Siapa yang tidak senang dikenal banyak orang? Siapa yang tidak bahagia disaat semua kemauannya bisa ia dapatkan? Berlebih. Namun, percayalah sesuatu yang berlebihan tidak selamanya merupakan sumber kebahagiaan. Benar jika uang bukanlah segalanya meski segalanya membutuhkan uang.
Cuaca hari ini memang sedang tidak mendukung. Awalnya Julia mempunyai jadwal untuk pemotretan tapi berhubung cuaca kurang mendukung jadi semuanya di cancel. Setidaknya Julia mempunyai waktu untuk memanjakan diri.
Berjalan dibawah rintik-rintik hujan. Meski memakai jaket tapi rasa dingin benar-benar masih menusuk sampai kedada.
"Sedikit lebih mengkontrol kayaknya bisa" seseorang mengagetkan Julia dari belakang
Segera Julia mencari sumber suara itu. Reynand Adi Jaya.
"Mungkinkah kau melewatiku begitu saja?" sambung Rey
"Sekiranya mata saya tidak berada dibelakang" jawab Julia sarkas
"Cofee?"
"Saya tidak minum cofee"
Kemudian mereka berdua hanya terdiam tanpa ada yang berbicara. Melangkah dan terus melangkah menyusuri jalan yang terbilang sepi.
____
"Bagaimana tidurnya?" tanya Rey
"Nyaman. Bagaimana bisa kau tadi ada ditempat itu?"
"Tentunya tidak untuk menunggumu"
Julia hanya memasang tampang tidak peduli.
"Menunggumu" lanjut Rey
"Lelucon. Saya lagi tidak mood hari ini." jelas Julia
"Perlukah saya mengenal anda lebih jauh lagi?" tanya Rey
"Bill nya tolong" bukannya menjawab pertanyaan Rey, Julia malah meminta bill kepada pelayan.
"Maaf hari ini saya sibuk. Jangan berada disekitaran tempatku untuk 2 hari kedepan. Saya sudah membayar bill nya, anggap saja ucapan terimakasih saya semalam." Jelas Julia yang kemudian langsung meninggalkan Reynand. Rey juga hanya diam dan mengikuti kemauan Julia.
Aneh bukan?
____
"Kabar terbaru datang dari model cantik bernama Julia Pragita. Setelah kasus narkoba orang tuanya terungkap, kini model yang biasa dipanggil Jules itu enggan untuk berkomentar. Bisa kita lihat sendiri, kediamannya bahkan tertutup rapat. Dan disini sudah banyak wartawan yang menanti Jules keluar"
Remote yang sedari tadi digenggam sekarang sudah hancur karena dilemparkan kedinding. Seharian ini Jules terkurung dirumahnya sendiri. Satu hari yang lalu orang tuanya ditangkap polisi karena kasus narkoba. Dan satu hal yang ia tidak sukai, dia tidak ingin ikut campur dengan masalah orang tuanya. Namun bagaimanapun keinginan Julia, wartawan tetaplah wartawan.
"Maaf mba Jules, wartawan diluar sangat banyak. Kami tidak bisa menahan mereka jadi kami hanya menutup pagar erat-erat" lapor salah satu satpam rumah Julia.
Julia hanya menggeram pelan. Bagaimana ini bisa terjadi? Ia seperti ingin sekali menghapus riwayat bahwa orang tuanya yang sekarang menjadi tahanan KPK bukanlah ayah dan ibunya. Begitu besarkah benci seorang Julia untuk kedua orang tua kandungnya?
Jules merasa tidak ingin terus-terusan seperti ini. Terkurung didalam rumah sendiri, terjebak dirumah sendiri. Difikirannya kini hanya Reynand.
"Halo, Rey"
"Halo Jules. Kenapa?"
"Bisa jemput saya, tapi dirumah bukan di apartemen. Nanti saya sendloc"
"Bisa. Jam berapa?"
"Sekarang tapi lewat pintu belakang. Nanti saya jelaskan dipesan" tanpa menunggu balasan Reynand, Julia langsung mematikan telfonnya dan segera mengirimkan Rey alamat rumahnya.
"Meli, ambilkan topi dan masukkan beberapa baju saya kedalam koper" jelas Julia kepada asistennya
Tidak perlu menunggu lama, Meli turun membawa satu topi floppy hitam dan koper.
"Kalian tetap jaga dirumah. Saya akan keluar kota beberapa hari. Tidak usah ada yang ikut. Cukup jangan berikan wartawa itu ruang untuk masuk" Jelas Jules
"Sudah di tkp" satu pesan dari Reynand masuk.
Segera Julia menghampiri Rey di gerbang belakang dengan pakaian serba hitam. Dari kejauhan terlihat mobil berwarna putih sudah terparkir. Ya, mobil Reynand.
"Kopernya simpan di jok belakang saja" jelas Rey. Tanpa basa basi Jules menyimpan kopernya di jok belakang dan duduk didepan samping Rey.
Langsung saja Rey menamcap gas mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Difikirannya menjauh dulu dari rumah Julia.
"Kamu tau masalah saya?" tanya Jules
"Setidaknya saya punya tv dan radio untuk mendengarkan berita terbaru. Saya juga pandai memainkan medsos dan mengakses internet" jawab Rey
"Ga habis fikir saya sama mereka. Tiba dapat musibah, saya di seret-seret"
"Memangnya apa apalasan terkuatmu untuk tidak menyukai ini?"
"Hmmm... Sebenarnya saya lagi malas membahas itu"
"Yasudah. Kamu ke villa saya saja. Kalau kamu masih di sekitaran sini, wartawan mudah mendapatkanmu" jelas Rey
"Bawa saya ke villa mu kalau begitu"
"Ok"
_____
Mobil putih Reynand berhenti didepan villa putih yang menampilkan bangunan klasik sederhana tapi enak dipandang. Bersih dan sangat terawat. Ditambah untuk pemandangan disekitarnya nyaman, tentram dan indah.
Julia langsung keluar dari mobil dan memperhatikan setiap view yang ada ditempat itu. "Fresh" batinnya.
"Bagaimana? Suka?" tanya Rey yang hanya dijawab sebuah anggukan oleh Julia. Kemudian Rey masuk kedalam villa mencari pembantu yang menjaga villa nya.
"Jules" panggil Rey
Jules yang sedaritadi sibuk menikmati kesejukan pemandangannya langsung menghampiri Rey yang berdiri dengan seorang wanita paruh baya, tentu saja pembantunya.
"Paham dengan apa yang saya jelaskan tadi, bu ?"
"Paham mas Rey"
"Jules ini bu Asih, yang merawat villa saya. Dia yang akan menemanimu disini. Saya harus balik sekarang karena akan ada meeting jam 4. Yang betah disini" jelas Rey
"Ok. Makasih sebelumnya"
_________
Saran dan kritiknya yah readers💕
KAMU SEDANG MEMBACA
DISAPPEARED [ON GOING]
De Todo[.......................] #14 Tears #4 Trouble #12 Trouble #21 Tears #48 Tears #50 Tears #246 Kisah I feel the worst when i'm alone. Because, that's when the monsters in my head say "HELLO". Julia Pragita. Melalui banyak rintangan yang silih bergant...