The Flashback Part

593 57 6
                                    

Flashback

“Dok! Pasien tersadar!”

Jinah dan Taeyong seketika menoleh ke arah suster yang berteriak itu. Jinah langsung berlari kecil menuju ruang ICU. Tangisanya berubah saat melihat Yerin dan Hoshi membuka kedua mata mereka.

Dokter yang memeriksa mereaka menggelengkan kepala. “Ini sebuah keajaiban dari Tuhan.”

Setelah itu dokter keluar dari untuk mengecek data pasien.

“Eomma.. Appa.. ” lirihnya pelan.

Tak kuasa ia melihat orang tuanya dibalut berbagai perban di kepala dan kakinya.

“Jinah sayang.. ” Yerin melirih memanggil nama anaknya yang sekarang ada di hadapannya.

“Aku disini eomma. Tolong jangan membuat Jinah sedih.” Jinah mengelus punggung tangan Yerin dan mengecupnya sesekali.

“Jinah sayang, ayo keluar. Disini tak baik untukmu sayang.” Ajak Irene tapi Jinah menolak. Ia hanya ingin di samping Yerin dan menemaninya.

Tangan Yerin menggenggam lemah tangan Irene membuat sosok yang lebih tua setahun darinya terdiam dan menatapnya sedu.

“Irene eonni,  jagalah Jinah dengan baik.”

Irene menggenggam tangan Yerin dengan kuat meminta penjelasan kalimat yang baru saja terucap dari mulut Yerin. “Apa maksudmu? Jangan katakan seperti ini. Jebal.” Irene terisak pelan.

Disisi lain Taeyong juga merasakan hal yang sama. Dia tengah sedih melihat Hoshi terbaring lemah tak bisa menggerakan badannya satupun. Kerusakan otak akibat pendarahan mendalam di bagian kepala membuat ia lumpuh. Lumpuh dari perut hingga ujung kaki.

“Hyung.” ia melirih dibalik masker oksigen yang menempel di wajahnya.

Sungguh pemandangan ini membuat Taeyong tak tega. Ia begitu tau kalau Hoshi sudah banyak menderita setelah sekian tahun kehilangan istrinya akibat kecelakaan dan baru saja dipertemukan kembali.

“Jangan berkata apapun. Kau akan semakin lemah. Lebih baik istirahat saja ya?” Air mata Taeyong terjatuh.

Ini merupakan titik terlemah dihidupnya. Ia bahkan tak tega melihat kondisi Yerin yang mungkin sama dengan Hoshi yang berada dihadapannya. Sungguh ironis.

“Hyung.. ber-jan-ji-lah.. Sa-tu-hal.. Un.. Tuk.. ku.”

“Kumohon jangan berkata apapun. Kau semakin lemah.” Taeyong mengenggam tangan Hoshi.

“Jaga Jinah dan rawat dia. Waktuku tak banyak. Uhukk” Hoshi terbatuk.

Tubuhnya semakin lemah dan merasa kesakitan. Ia paham kalau ia tak dapat bertahan lebih lama lagi.

“Bertahanlah! Bertahanlah demi Kwon Jinah!”

“Aku menyayanginya. Ucapkan terima kasih dan perminta maafku dan Yerin untuknya. Maaf membuat ia harus merasakan kasuh sayang yang sebentar dari kedua orang tuanya yang baru saja bersatu.” Hoshi mengucapkannya dengan terbata. Ia semakin merasa sesak di dadanya. Tanpa sadar keduanya mengeluarkan air mata.

Yerin's

Jinah dan Irene semakin terisak.

“Eonni, berikan sebuah surat ini dariku dan Soonyoung untuk Jinah. Bacalah nanti... ”

“Jangan katakan apapun!”

“Dan.. Aku menyimpan delapan surat lain di mobil kami. Ambil dan berikan padanya di setiap ulang tahunnya. Ada hal lain juga yang tersimpan di mobil itu juga..” nadanya semakin lemah. Matanya mulai menunjukan perubahan yang tak biasa.

“Eomma sayang padamu.. Jinah..”

Dan setelahnya terdengar bunyi nyaring yang cukup panjang. Irene shock dan langsung histeris melihat Monitor Pasien menunjukan garis lurus.

Ia berteriak, “Dokter!”

Taeyong yang sadar sejak mendengar bunyi tadi langsung keluar memanggil dokter. Ketika hendak masuk lagi, tubuhnya ditahan oleh Hoseok. “Ada apa?”

Matanya berkaca-kaca, “Monitor Pasien Yerin berbunyi nyaring dan menunjukan garis lurus.”

Hoseok shock beserta Yumin. Kini kakinya melemas seperti tak ada kekuatan untuk berdiri.

Taeyong kemudian mencoba masuk namun ditahan oleh suster dan beberapa perawat pria disana. Bahkan Irene dan Jinah sudah keluar karena keadaan genting itu.

Dokter dalam ruangan mulai menyalakan defibrillator dan mulai memberikan alat kejut untuk memacu jantung pasien kembali berjalan.

Ia mulai bekerja keras sekuat dan sebisa mungkin. Ia mengejutkan jantung Yerin namun monitor masih tetap menunjukan hal yang sama. Kembali ia mengejutkan dan hingga kali ke tiga hasilnya sama.

Dokter menghela berat dan menatap dua orang suster yang membantunya. “Dia tidak bisa kita selamatkan.”

“Nyonya Kwon Yerin, waktu kematian 18.56.” tambah sang dokter.

Seorang suster berteriak tak terlalu kencang pada sang dokter. “Dok! Pasien disini tiba-tiba drop! Jantungnya melemah!”

Dokter kembali terkejut segera menghampiri pasien tersebut. Salah satu suster menutup tubuh Yerin dengan kain putih panjang. Kini mata Yerin tak dapat terbuka kembali.

“Pasien terserang serangan pernafasan!”

“Siapkan alatnya!”

Dokter mulai mengatur oksigen pasien dan menyiapkan defibrillator untuk Hoshi.

Oh Tuhan!

Keadaan Hoshi mulai lemas dan perlahan pergerakannya menipis. Matanya mulai perlahan menutup dan nafasnya berubah menjadi pendek.

“Aku mohon bertahanlah!”

Mereka berusaha sekuat tenaga seperti yang mereka lakukan seperti Yerin. Mereka berharap kalau pasien ini haruslah selamat.
Tapi harapan tinggalah harapan. Mereka kembali gagal menyelamatkan nyawa seorang pasien lagi. Keadaan Hoshi sudah parah akibat kecelakaan dan mengenai saraf pusatnya.

Mereka kini merasakan beban berat di pundak mereka. Suster kembali menutup tubuh Hoshi dengan kain putih panjang.

Dokter keluar dengan menundukan kepala. Semua orang di luar langsung mendekatinya dan berharap cemas.

“Maaf, kami sudah berusaha. Tapi Tuhan berkehendak lain. Kami tak dapat menyelamatkan nyawa mereka berdua.”

Sedetik air mata mereka semua yang sudah terbendung dan berusaha agar tak keluar langsung pecah dan mengalirkan semua benda cair bening itu. Taeyong dan Irene yang sudah duluan menangis kembali tak kuasa menahan air mata mereka kembali dan menangis lebih sedu.

Jinah yang paham perkataan dokter langsung shock dan pingsan.

“Jinah!”

Flashback off

-- -- --

Hali semua, sesuai dengan judul ini adalah bagian dari flash back dimana Hoshi dan Yerin meninggal.

Dan pengumuman.

Trilogy akan dihapus karena saya nggak bisa melanjutkan. Mohon maaf sebesar-besarnya kepada SooRin. Karena menurut saya trilogy sedikit menyimpang dari cerita utama.

Untuk itu sekali lagi mohon maaf.

[2] I'm Sorry • 권 순영 • ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang