8

2.6K 306 6
                                    

(Y/n) pov

Hari ini aku pergi latihan piano dirumah Wonwoo dan ditemani oleh Mingyu.
Selama perjalanan aku hanya diam sambil mendengarkan lagu lewat headphone.
Kurang lebih 20 menit perjalanan kami pun telah sampai tujuan.
Mingyu memakirkan mobilnya di garasi rumah Wonwoo.

Aku tak berani masuk sendiri, jadi kuputuskan untuk menunggu Mingyu saja.

"Kenapa tidak masuk duluan?"
"Kau tahu kan ini baru pertama kalinya aku bertandang kerumah seorang Jeon Wonwoo?" seruku padanya.

"Ayo masuk. Dia pasti sudah menunggu daritadi."
Aku pun mengikuti langkah Mingyu untuk masuk kedalam rumah Wonwoo.

Hal pertama yang kulihat adalah sebuah ruang santai yang mewah, disisi sofa banyak sekali benda-benda pajangan.
Yang kutaksir pasti harganya sangat mahal.
Rumah ini bertingkat 3, kata Mingyu kamar Wonwoo berada di tingkat 2. Ketika sampai di depan kamar Wonwoo, Mingyu mengetuk pintu tersebut dan terdengarlah suara sahutan dari dalam.
"Masuk saja, tidak dikunci." Mingyu yang terlebih dahulu masuk barulah diriku.
Lagi-lagi aku dikejutkan dengan sebuah pemandangan kamar dari seorang Jeon Wonwoo, kamarnya sangatlah rapi dan bersih. Interior kamarnya pun sangat cocok dengannya.
Kulihat ada sebuah televisi di seberang kasurnya dan satu buah piano.

Apa barusan aku memuji keindahan rumah Wonwoo?

Selagi bukan orangnya yang kupuji itu tidak masalah.

"Kalian sudah datang.. duduk saja dulu. Aku akan menyuruh bibi mengambilkan minuman untuk kalian." serunya, setelah itu ia benar-benar pergi keluar kamar.

"Kau tidak mau mencoba bermain piano itu sekarang?"
"Tidak. Lagipula orangnya juga belum mengizinkanku untuk latihan."

Mingyu berlalu menuju playstation milik Wonwoo.
Aku tahu bahwa mereka berdua teman dekat, tapi tidak sopankah memakai barang milik orang lain meskipun itu temanmu sendiri dan dekat dengannya?
Apalagi orang itu belum mempersilahkan?
Ah~ terserah Mingyu saja.

Tak berapa lama muncullah seorang ahjumma membawa nampan berisi minuman dan Wonwoo sendiri membawa camilan ditangannya.

"Silahakan diminum Tuan muda dan Nona." aku tidak pernah diperlakukan seperti ini. Jadi aku sedikit gugup dan merasa aneh.

"Terima kasih bibi." ucapku sambil tersenyum kecil kearah beliau.

"Kau ingin latihan sekarang atau minum dulu?"
"Sekarang saja.!" aku tidak ingin berlama-lama berada dirumah ini.
Jadi kuputuskan untuk segera latihan dan bisa pulang cepat.

Mingyu asik bermain playstation sedangkan aku latihan piano beserta menghapal beberapa teks yang sudah dibuat oleh Wonwoo sebelumnya.

"Selamat siang semuanya, perkenalkan aku Song (y/n) anggota dari club piano ingin mempersembahkan--"
"Tersenyum (y/n) tersenyum jangan kaku."

Aaarrghhh~ bagaimana bisa aku berbicara sambil tersenyum?

"Club piano pernah mendapatkan kejuaraan--"
"Baikalah (y/n), kita istirahat dulu sejenak."

Tuhan, aku paling tidak bisa kalau begini terus. Bagaimana caranya agar aku tampil sempurna?

Mingyu membalikkan badannya dan mengambil satu gelas minuman.
"Kau sudah selesai latihannya, (y/n)? Bagaimana.. apakah lancar?"
"Dia susah sekali untuk tersenyum Ming, permainan pianonya sudah bagus. Hanya saja ketika ia bicara terlalu kaku."
"Ahahaha, sepupuku memang seperti itu orangnya, Won.
Maklumkan saja."

Aku kembali memainkan piano dan menekan tuts-tuts disana dengan perasaan kesal.
Kalau aku tidak bagus kenapa kemarin memilihku..?

"Hei hei (y/n), jangan terlalu bersemangat latihannya. Kau bisa merusak piano milik Wonwoo."
"Sudahlah tak apa Ming, biarkan ia latihan sampai ia lancar."

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang