"Jihun!"
Gadis yang dipanggil Jihun itu menoleh. Sebuah senyum tipis terlukis di wajahnya.
"Udah selesai?" tanya Jihun membuat lelaki dengan name tag 'Jung Chenle' itu mengangguk sembari tersenyum lebar.
"Udah. Yuk pulang, nanti kita singgah bentar di minimarket dulu, ya," ajak Chenle membuat Jihun balas mengangguk.
Lee Jihun dan Jung Chenle.
Keduanya telah berpacaran sebulan lalu karena sebuah tantangan yang di berikan teman mereka. Berawal dari pembicaraan tak disengaja membuat teman-teman menggoda mereka.
Awalnya, Chenle tak mau. Karena baginya sangat tidak etis jika menjalani hubungan seperti itu, tapi karena Jihun bilang, 'tidak apa-apa dan jangan terlalu dianggap serius', Chenle menurut. Toh, cuman tiga bulan 'kan?
Lagian, mereka lebih terlihat berteman daripada berpacaran karena tingkah mereka yang menggemaskan.
"Loh, itu kenapa beli ramyunnya banyak banget?" tanya Jihun begitu melihat Chenle memasukkan banyak ramyun dalam keranjang belanjaan.
Chenle menoleh. "Cuman buat jaga-jaga, siapa tau nanti pas malam aku lapar, ramyunnya tinggal diseduh. Kan nggak mungkin aku masak pake kompor, yang ada rumah malah kebakar."
"Hush, kamu ngomongnya. Kalo gitu acarnya jangan lupa, terus beli kimbap juga, kan nggak banget kalo terus-terusan makan mie, nggak sehat."
Chenle tersenyum sembari mengambil beberapa kimbap isi tuna.
"Yuk bayar."
Setelah keluar dari supermarket, Jihun dan Chenle berjalan beriringan sembari berbicara hal-hal seperti, 'bagaimana orang-orang dulu menemukan angka?' atau 'Kenapa tanah namanya bisa tanah?'
"Yakin nggak mau aku antar?" tanya Chenle membuat Jihun mnggeleng sembari tersenyum. "Nggak apa, sana pulang. Katanya mau ngerjain pr?"
Keduanya memang berbeda arah, Chenle ke kiri dan Jihun ke kanan. Chenle tak pernah mengantar Jihun sampai di depan rumah gadis itu. Alasannya, karena rumah Jihun terlalu jauh. Makanya gadis itu menolak, takut Jika nantinya Chenle malah lelah, tapi tenang, Chenle tahu kok dimana rumah Jihun.
"Sana jalan duluan."
Jihun tersenyum lagi dan melambaikan tangannya. "Dah, Chenle. Hati-hati ya pulangnya."
"Iya, kamu juga."
Chenle menatap punggung Jihun yang perlahan menjauh. Senyum lelaki itu perlahan memudar, seolah tiap langkah Jihun membawa senyumnya pergi. Chenle kembali memasang sebuah senyum begitu Jihun berbalik dan menatapnya, memberi isyarat agar pulang. Namun Chenle hanya tersenyum sembari mengibaskan tangannya, memberi isyarat agar berbalik pergi.
***
Jihun memencet bel rumah di depannya. Dalam dekapannya ada sebuah buku tebal bersampul deretan angka dan rumus dengan tulisan Matematika di depannya.
Hari ini Jihun berencana datang ke rumah Chenle untuk belajar bersama tanpa memberi tahu lelaki itu.
"Oh siapa, ya?"
Jihun membungkukkan badannya begitu melihat seorang wanita dengan tampilan elegan membuka pintu.
"Siang tante, saya Jihun. Chenle ada?" tanya Jihun sopan. Wanita itu terlihat menatap Jihun beberapa lama.
"Chenle lagi keluar. Kenapa, ya?"
Jihun mengerutkan keningnya. Padahal semalam Chenle bilang kalau dia akan berada di rumah seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Cloud Has A Silver Lining | 𝘡𝘩𝘰𝘯𝘨 𝘊𝘩𝘦𝘯𝘭𝘦 ✔
FanfictionBagi Chenle, kedatangan Jihun dalam hidupnya adalah hal terindah yang pernah Tuhan berikan padanya. Gadis manis itu selalu berusaha membuat Chenle yakin kalau setelah hujan akan selalu ada pelangi yang menghampiri. Chenle mencoba percaya, dan saat i...