuk mengusir para fansnya itu secara halus.

Akupun berusaha mengusir mereka secara lembut dan memberitahu alasan bahwa Mingyu sedang tidak ingin diganggu saat ini.

Untunglah mereka pengertian dan segera pergi keluar.
Melihat itu, membuat Mingyu benafas lega sekaligus tersenyum.
"Hufft, terimakasih (y/n) sudah membantuku."
"Hm tak masalah. Aku lapar, kau tidak ingin makan?"
"Tentu saja aku lapar, ayo ke kantin!" dengan segera aku pun mengambil kotak bekal yang sempat dibawakan oleh Jisoo oppa.
Dan dengan gerakan cepat aku menyusul Mingyu menuju kantin.

Sesampainya dikantin.
Kami mengedarkan ke segala penjuru ruangan ini, mencari semoga saja masih ada meja yang kosong.
Pasalnya kantin ini sudah di penuhi oleh murid baru yang sedang istirahat.

Mingyu menepuk pundakku pelan lalu menunjuk ke arah meja kosong di pojokan.
Aku tersenyum dan mengangguk kepadanya tanda setuju.
Kami berdua pun menuju meja kosong tersebut, Mingyu pamit ingin mengambil makanan.

Aku menunggunya dan membuka kotak bekalku.
Wah ini adalah makanan kesukaanku.
Nasi goreng sosis dan berbagai macam sayur disampingnya.

Tak berapa lama Mingyu pun datang sambil membawa nampan makanannya.
Ketika Mingyu duduk dan akupun ingin menyuapkan nasi kedalam mulutku.

Kami dikejutkan dengan kedatangan seseorang.

"Boleh kami bergabung?" tanya seseorang tersebut.
"Ah tentu saja silahkan." Mingyu pun menggeser duduknya.

Aku melihat kearah 2 orang tersebut dan seketika akupun diam mematung dan melihat pergerakan mereka.

"Wonwoo, Hoshi?"
Mereka berdua hanya berdehem kecil lalu menatapku dengan tanda tanya.
"Apa?Kenapa?" seru Hoshi disamping Mingyu.
Sedangkan Wonwoo, ia duduk tepat disamping kananku saat ini.

Oh Tuhan, kenapa aku tidak menyadarinya?
Kapan ia duduk disampingku seperti ini?

"Tidak." jawabku ketus. Akupun kembali menyuapi nasi kedalam mulutku.
Kalau begini caranya aku tidak akan makan dengan tenang.
Bagaimana bisa tenang?

3 orang paling berpengaruh dan memiliki banyak fans ini makan bersama murid introvert seperti diriku.
Belum lagi teriakan para fans mereka yang bisa memekakkan telinga.
Suara teriakan mereka saling bersahutan, dan tak segan mereka mengumpat serta menyumpah serapahiku.

Aku jadi kehilangan selera makanku.

"(Y/n), tidak usah didengarkan kata mereka. Fokus saja pada makananmu!" aku hanya mengangguk pelan menanggapi perkataan Mingyu.

Tidak usah didengarkan katamu?
Bagaimana aku bisa fokus pada makananku saat ini jika mereka saja sedang menyumpahiku?

"HEI BISA KALIAN DIAM, INI KANTIN UNTUK TEMPAT MAKAN. BUKAN BERDEMO!" Gertak Mingyu dengan tatapan tajam yang dibuat-buatnya.

Aku hanya menahan senyumku dan berusaha untuk kembali memakan bekal,
Tiba-tiba aku mendengar seseorang berbicara.












"Senyummu manis,"









Eaakkk siapa tuh hayo yang ngomong 😂 bisa ditebak siapa?
Lanjut tidak? Maaf kalau ada typonya ya.

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang