3

4.2K 381 1
                                    

(y/n) pov

Setelah pulang sekolah aku dan Mingyu pergi kesebuah mall untuk membeli hadiah ulang tahun ibunya.
Mingyu anak yang perhatian dan sayang sekali kepada keluarganya.
Contohnya saja seperti saat ini ia sedang berusaha membeli hadiah yang pas untuk ibunya.

"Aarrghh molla. Aku tidak tahu apa barang kesukaan eomma." geram Mingyu sambil mengacak rambutnya frustasi.
"Hei Kim. Ini ada alat kecantikan dengan paket lengkap. Bagaimana kalau kita berikan ini saja kepada eomma?"
Ya, aku dan ibu Mingyu sangatlah dekat sehingga ibu Mingyu memintaku untuk memanggil dengan sebutan 'eomma' juga seperti yang dilakukan anak-anaknya daripada memanggil ia dengan sebutan bibi.
"Apa itu tidak terlalu mahal,(y/n)-ah?"
serunya sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

"Lalu kau ingin yang mana Kim?" aku sudah mulai bosan karena harus menemaninya berbelanja seperti ini. Sudah 5 toko yang kami kunjungi di mall ini namun tak ada juga barang yang ingin ia beli.

"Ah~ baiklah yang itu saja." aku lalu membuang napas secara kasar lalu berlalu menghadap kasir.
"Terima kasih." seruku kepada penjaga kasir tersebut.

"Habis ini kita ketoko bunga. Aku ingin membeli rangkaian bunga untuk eomma."
Ck terserah mu saja_-
Aku lelah dari tadi terus-terusan beradu mulut dengannya.
Belum lagi dilihat oleh banyak pasang mata, mereka pasti mengira yang tidak-tidak kepada kami tadi.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di toko bunga yang di maksud oleh Mingyu, karena memang jarak antara mall dan toko tersebut hanya sekitar 2km saja.
Aku turun terlebih dahulu daripada Mingyu dan mulai melihat-lihat rangkain bunga yang terpajang indah di depan toko itu.
Mingyu menolehkan kepalanya kesana kemari mencari bentuk bunga yang pas menurutnya.

15 menit kami berada di toko bunga dan saat kami ingin pulang aku tak sengaja melihat si muka datar seperti ingin menyebrang jalan.

Dia menuju kemari...

Aku lalu segera menundukkan kepalaku dan masuk terlebih dahulu ke dalam mobil hitam milik Mingyu.

"Oi Kim Mingyu." seru si muka datar sambil mengacungkan tangannya ke udara.
"Oh Wonwoo-ya."
kali ini mereka berdua ber-highfive.

Aku yang melihatnya hanya diam saja lalu memutar lagu di dalam mobil Mingyu dengan volume sedang.

Mingyu pov

"Kau membeli bunga untuk siapa,Gyu?" Seru Wonwoo sambil memasukkan satu tangannya kedalam saku celananya.

"Ah untuk eomma ku, hari ini ia ulang tahun." jawabku sambil tersenyum.
"Ah begitu~"
"Lalu kau sendiri ingin membeli bunga juga? untuk siapa?"
"Untuk teman lamaku. Hari ini ia pulang dari Amerika.
Ia berencana akan melanjutkan study nya disini."
"Perempuan?"
"Hm tentu saja."

Setelah percakapanku dengan Wonwoo kurasa selesai..akupun segera menuju mobilku.
Oh astaga aku lupa jika membawa (y/n). Ia pasti merasa bosan karena kutinggal mengobrol dengan Wonwoo.

Ah sudah kuduga.
Ia menekuk wajahnya dan memasang ekspresi datar lalu melirikku tajam lewat ekor matanya.

"Sudah puas mengobrolnya tuan Kim?"
"Hehe maafkan aku (y/n),aku lupa kalau ada kau. Jadi sampai tak sadar mengobrol terlalu panjang dengan Wonwoo barusan." matilah aku.
Ia sama sekali tak menggubrisku.
Aku pun segera menghidupkan mesin mobilku dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.
Di dalam mobil (y/n) hanya diam saja dan memandang keluar jendela mobil.

"Ekhem (y/n) apa kau lapar?"
"Tidak!" Jawabnya sarkastis.

Ok lebih baik aku diam saja dan segera mengantarkannya pulang. Aku yakin 100% ia pasti sedang jengkel kepadaku yang sudah membuatnya lama menunggu.
(Y/n) bukanlah type orang yang suka menunggu lama.
Itulah yang membuatnya tidak pernah lama berbelanja. Paling lama hanya 30 menit.

Prinsip ia ketika belanja adalah jika semua barang sudah lengkap semua maka pulang.

Aku berhenti di depan pekarangan rumah (y/n).
Ketika keluar dari mobil ia melambaikan tangannya kepadaku.
"Oi datanglah nanti malam kerumah ku. Kita rayakan ulang tahun eomma bersama." ia hanya membalas dengan sekali anggukan lalu masuk kedalam rumah.

(Y/n) pov

Dasar Kim Mingyu!
Siapa yang tidak lapar ketika berjam-jam jalan kesana kemari.
Belum lagi itu semua membutuhkan tenaga dan membuat kakiku pegal setengah mati.
Arrghh~ andai saja jika bukan karena ingin membeli hadiah untuk ibunya pasti sudah kutinggal pergi anak itu.

"Aku pulang" seruku kepada ibuku yang kelihatan sedang duduk sambil menyaksikan acara televisi siang itu.
"Oh kau sudah pulang (y/n)? kenapa lama sekali"
"Karena menemani Mingyu membeli hadiah untuk eommanya." seruku lalu segera berlalu menuju meja makan.

"Ah iya benar. Hari ini eommanya Mingyu berulang tahun. Kita diundang untuk makan bersama nanti malam."
"Hm aku sudah tahu."

Aku menyuapi banyak-banyak nasi kedalam mulutku.
Aku sangat lapar. Satu kakiku naikkan keatas kursi.
Dan ketika ingin mengambil minum Haejun teriak dari lantai atas sambil membawa mainan.

"Noona lihat ini noona," serunya sambil berlari menuju arahku dan mencoba duduk di salah satu kursi.
Aku hanya menanggapinya dengan alis yang terangkat sebelah sambil memperhatikannya.

Robot mainan itu bergerak seperti sedang melakukan sebuah dance.
Robot mainan itu adalah hadiah ulang tahunnya yang ke-4 dari ayahnya Mingyu beberapa bulan yang lalu.

"Robotku hebat kan noona, ia bisa dance," aku hanya mengangguk saja dan kembali melanjutkan makanku.

"Kenapa respon noona hanya mengangguk saja?" Haejun mengerucutkan bibirnya lalu menatapku kesal.
"Lalu kau ingin noona bereaksi seperti apa Haejun-ah?"
"Tepuk tangan atau tidak pujilah robotku ini."

Hhh~ dasar anak kecil.
Lalu aku pun melakukan yang ia minta.

"Oh yeahh robot Haejun bisa dance hebat." seruku sambil bertepuk tangan dan mengacungkan jempolku kearahnya

Seketika raut wajah Haejun cerah kembali dan turun dari kursi.
Heol, tujuan ia mendatangiku hanya itu? Memamerkan kelebihan robotnya?
Dasar anak kecil.

Selesai makan akupun mencuci piring ke wastafel.
Setelah itu aku izin kepada ibuku untuk masuk kedalam kamar.

Sesampaiku dikamar aku disambut dengan suara handphoneku yang berdering sangat keras sampai-sampai memekakkan telingaku.

"Siapa yang menelponku sesiang ini?" gerutuku dan mengambil benda pipih itu dengan kasar.

Saat aku melihat layar handphone itu,aku hanya mengkerutkan dahiku tanda tidak tahu

"Yeoboseyo?"
"Hi (y/n), how are you?"

Eh, sepertinya aku mengenal pemilik suara ini. Tapi siapa?

"Nuguseyo?" aku sedang tidak mood untuk berpikir panjang saat ini. Semuanya karena Mingyu.






"Kau lupa ini aku Joshua."

Aku terdiam cukup lama sambil berpikir.
Joshua? Ahh~




"Siapa itu Joshua?"




Joshua siapa ya?
kok (y/n) tidak tahu?
hayoo Joshua siapa kalian 😌😕
Bagaimana dengan part ini dengan kemunculan Joshua yang tiba2?

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang