"Bu Asih, Julia izin keluar sebentar ya. Mau cari angin sekalian berkenalan dengan warga sekitar"
"Iya, Mba. Jangan terlalu jauh nanti mba tersesat"
Setelah mengikat tali sepatunya, Julia memperbaiki bajunya dan memakai topinya. Sebenarnya Julia belum tahu area villa ini tapi sewaktu mandi tadi pagi dia merasa excited dengan perkebunan teh yang tidak jauh dari villa. Niatnya ingin kesana untuk menghirup udara segar. Melepas penat dan refreshing tentunya.
Belum jauh Julia berjalan, dia disuguhi pemandangan danau yang terbilang cantik dan nyaman. Sangat tenang. Akhirnya dia memilih untuk singgah sebentar ketepi danau itu. Lagipula dia adalah salah satu wanita penyuka danau. Baginya danau bisa diajak bersahabat setelah senja.
"Andai saja hidup bisa setenang dan seindah danau ini" harap Julia sambil melihat sekitaran danau itu. Sedangkan tangan kanannya sibuk membuang batu ketengah danau. Masih sibuk menghirup udara segar ditepi danau, pandangannya terhenti disebuah pohon yang dibawahnya ada seorang laki-laki yang sedang jongkok dan menunduk. Dia tidak bisa menjangkau wajah orang itu karena kepalanya ditutupi topi jaketnya.
"Kakak sendirian saja?" Julia dikagetkan oleh anak kecil yang tiba-tiba duduk disampingnya.
"Astagfirullah" kaget Julia
"Loh kakinya kok tidak ada" sambung Julia yang memperhatikan anak kecil perempuan yang duduk namun tidak berkaki
"Saya sejak lahir memang sudah tidak mempunyai kaki kak, saya cacat" jelas anak itu
"Untunglah. Saya fikir kamu hantu"
Anak kecil itu hanya tertawa tanpa suara sambil menutup mulutnya.
"Kakak tadi tidak jawab pertanyaan saya"
"Bisa lihat sendiri kan, saya sendiri"
"Kak jangan galak-galak. Saya cuman mau bilang kalau tadi saya lihat ada orang duduk disamping kakak, setelah mendekat orang itu menghilang" jelas anak kecil itu
"Kamu jangan bercanda. Tidak lucu" tidak dipungkiri bahwa sekarang Julia sedikit merinding. Pasalnya anak kecil memang masih bisa melihat mahluk-mahluk halus. Bisa saja yang bicarakan anak ini benar. Julia sontak berdiri dan menjaga jarak dengan anak itu.
"Saya bercanda. Maaf yah kak. Kalau begitu saya pulang dulu" anak itu kemudian tersenyum sebentar lalu mengambil tongkatnya dan meninggalkan Julia.
Julia tidak menjawab perkataan anak kecil itu. Dia hanya menjaga jarak berharap sesuatu tidak akan terjadi padanya beberapa detik kemudian, karena sesungguhnya Julia adalah tipe orang yang parnoan. Setelah anak kecil itu lumayan jauh darinya, Julia mengalihkan kembali pandangannya kearah pohon yang tadi. Ntah apa yang membuatnya penasaran dengan laki-laki dibawah pohon tadi.
"Kok tidak ada" batin Julia. Sosok laki-laki yang ia lihat dibawah pohon itu kini sudah tiada. Seketika bulu kuduk Julia berdiri dan memutuskan untuk meninggalkan danau itu. Dengan langkah yang cepat dan fikiran yang kemana-mana, Julia terus menunduk dan mencoba melupakan kejadian tadi.
Namun seseorang baru saja lewat dihadapannya dan benda kecil dari orang itu terjatuh. Awalnya Julia tidak peduli tapi dia berfikir mungkin saja benda itu berharga untuk orang itu. Dia mengambil benda itu yang ternyata KTP dan segera mencari sang pemilik. Seingatnya pemikik KTP itu seorang laki-laki berbaju serba hitam.
Julia kehilangan arah. Dia tidak bisa menemukan siapapun disana. Langkah orang itu terlalu cepat sehingga Julia memutuskan duduk sejenak untuk istirahat dan mengatur nafas. Timbul difikiran Julia untuk melihat siapa pemilik KTP itu, belum Julia melihat isi biodatanya seseorang menarik dengan keras KTP itu dari tangan Julia.
"Balikin" seru orang itu
Julia sontak kaget dan memperhatikan seorang yang sedang berdiri membelakanginya . Tentu saja Julia merasa tidak senang atas perlakuan orang itu.
"Ini punya gua. Tidak usah protes" sambung orang itu lagi tanpa menoleh melihat Julia dan langsung meninggalkan Julia sendiri.
Sungguh orang itu benar-benar sedang menguji kesabaran Julia. Tidak pernah dia diperlakukan kasar seperti itu. Meskipun orang itu pemiliknya tapi semua mempunyai etika dan sopan santun. Bahkan kata terimakasih pun tidak terlontarkan dari mulut orang itu.
Awalnya Julia ingin sekali menghantam kepala orang itu saking kesalnya namun niatnya diurungkan setelah mengingat sesuatu. Orang itu tidak asing. Ya, orang itu adalah orang yang ia lihat dibawah pohon pinggir danau tadi.
Baru saja Julia ingin mengobrol tapi dia sudah kehilangan kembali jejak orang itu. Dia hanya mengerjitkan kening dan mengatur nafasnya. Sedaritadi dia seperti berlari tanpa henti tapi hasilnya nihil. Dia pun juga baru menyadari, kenapa dia harus lari. Pertama, anak kecil itu sudah mengatakan bahwa dia bercanda dan kedua ternyata laki-laki itu nyata.
"Cepat sekali langkah orang itu." keluh Julia
"Kenapa tempat ini malah jadi sedikit memberikan kesan horor ya"
Sedikit membingungkan tapi Julia cepat-cepat melupakan kejadian itu. Yang terpenting adalah dia selamat dan tidak kenapa-kenapa setelah mengalami beberapa kejadian aneh yanh menimpanya hari ini.
_______
Sesampainya di Villa Julia langsung kekamar untuk mandi dan mengganti baju. Lalu ia memutuskan untuk duduk dibalkon villa saja. Memasangkan dua kabel pink yang imut ketelinganya lalu dia menyetel lagu kesukaannya Westlife - Maybe Tomorrow.
Julia memilih untuk duduk selonjoran, bersandar dan menutup mata. Belum ada 3 menit Julia mencoba untuk bersantai, firasatnya bahwa sekarang dia sedang diperhatikan oleh seseorang. Sungguh perasaan yang tidak enak bukan?
Julia langsung membuka matanya dan benar saja, dibawah ada orang memperhatikannya. Seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam. Julia mencoba mencubit dirinya, apakah dia mimpi atau tidak. Kenyataannya bahwa itu nyata.
"Dia lagi" batin Julia. Sosok laki-laki dibawah pohon danau tadi ternyata yang sedang memperhatikan Julia dari bawah. Orang itu melambaikan tangan kanan seperti memberikan isyarat atau kode tapi..
"Kenapa, Jules?" kehadiran Reynand memecahkan rasa penasaran Julia.
"Aduh diam dulu" jelas Julia. Kembali Julia melihat orang itu tapi orang itu ternyata sudah tidak ada lagi. Geram Julia yang langsung memukul besi balkon.
"Aduh kemana lagi dia?"
"Dia siapa?" tanya Reynand
"Ada tadi laki-laki dibawah sana"
"Saya tidak lihat siapa-siapa disana" jelas Reynand sambil mencari orang yang dimaksud Julia
"Iyalah karena kedatanganmu membuatnya pergi" sarkas Julia
"Kamu kenapa, Jules?"
"Kenapa apanya? Saya itu sedang mencari sosok laki-laki yang saya lihat dipinggir danau tadi"
"Siapa?"
"Saya juga tidak tau. Makanya mau cari tau tapi karena kamu datang, saya jadi kehilangan jejak lagi"
"Jules kamu tidak apa-apakan? Kamu tidak hmm"
"Apasih Rey, lagian kenapa kesini?"
"Saya cuman khawatir, kamu jangan keluar-keluar disini. Nanti kamu kenapa-kenapa. Dan lupakan sosok laki-laki yang kamu maksud itu. Itu cuman halusinasi kamu saja"
"Kayaknya kamu yang sedang kenapa-kenapa"
"Tidak, Jules. Saya disini untuk jaga kamu"
"Sudah Rey, meskipun kamu sudah nolong saya tapi tidak sepantasnya kamu ngatur-ngatur saya begini. Lagian kalau saya kenapa-kenapa saya akan memanggil asisten atau manager saya bukan kamu!"
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
DISAPPEARED [ON GOING]
Overig[.......................] #14 Tears #4 Trouble #12 Trouble #21 Tears #48 Tears #50 Tears #246 Kisah I feel the worst when i'm alone. Because, that's when the monsters in my head say "HELLO". Julia Pragita. Melalui banyak rintangan yang silih bergant...