Chenle
Jam lima sore, di taman dekat rumah kamu. Aku tunggu.Jihun menatap pesan yang dikirimkan Chenle sejam yang lalu. Hari ini Chenle tak masuk dan Jihun benar-benar khawatir dengan keadaan lelaki itu saat ini. Tadi malam, mereka berteleponan selama satu jam dan selama itu pula Chenle hanya meracau kalau dia tak berharga, lalu mematikan telepon secara sepihak dan tak bisa dihubungi lagi.
"Kamu ngapain melamun?" tanya Jinsol sambil duduk di depan sahabatnya yang duduk memangku tangan di atas meja.
"Oh enggak, aku cuman lagi mikirin rumus." Jinsol terkekeh. "Boong. Kentara kok kalo kamu mikirin Chenle. Ada masalah? Bukannya hubungan kalian baik-baik aja, ya?"
Jihun menghela napas. "Chenle nggak bisa dihubungin. Dia cuman kirimin pesan singkat doang tadi."
"Hm, mungkin dia ada masalah?" Jihun mengangguk. "Memang, dia juga cerita semalem sih di telepon, cuman abis itu mutusin sambungan sepihak dan nggak bisa di hubungin lagi."
Jinsol mengangguk. "Aku kalo jadi kamu emang was-was sih."
"Maksud kamu?" tanya Jihun membuat Jinsol menatap sahabatnya.
"Ingetkan ucapanku tentang Chenle beberapa waktu lalu? Dia agak aneh menurutku. Dia kayak raga tanpa jiwa, kosong. Dia itu kayakㅡmaaf ya, tapi menurutku dia itu kayak orang depresi. Cuman akhir-akhir ini dia kayak lebih baik sih, lebih berwarna mungkin?"
Jihun mengerutkan keningnya. "Maksud kamu gimana?"
"Tatapan dia ke kamu udah ngejelasin semuanya, dia nyaman dan sayang sama kamu, aku yakin itu," jelas Jinsol sambil memangku dagunya. "Jadi, perasaanmu ke Chenle gimana?"
"Boong dong kalo aku bilang, aku nggak suka Chenle. Bahagia Chenle sekarang jadi prioritasku," jawab Jihun sambil menunduk.
Jinsol terkekeh. "Peran kalian kebalik ya? Biasanya sih Cowok yang kayak kamu, tapi nyatanya bisa kebalik juga."
Jihun menatap Jinsol yang mulai berdiri. "Oh iya, coba dengerin lagunya Crush yang beautiful deh, bagus liriknya tuh buat tugas Seni kamu, latihan sana."
***
Jihun berlari sambil sesekali melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 05.30. Jihun terlambat tiga puluh menit karena hari ini jadwalnya untuk piket.
Begitu sampai di taman dekat rumahnya, Jihun mengatur napas sambil sesekali melirik sekeling yang tak ada tanda-tanda keberadaan Chenle di sana.
"Mungkin Chenle pulang?" tanya Jihun pelan pada dirinya sendiri. Gadis itu berjalan menuju bangku yang terletak di dekat sebuah pohon besar.
Jihun memutuskan menunggu Chenle, karena siapa tahu ternyata Chenle juga terlambat?
Gadis itu mengeluarkan ponsel dan memasangkan earphone di kedua telinganya, memutuskan latihan sambil menunggu Chenle.Gadis itu menutup matanya. Tangannya tergerak menscroll lirik lagu yang di sarankan Jinsol tadi. Jihun membacanya dengan teliti. Lirik lagunya sangat menggambarkan suasana Chenle dan Jihun sekali. Terlebih bagian ini,
It's beautiful life...
Ku kan selalu menjagamu
It's beautiful love
Bersandarlah kepadaku
Beautiful love
Airmata, juga senyummu, berbagilah bersama denganku
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Cloud Has A Silver Lining | 𝘡𝘩𝘰𝘯𝘨 𝘊𝘩𝘦𝘯𝘭𝘦 ✔
FanfictionBagi Chenle, kedatangan Jihun dalam hidupnya adalah hal terindah yang pernah Tuhan berikan padanya. Gadis manis itu selalu berusaha membuat Chenle yakin kalau setelah hujan akan selalu ada pelangi yang menghampiri. Chenle mencoba percaya, dan saat i...