Terhitung sudah delapan hari Jihun berusaha membuat Chenle bahagia, dan usahanya mulai membuahkan hasil.
Chenle tak lagi menyembunyikan emosinya dengan sebuah senyum palsu. Jika Chenle marah, lelaki itu akan bilang pada Jihun lalu mulai marah-marah pada benda mati di sekitarnya. Jihun selalu merasa gemas jika Chenle melakukan itu, imut.
Chenle juga lebih terbuka padanya. Lelaki itu tak lagi sungkan untuk menceritakan kisah hidupnyaㅡwalau tak banyak, Jihun senang karena Chenle tak tertutup seperti dulu.
"Hei." Jihun mendongak dan mendapati Jisung tengah berdiri di sisi meja. "Oh, Jisung?"
Jisung menengok ke sana-kemari. "Chenle mana?"
"Lagi ke kamar mandi. Kamu mau makan siang bareng?" tawar Jihun karena sekarang sedang jam istirahat dan kantin sudah penuh. Pikir Jihun, Jisung pasti mencari tempat duduk.
"Oh, engga. Aku cuman mau bilang sesuatu."
"Apa?"
Jisung tersenyum canggung. "Tolong jaga Chenle baik-baik, ya. Sebagai sahabat, aku ngerasa gagal karena nggak selalu ada di saat dia sedih, apalagi aku juga punya masalah belakangan ini, aku jadi nggak bisa di bantu dia disaat-saat dia kayak sekarang."
"Kamu nggak gagal jadi sahabat, kok." Jihun tersenyum sebelum melanjutkan, "hanya dengan kamu tetap di samping Chenle, kamu buat dia nggak ngerasa sendiri, itu cukup. Kalian berdua kalau ada masalah jangan di simpan sendiri , saling sharing itu perlu."
Jisung mengangguk. "Makasih ya, Jihun."
***
"Jihun," panggil Chenle membuat Jihun yang tadinya sedang asyik bermain ponsel di koridor kelasnya langsung mendongak dan tersenyum lebar.
"Oh, tumben kamu kesini?" tanya Jihun begitu melihat Chenle berdiri di depannya. Soalnya, lelaki bermarga Jung itu tak biasanya berada di koridor kelasnya di saat-saat istirahat kedua seperti ini. Chenle lebih suka tidur di kelas kalau jam-jam seperti ini.
"Oh, itu." Chenle menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum tak jelas. "Aku mau ngajak kamu kencan sepulang sekolah, mau?"
Jihun berbinar. "Beneran?"
Chenle menatap Jihun yang terlihat senang, lelaki itu ikut melukiskasn sebuah senyum. "Sebahagia itu kamu aku ajak kencan?"
"Duh Le, aku tuh gemas sama kamu tau nggak," ucap Jihun membuat Chenle mengangkat sebelash alisnya. "Maksud kamu?"
"Kamu kok bisa ngajakin kencan dengan seimut itu? Gimana aku nggak gemes?" tanya Jihun memnuat Chenle tertawa. "Jadi, selama ini aku keliatan imut aja?"
Jihun menggeleng. "Nggak lah. Kamu itu terlihat beragam dimata aku. Kamu bisa imut, ganteng, juga manis. Bikin gemas tau nggak."
Lagi, Chenle tertawa. Tangannya tergerak mengacak rambut Jihun, kemudian kembali merapikan. "Kamu juga gemesin, apalagi pas senyum."
"Apa sih, Leㅡ tapi bukannya kamu ada les ya hari ini?"
Chenle menggeleng. "Aku bolos demi kamu, jadi jangan batalin tiba-tiba, oke?"
"Perasaan yang sering batalin janji itu, kamu deh?" sindir Jihun membuat Chenle tertawa. "Iya deh, aku ngalah. Dadah, Jihun."
***
"Aku punya cita-cita konyol waktu Sekolah Dasar dulu," ucap Chenle membuat Jihun menoleh. "Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Cloud Has A Silver Lining | 𝘡𝘩𝘰𝘯𝘨 𝘊𝘩𝘦𝘯𝘭𝘦 ✔
FanfictionBagi Chenle, kedatangan Jihun dalam hidupnya adalah hal terindah yang pernah Tuhan berikan padanya. Gadis manis itu selalu berusaha membuat Chenle yakin kalau setelah hujan akan selalu ada pelangi yang menghampiri. Chenle mencoba percaya, dan saat i...