[Part 4]

40 2 0
                                        

"Sini cepat sayang" keduanya memancarkan kebahagiaan. Sedaritadi senyum mereka tidak pernah berhenti. Mempunyai peri kecil adalah impian wanita itu.

"Mama...... " anak kecil berwajah cantik dan manis menghampiri ibunya.

________

Mata Julia langsung terbuka bagaikan orang yang sedang kemasukan setan. Dia baru saja mengalami mimpi indah sebenarnya, tapi buruk untuk Julia.

Matanya tertusuk oleh cahaya matahari yang mencoba masuk melalui sela-sela gorden. Julia tidak menghindari cahaya itu bahkan dia membiarkan cahaya itu memasuki matanya.

Aku tau ini salah. Aku sadar. Aku dididik oleh kalian menjadi orang baik selama kecil tapi mengapa disaat aku beranjak dewasa kalian juga mengajarkanku untuk membenci. Bukannya membenci orang lain, tapi kalian sendiri. Jujur saya rindu, saya mau seperti anak-anak lainnya. Aku tidak perlu disayang, aku hanya berharap jangan ada rasa benci ini. Tapi kenapa begitu susah. Siapakah yang salah, aku atau kalian?

"Pagi mba Julia" lamunan Julia dibuyarkan kedatangan bu Asih yang membawa sarapan

"Tidak perlu repot-repot bu, saya bisa sendiri. Bawa saja sarapan itu ke meja makan, kita sarapan sama-sama" jelas Julia

Bu Asih hanya mengangguk mengikuti perintah Julia. Julia memang tidak suka diperlakukan seperti itu, dia bukan tuan rumah dan merasa tidak sepantasnya bu Asih melakukan hal tersebut terhadapnya, itu terlalu berlebihan.

________

"Selamat pagi, bu" sapa Julia kepada bu Asih yang sibuk didapur

"Pagi mba. Silahkan sarapan"

"Ibu Asih mau kemana?" tanya Julia pada bu Asih yang meninggalkannya sendiri di meja makan

"Kedapur, mba. Kenapa?"

"Duduk sini kita sarapan dulu. Saya tidak suka sarapan sendiri"

Ibu Asih tidak punya pilihan lain karena Julia terus memaksa untuk ditemani sarapan. Semenjak Julia hidup sendiri dia sangat benci yang namanya makan sendiri. Makan sendiri sangat menyedihkan untuk dirinya.

"Bu Asih rumahnya dimana?"

"Di desa sebelah, mba"

"Anak dan suaminya dimana?"

"Suami saya setahun yang lalu sudah meninggal dan sampai suami saya meninggal kami belum dikaruniai anak." jelas bu Asih

"Padahal suami saya ingin sekali mempunyai anak, terlebih saya mba. Kami sebagai wanita tidak lengkap rasanya jika belum mempunyai keturunan. Tapi ini semua sudah menjadi jalan Allah untuk kami, saya tidak mau mengeluh mungkin Allah punya kehendak lain" sambung bu Asih disertai dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca

Julia sempat terdiam mendengar kata-kata bu Asih dan sedikit merasakan pedih bagaikan tergores silet. ngilu juga.

"Kalau ibu punya anak, mungkinkah ibu akan menyia-nyiakan anak ibu?"

"Tidak akan pernah. Anak itu suatu karunia dan titipan Allah yang harus dijaga. Justru ibu akan menyayanginya sepenuh hati, ibu akan merawatnya dengan baik, memberikan ASI, menjadi guru terbaiknya, dan akan selalu mendorongnya menjadi pribadi yang baik dan sukses. Mendapatkan keturunan adalah impian semua wanita. Terkadang ibu berfikir, apa yanh ada difikiran orang-orang diluar sana yang tega membuang anaknya, membunuh anaknya, bahkan menggugurkan kandungannya. Seharusnya mereka bersyukur, lihat ibu sampai sekarang tidak dikaruniai anak. Begitu dalam keinginan ibu, tapi ibu tidak bisa apa-apa." jelas bu Asih

Tanpa sadar mata Julia sudah berkaca-kaca. Andai saja dia bisa memilih, dia ingin terlahirkan kembali dari rahim seorang bu Asih. Tidak perlu terlahir dari keluarga kaya, dia hanya butuh terlahir didalam keluarga yanh penuh cinta dan kasih.

"Mba kenapa?" tanya bu Asih

"Tidak apa-apa. Saya hanya terharu mendengar cerita ibu. Kasian juga untuk anak-anak yang sengaja diterlantarkan oleh ibunya. Pasti mereka butuh kehangatan, dukungan, dan kasih sayang. Pasti mereka juga ingin tumbuh dengan menjadikan ibunya motivasi hidup dan sukses. Sungguh tidak berprikemanusiaan wanita seperti itu" jelas Julia dengan nada sedikit sinis

"Itu yang selalu difikiran ibu. Betapa teganya dan kejamnya, jika saja ibu punya anak ibu rela tidak memakai baju untuk menutupi badan anak ibu agar tidak merasakan dingin. Tapi yasudahlah, Allah mempunyai rencana lain. Sudah sarapannya?"

"Sudah. Silahkan dibereskan, bu. Terimakasih untuk cerita ibu pagi ini" kemudia Julia meninggalkan meja makan dan menuju kekamarnya.

Derrrttt...Derrrttt

Satu panggilan video masuk ke hp Julia. Terpampang tulisan "Grandma". Segera Julia mengangkat video call itu.

"Halo grandma. I miss you"

"Halo sayang. Grandma juga rindu. Bagaimana keadaan kamu?"

"Sedikit tidak baik karena dua orang itu. Sekarang Julia harus mengasingkan diri dan sejenak meninggalkan rutinitas Julia. Jules gasuka begini grandma. Julia semakin tertekan"

"Grandma mengerti sayang. Kamu sabar dulu yah. Jadi sekarang kamu dimana?"

"Di villa teman. Enak juga disini, nyaman dan ga buat Julia tertekan. Grandma tidak usah balik dulu ke Indonesia. Julia berfikir untuk berhenti didunia entertaiment"

"Ssttt, sudah kamu refreshing saja dulu disana. Akhir bulan grandma pulang. Sudah dulu ya"

Kemudian percakapan antara cucu dan grandma tersebut selesai. Jadi semenjak kejadian itu, Julia memang diambil alih oleh grandma dan grandpa nya. Namun karena pekerjaan, jadi grandma dan grandpa Julia harus pindah ke Jerman. Lagian Julia juga tidak sendiri dirumah ada asisten, manager, pembantu dan satpam yang juga tinggal dirumah Julia. Menyedihkan bukan? Tidak ada sanak saudara. Semuanya buka keluarga tapi melebihi keluarga.

TBC

Sorry untuk typo yang masih bertebaran wkwkwk💕😚

DISAPPEARED [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang