16

2.4K 254 6
                                    

Author pov

Ide gila yang Mingyu lontarkan di cafe tadi membuat pikiran (y/n) jadi kacau.
Begitu pun Wonwoo, ia tak kalah kacaunya dengan ide Mingyu itu.

Wonwoo.
Sesaat setelah sampai dirumah, ia dikagetkan dengan kedatangan kedua orang tuanya.
Melihat itu, Wonwoo lantas bergegas menuju ruang tamu.

"Appa, eomma. Kalian pulang?"
"Oh, Wonwoo-ya. Kemarilah nak kami ingin berbicara denganmu."

Kalian tahukan apa konsekuensinya menjadi anak dari seorang pengusaha?

Ya, dijodohkan.
Begitu pula yang terjadi kepada Wonwoo saat ini, kepulangan kedua orang tuanya karena ingin menjodohkan anak laki-laki mereka itu dengan gadis Jepang.

"Aku tidak menerima perjodohan ini, kenapa tiba-tiba?"
"Kau harus mau Won, ini demi perusahaan ayahmu yang berada di Jepang."
"Jangan paksa aku!" Geram Wonwoo sambil mencengkram bahu sofa didekatnya.

Ia sudah tahu kalau hal ini pasti akan terjadi, tapi siapa sangka akan secepat ini?

"Tidak langsung menikah Won, tenang saja. Kau hanya bertunangan dengannya. Menikah itu bisa kau pikirkan sendiri nantinya."
"Appa, aku belum mau memikirkan itu."
"Wonwoo, selama ini kau bahkan tidak pernah berpacaran. Mengenalkan teman perempuanmu saja tidak."

"Baiklah kalau memang kau tidak mau dijodohkan. Kami akan mengabulkan permintaanmu. Tapi dengan satu syarat?"

Jantung Wonwoo yang awalnya lega kini kembali berdetak cepat. Wonwoo berpikir, apalagi kemauan ayahnya itu.
"Apa syaratnya?" kedua orangtua Wonwoo saling berpandangan lalu tak lama mengangguk.

"Dalam waktu 2 minggu, kalau kau tidak mendapatkan kekasih sama sekali. Maka mau tidak mau dan suka tidak suka kau harus menerima perjodohan dari kami."

Deg!

Permintaan itu sungguh mustahil bagi Wonwoo, ia saja tidak pernah mendekati perempuan, bagaimana mau mendapatkan seorang kekasih.

"Baiklah, aku pasti mendapatkannya."
"Langsung kenalkan kepada kami kalau sudah ketemu."

Demi apapun, mau tak mau ia harus mendapatkan kekasih sungguhan.
Agar bisa menghindari perjodohan tersebut.

Sejenak, ia kembali ingat akan ucapan Mingyu.

"Kalian kan sama-sama single, kenapa tidak mencoba memulai suatu hubungan saja?"

Haruskah ia mencoba? Lagipula kan tidak ada salahnya mencoba.





Hari ini (y/n) dan Mingyu berencana akan lari pagi bersama, namun siapa sangka ada Wonwoo juga yang ikut bersama mereka.
Sebenarnya (y/n) sudah biasa akan kehadiran Wonwoo akhir-akhir ini. Ia bahkan tak sungkan untuk mengajak anak itu untuk berbicara.

Sepeninggalan Mingyu, mereka berdua malah jadi canggung.
Mereka sama-sama terdiam hanya ada suara kicauan burung yang menemani keduanya.

"Hhh~ kemana sih anak itu, kenapa lama sekali?"
"Mingyu maksudmu?"
"Tentu saja, aku sudah sangat haus tapi ia malah lama sekali."
"Aku bawa botol air minum, mau?"
Wonwoo menyodorkan botol minum tersebut kepada (y/n), dengan ragu ia mengambil botol tersebut.

"Lain kali bawa minuman sendiri."
"Aku lupa, tadi terburu buru jadi aku tidak membawanya. Terima kasih." ucap (y/n) sembari mengembalikan botol minuman milik Wonwoo.
Keringat bercucuran dari dahi sampai ke leher Wonwoo, melihat itu (y/n) sampai menahan napasnya.

Ia tidak munafik, sesungguhnya Wonwoo ini lumayan tampan.
Ia sempat memuji ketampanan Wonwoo. Ia juga mulai sedikit tahu bagaimana sikap Wonwoo.

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang