Jihun tengah menunggu Chenle yang sedang ke kamar mandi di salah satu bangku taman. Gadis itu menatap benda berbentuk persegi panjang di tangannya dengan penasaran.
Selama hampir dua bulan berpacaran, Jihun belum pernah membuka ponsel Chenle, tak enak soalnya. Namun karena kondisi saat ini sangat mendukung, Jihun memilih menekan tombol power di sebelah kanan ponsel.
Lockscreen Chenle berwarna putih polos. Lelaki itu tak memasang pola ataupun kata sandi. Dengan ragu, Jihun menggeser layar dan terpampanglah home screen milik Chenle yang berwarna hitam dengan tulisan, 'not sad but not happy.'
Jihun hanya berdehem dan berusaha berpikir positif, mungkin kata-kata itu menggambarkan suasana hati Chenle sekarang, karena lelaki itu pernah bilang kalau dia selalu memasang walpaper yang sesuai dengan isi hatinya.
Jihun tersenyum tipis. Mulai sekarang dia harus lebih berusaha membuat Chenle bahagia. Namun senyumnya berangsur luntur begitu membuka galeri milik Chenle yang hanya berisi empat file.
Cat, yang berisi foto-foto kucing.
Wtf, isinya tentang screenshot materi yang di ambil lelaki itu dari internet.
Jihun, berisi foto-foto Jihun yang kebanyakan diam-diam lelaki itu ambil.
Dan, d. File yang berisi walpaper dan quotes yang menjurus pada depresi.
Jihun menggigit bibirnya pelan, merasa gelisah. Dari kejauhan, Jihun melihat Chenle berjalan ke arahnya. Dengan cepat gadis itu segera keluar dari galeri, menghapus riwayat aplikasi dan kembali mengunci ponsel Chenle.
"Udah selesai?" tanya Jihun sembari menunjukkan senyum. Chenle mengangguk dan ikut tersenyum membuat Jihun merasa miris.
Le, apa senyum yang selalu kamu tunjukkin itu palsu?
"Eh, hape kamu bunyi." Jihun menyerahkan ponsel Chenle. Dapat Jihun lihat kalau mata Chenle berbinar begitu melihat nama pemanggil.
"Halo, kak Jeno!"
Jihun diam sambil memperhatikan Chenle yang duduk sambil menerima panggilan dari seseorang bernama Jeno itu. Jihun tebak, dia pasti kakak sepupu yang Chenle bicarakan tadi pagi.
Chenle terlihat senang. Hampir dua bulan mengenal Chenle, Jihun tak pernah melihat pacarnya sebahagia itu. Bahkan Chenle tertawa lepas membuatnya terlihat menggemaskan.
Jihun tersenyum begitu matanya dan Chenle bertemu. Lelaki itu terlihat sedikit terkejut sebelum akhirnya kembali berbicara pada Jeno.
"Kak, nanti aku telpon lagi, ya. Sekarang aku lagi di jalan."
Chenle lalu menyimpan ponselnya di saku dan tersenyum canggung pada Jihun.
"Maaf, ya. Aku keasyikan ngobrol tadi," ucap Chenle tak enak membuat Jihun menggeleng dan terkekeh. "Nggak masalah kok, kamu keliatan senang banget tadi."
"Oh itu." Chenle menggaruk belakang kepalanya. "Kak Jeno bilang kalo dia mau pulang ke Korea, walau masih lama, sekitar dua bulan lagi."
"Berarti bagus dong?" Chenle mengangguk. "Kalau ada dia, aku mungkin bisa kabur dari rumah."
Jihun terdiam sebentar sebelum tersenyum. "Le, lapar nggak? Kita makan yuk?"
***
Jihun menatap Chenle yang sesekali menatap ke sana-kemarin dengan senyum yang selalu telukis di wajahnya. Entah ini perasaannya saja atau memang Chenle yang selalu menjaga jarak dengannya?
Maksudnya, sejak awal Chenle selalu menjaga yang namanya skinsip di antara mereka. Bukannya Jihun haus akan skinsip, bukan. Jihun hanya merasa heran karena Chenle selalu memperlakukannya bak kaca tipis yang akan retak jika disentuh. Seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Every Cloud Has A Silver Lining | 𝘡𝘩𝘰𝘯𝘨 𝘊𝘩𝘦𝘯𝘭𝘦 ✔
FanfictionBagi Chenle, kedatangan Jihun dalam hidupnya adalah hal terindah yang pernah Tuhan berikan padanya. Gadis manis itu selalu berusaha membuat Chenle yakin kalau setelah hujan akan selalu ada pelangi yang menghampiri. Chenle mencoba percaya, dan saat i...