15

2.5K 266 5
                                    

(Y/n) pov

Aku tidak menyadari apa yang baru kulakukan beberapa menit yang lalu, tanpa sadar tanganku bergerak sendiri.

Hari ini pelajaran ditutup dengan sebuah tugas, yaitu tugas sebuah rangkuman pelajaran Fisika. Membahas berbagai macam rumus dan juga macam kecepatan.
Baru ingin melangkahkan kakiku keluar dari ruang kelas, kurasakan ada sebuah tangan yang mencekal pergelangan tanganku.
Kutolehkan kepalaku ke samping dan coba tebak siapa pelakunya?

Kim Min Gyu.
Lagi.

Ya, pastinya hanya dia.
Siapa lagi yang mau berteman denganku selain anak tiang listrik ini?

"Apa?" tanyaku dengan nada ketus, sungguh aku ingin pulang kerumah dengan cepat saat ini.

"Bisa temani aku sebentar? Aku ada latihan basket hari ini, dan ada sesuatu juga yang harus kubahas denganmu."
"Tidak bisa besok saja, aku lelah."
"Aku tahu, tak akan lama. Aku hanya akan mengarahkan timku saja. Selesai itu, kita langsung pulang."
"Baiklah, jangan berlama-lama. Aku tidak suka menunggu."

Lalu, kami berdua jalan menuju lapangan basket indoor dengan Mingyu yang lebih dulu di depanku.

Anak ini sungguh tinggi, dilihat dari belakang ia mempunyai postur tubuh yang cukup ideal.
Bahunya yang lebar, tingginya yang lumayan, berbadan besar, memiliki otot pula.
Perempuan mana yang tidak jatuh cinta melihat laki-laki ideal seperti dia ini?

Sayangnya, ia belum bisa membuka hatinya kembali setelah putus dari Son Hee.
Hatinya masih terkunci rapat untuk nama satu itu.
Ia dulu pernah berusaha mendekati perempuan lagi, namun gagal.

Ia sendiri yang mengagaglkannya.

Disekolah, dia ini adalah ketua Tim Basket Unggulan.
Timnya sudah beberapa kali memenangkan sebuah pertandingan.
Dulu, waktu sekolah sebelah menjadi tamu pertandingan basket disekolah kami, ia dihadapi dengan lawan main yang lumayan suka bermain kasar.

Lawan main tersebut suka bermain badan, suka menyenggol atau menyikut lawannya.
Waktu itu, kebetulan ia berhadapan dengan Mingyu.
Aku sebagai penonton pendukung, saat itu berharap semoga saja ia tidak kenapa napa.

Akan tetapi, kekhawatiranku sirna ketika melihat adegan didepanku.
Adegan dimana musuhnya Mingyu yang terpental akibat menubruk badan besarnya itu.

Mungkin ia berniat Mingyu agar sedikit oleng kesamping, namun yang terjadi malah ia yang terpental dan terdampar dilantai.
Sontak para penonton waktu itu tertawa terbahak-bahak, bukannya membantu.
Mingyu kembali menggiring bola basketnya itu. Dan berhasil mencetak angka.

Mengingat kejadian itu membuatku selalu senyum sendiri. Sungguh, ada untungnya juga memiliki tubuh besar dan tinggi seperti Mingyu.
Yah walaupun ia selalu sering mengeluh kalau kepalanya suka terantuk sesuatu diatasnya atau tidak bisa melewati jalan kecil akibat ukuran tubuhnya yang kelewat besar itu.

Rupanya Mingyu menyadari kalau aku dibelakangnya sedang terkikik.

"Kau menertawakan apa?"
"Eum~ tidak ada. Cepat selesaikan urusanmu. Aku menunggu disini saja."
"Baiklah, jangan kemana-mana. Aku tak akan lama."
"Memangnya aku akan kabur?"

Mingyu seperti kembali ingin berbicara, namun jika berdebat terus dengannya maka kami akan semakin lama disini.
Dan itu akan membuat aku bosan, ku lebarkan mataku dan menyuruhnya untuk segera pergi.

Ada bangku kosong disampingku, lalu kudaratkan bokongku pada bangku tersebut.
Kulihat, tim Mingyu sedang latihan. Mereka lalu berkumpul atas perintah Mingyu.

"(Y/n) awas ada bola."
Sontak aku memutar arah pandangku, dan benar saja.
Ada sebuah bola basket yang sedang melayang menuju arahku.

Entah mengapa, rasanya tubuhku tak bisa digerakkan sama sekali. Aku ingin kabur menghindari bola tersebut, namun tubuh ini tiba-tiba saja kaku tak bisa digerakkan

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang